Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Sabtu, 15 Juni 2013

Aku Dan Sebuah Cerita (Cerpen)



“Aku Dan Sebuah Cerita”
Karya : Anita Shanley and Gabriel Stevan Ewaldo | @anitashanley @gabrielstevwald
           
            Buku kusam yang berada di atas meja belajar itupun tiba-tiba terbuka dengan angin yang berhembus kencang dari arah cendela, mmebuat suasana sore itu berubah menjadi suasana tenang dan sejuk. Hembusan angin kencang tersebut membuka buku halam pertama buku berjudul “Aku Dan Sebuh Cerita”
            Lmebaran dengan kertas yang kusam dan kotor itu mempertonotonkan Barisan huruf-huruf yang tersusun rapi membentuk sebuah cerita di setiap alurnya.
Sejenak angin berhenti bertiup dan membiarkan lembaran buku itu terhenti di sebuah halaman yang juga penuh dengan tulisan….
13 Juni 2012
          “Riooo, kamu lama-lama nyebelin banget ya…”
          “Ify tenang dong, gue bingung, malam ini ada party kakakku, kamu kan tahu aku saynag banget dengannya”
          “ngomong aja kalau kamu males jalan denganku malam ini”
          “bukan seperti itu Fy, liat aku…” katanya cowok tersebut lalu memalingkan wajah gadis yang dicintainya untuk menatapnya. Mata mereka bertemu satu sama lainnya.
          “kamu percaya aku kan Fy” katanya pelan penuh kelembutan
          “ah masa bodoh, pacaran aja sama kakakmu” katanya lalu meninggalkan cowok manis itu terdiam di bawah pohon rindang, terlihat wajah kusamnya, melihat kekasihnya pergi meninggalkannya begitu saja.
          “Ifyy…” lirihnya, dia terduduk di bawah pohon, suasannya yang awalnya sejuk menjadi dingin, mulai satu persatu butiran air hujan membasahi dirinya.
          “Aku cinta kamu fy, tapi ingat kak Shilla juga penting dalam hidupku” Air matanya menetes deras, orang yang dia cintai tak bisa membuat dirinya bahagia, dia lebih mementingkan egonya sendiri dari pada pacarnya.  Cowok tersebut berusah berdiri, dia mengumpulkan sekuat tenaganya untuk berusaha berdiri, dia ambil satu kertas di sakunya lalu menulisakan kata “I love you Ify” diselipkannya di kotak kecil yang ada di bawah galian pohon tersebut, setiap dia marahan dengan kekasihnya tersebut tak lupa cowok manis utu menuliskan kata itu tak terhitung berapa kertas yang ada disana dan tak terhitung juga berapa kali mereka bertengkar.
“Saat aku tak bersamamu…”
“sentuhlah hatimu karna disitulah …
“aku akan hadir untukmu…”
“jika kau merindukanku…”
“menangislah karena saat itu aku sudah tak lagi bersamamu..”
“tapi… pejamkan mata indahmu itu..”
“karena disaat itu lah kamu bisa melihatku tersenyum untumu”

***
          Sejenak kemudian semilir angin kembali mengiringi tarian bunga-bunga sakura yang meliuk-liuk di antara lekukan tirai jendela yang tersibak menyambut kedatangan sang pembawa udara.
 Lembaran-lembaran itu kembali tersingkap melewati beberapa halaman, hingga terhenti kembali saat sang dewi angin menghentikan desah semilir merdunya.
                 Sebuah halaman yang masih penuh dengan rangkaian huruf membentuk untaian kenangan sang penulis….
2 juli 2012
          “Rioooo, aku itu capek sama kamu, tiap hari bertengkar, ini itu masalhnya, kapan sih ada waktu buat aku, dasar cowok plinplan banget jadi orang” crocos cewek manis tersebut
“Plllaaaaak…”  sebuah tamparan mendarat di pipimulus Ify, sontak membuat Ify menjerit kesakitan.
          “Maaf  Fy.. A..Aku..” kata Rio sembari memeluk gadis yang saat ini ada dihadapannya, dia merasa sangat menyesal telah menampar pipi mulus gadis yang sanat ini ia sayangangi dan Iia cinta.
          “Riooo kamu jahat yooo kamu jahat” katanya sambil menangis di bawah pohon rindang tersebut, semua orang yang ada disana menatap mereka dengan tatapan aneh, tapi eduanya tak merasa risih, mereka tetep saja meneruskan daram mereka.
          “Ify sekarang kamu mau aku ngelakuin apa biar kamu ngerti rasa ini Fy”
          “….”
          “ify jawab dong fy….”
          “…”
          “sayang….”
          “aku pengen ngerti, kenapa kamu lebih mentingin kaka kamu dari pada aku?”
          “karena hanya dia yang aku punya di dunia ini fy ngertiin aku dong”
          “aku cemburu yooo, sanagt cemburu”
          “aku janji akan jauh mementingkan kamu, jadi sekarang kamu senyum ya..”
          “iya, makasih ya rio, pulang yuk…”
          “ya sudah tunggu di mobil ya, aku ada urusan sebertr” kata rio, ify hanya menganggu mantap lalu berjalan meninggalkan rio, sedangkan rio sibuk menulis kata “I love Ify” dan di tarus di bawah poshon tersebut lalu berlari menyusul gadis yang dia cintai tersebut.
“ketika kamu ingin menyentuhku…”
“sentuhlah dengan hatimu…”
“karena dengan hatimulah aku tersentuh”
“jika dulu kau menyesal telah menelantarkanku…”
“sekarang tersenyumlah…
“karena aku talah pergi jauh untuk meninggalkanmu…”
***
               Lembar demi lembar terus tersibak. Hembusan angin membuka kembali halaman-halaman lusuh yang terkadang hanya berisi coretan-coretan kasar ataupun gambar-gambar sederhana.Di halaman-halaman selanjutnya tampak beberapa baris kata dengan tinta yang luntur di beberapa bagian karena tetesan air mata.Air mata kepedihan dari si empunya cerita. Hingga sang dewi angin kembali memilih sebuah halaman untuk berhenti…..

5 Januari 2012
          “Rio… kakak mau cerita dengan mu…” kata seoarang cewek cantik datang mengampiri rio dengan wajah sendu
          “kenapa kak?”
          “kamu syanag kan sama ify?”
          “saynag banget kak…”
          “kamu cinta kan sama ify…?”
          “malah cinta banget kak…”
          “kamu ingin ngebahagian dia?
          “ dengan cara apapun akan aku bahagian dia kak”
          “kalau begitu jauhi dia…”
          “maksud kaka…?”
          “dia tak bahagia denganmu… sepertinya dia lebih banhagia dengan orang lain”
          “….”
          “…”
          “emangya kenapa kaka bilang gitu…?”
          “….”
          “kak… jawab…”
          “dia kemarin baru saja jadian dengan gabriel, teman kakak, yang lebih tepatnya mantan pacar kakak” enth kenapa apa yang dikatakan kak shilla sanagt membuat Rio erpukul semua tenaganya sudah hilang untuk saat itu juga. Air matanya mulai menets keringat dinginnya mulai bercucuran. Sontak tubuh rio pun jatuh dengan sendirinya.
          “Rioo… kenapa kamu…?”
          “bangunn yooo banguuunnn…..” Shilla pun bergegas menelpon ambulance untuk membawanya kerumah sakit.
Kau lepas genggam erat tanganmu
Pergi menjauh menerobos sang waktu
Tak lagi lekat canda tawa
Mengisi ruang hampa kehidupan

Alur sungai menuju hilir
Tak kan mampu kembali menjemput hulu
Semakin menjauh
Membawa pasir,lumpur dan bebatuan
Hingga sampai di ujung perjalanan
Terpisah jauh di tengah luasnya lautan”
***
Hembusan angin tersebut membuat lembaran tersebut terus membalik hingga halaman terakhirnya.
6 Mei 2013
          “Aku tuliskan semuanya untukmu, ku simpan semua kenangan bersama mu, ku yakin aku sudah tidak bisa sembuh dengan semua penyakit ini, kamu mau tau apa alasan utama mengapa aku tak mau jauh dari kakak ku karena aku memiliki penyakit jantung yang kapan saja bisa merengut nyawaku, dan saat ini lah waktunya, aku ingin lebih meluangkan waktuku bersama kakak tersayangku. Dan yakinilah aku cinta kamu ify, dan satu pesanku pergilah ke pohon cinta (sebutan pohon yang sering dilalui bersama ify) temukan sesuatu disana bukti betapa aku sangat mencintamu” Ify pun terduduk membaca surat yang 3 bulan yang lalu dibuat Rio yang baru sekarang dia buka karena dia tak sempat membacanya. Dengan 1 buah buku berjudul “aku dan sebuah cerita”.
Ify pun lalu begegas pergi menuju pohon tersebut dijatuhkannya buku tersebut di meja yang lembara demi lembaranya tertiup angin.
“Saat aku tak bersamamu…”
“sentuhlah hatimu karna disitulah …
“aku akan hadir untukmu…”
“jika kau merindukanku…”
“menangislah karena saat itu aku sudah tak lagi bersamamu..”
“tapi… pejamkan mata indahmu itu..”
“karena disaat itu lah kamu bisa melihatku tersenyum untumu”
“ketika kamu ingin menyentuhku…”
“sentuhlah dengan hatimu…”
“karena dengan hatimulah aku tersentuh”
“jika dulu kau menyesal telah menelantarkanku…”
“sekarang tersenyumlah…
“karena aku talah pergi jauh untuk meninggalkanmu…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar