Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Kamis, 27 Juni 2013

Sekolah Berhantu (Part 3)








Sekolah Berhantu





Mendadak tenggorokanku terasa kaku dan lidahku terasa kelu.Aku mencoba menelan ludah. Entah kenapa kalimat yang di ucapkan pak naga itu bagiku seperti sebuah ancaman
            “Ke… kenapa pak? Tanya ku
            “tahun lalu juga ada seorang anak sepertimu, bisa melihat hal gaib” pak naga terdiam sesaat. “Tapi dia tak lama bertahan”
            “Maksud bapak dia keluar dari sekoalh ini?” tanyaku bingung
            “bukan! Karena ikut campur urausan gaib, anak itu…” pak Naga meletakkan telunjukkanya di lehernya dan megerakkan membentuk sebuah garis lurus horizontal.
            “Kekkkk!! MATI” sambungnya sambil melototiku
            Terhenyak aku mendengar perkaaan dan melihat sikap pak Naga.
            “Berani ikut campur nyawamu yang menjaditaruhanya” lanjut pak Naga lagi.Tatapan matanya tajam semakin erhenyak aku mendengar perkataan pak naga terbelalak lebar menatapnya.
***
            Setelah kau mendengar pernyataan dari Pak Naga, aku yang tak boleh mencampuri urusan gaib di sekolah ini, aku merasa takut.Semuanya masih terlintas di benakku.
            Aku kembali ke kelas dengan hati yang gak karuan.
            “dimana Bolu?” tanya ku dalam hati ketika sampai di kelas dan duduk di sampingku. Sejak kejadianmarni tadi Bolu tiba-tiba menghilang.
            “Gas, dari mana kamu?” tanya temanku yang tak lain yaitu Gilang
            “oh, tadi habis dari ruang guru nemuin pak Naga” kata ku lalu mengambil buku dari tasku
            “oh, kamu udah tau, kalau Bu Winda tadi pingsan di toilet?” tanyanya pada ku, aku langsung kaget seketika mendengar pernyataan tersebut.
            “kok bisa” saut ku. Lalu dia menjelaskan semuanya.
            “iya, tadi Chelsea anak kelas sebelah menemui bu Winda sedang pingsan dan pendarahan” katanya lalu kembali ke bangkunya. Aku makin terbelalak mendengar pernyataan tersebut.
            “aku terlambat” ucapku dalam hati, pikiran ku masih tertuju dengan Bolu, Bu Winda, Hantu Jelek itu yang tak lain yaitu marni hantu penasaran tersebut, Hantu lengan bunting, murid yang setahun lalu mati gara-gara mencampuri urusan gaib disini dan yang paling membuat ku penasaran yaitu tentang pak Naga yang melarangku untuk mencampuri urusan Gaib di sekolah ini.
            Setelah beberapa menit di tunggu akhirnya Bel pulang pun terdengar di telinga ku.
            “Alhamdulillah..” kata ku sembari memberesakan buku yang ada di mejaku ke dalam tas ku.
            “Bagas, mau pulang baren kita?” tanya seseorang menepuk pundak ku
            “Eh Josia, gak ah Jos, mau ke perpustakaan dulu” kata ku, aku ingin pergi ke Perpustakaan ingin menyelidiki tentang marni hantu di yang tadi menganggu Bu Winda
            “Gas kalau hari pertama kaya gini, perpustakaan belum buka, mungkin dua atau tiga hari lagi” ucap Gilang, dan aku hanya mengangguk-angguk.
            “iya, kalau kamu pengen ke sana ya, terserah letak pepusatakaannya ada di lantai dua” kata Josia, sambil berpamitan dengan ku untuk pulang duluan dan di susul Gilang.
            Melihat ternyata Kak Adit masih lama, kesempatan ku untuk berjalan-jalan di lorong sekolahan ini, aku mencoba pergi ke perpustakaan.
            “Hei Gas” aku menoleh ternyata benar yang memanggil ku tadi ternyata seperti yang ku duga yaitu Bolu
            “ngapain kesini? Perpustakaannya lagi tutup kalau hari pertama kaya gini” katanya sambil terbang di atas kepalaku.
            “Hai Bocun” panggil seseorang aku dan Bolu lalu menoleh kea rah suber suara tersebut.
            “Siapa itu Lu?” kata ku sambil penasaram
            “itu leluhur disini, hantu-hantu disini panggil dia eyang” kata Bolu sambil terbang ke arah nenek tua yang jalannya membungkuk
            “Eyang, Aku ini Bolu, bukan Bocun, aku ini gak culun” kata bolu sambil memanyun kan bibirnya
            “iya benar kamu lucu tapi banyak culunya ya” kata Nenek tersebut sambil ketawa cekikikan. Aku hanya bingung dengan yang mereka bicarakan.
            Lalu selang beberapa detik nenek tersebut mulai melihat ku dengan tatapan dinginnya.
            “mau apa kamu kesini cucu?” tanya nenek tersebut padaku, aku bingung mau menjawab apa, aku hanya bisa terdiam. Sehingal Bolu yang menawabnya
            “Bagas aja di panggil Cucu, aku dipanggil Culun” kata Bolu sambil cemberut dan itu membuatku ngakak.
            “iya kan sama-sama ada kata cu nya, apa mau kamu eyang panggil cucian atau curang ajar” kata nenek tersebut sambil ketawa cekikikan sejenak membuat bulu kuudkku merinding.
            “udah lah yang, ledekin aku terus nih” kata Bolu lalu terbang di sampingku” tak kusangka ada seorang yang memanggilku dari belakang aku pun menolehnya.
            Tiba-tiba benar ternyata ada seorang gadis mendekati ku.
            “kamu lagi ngapain disini?” tanyanya padaku
            “hoh iya nama ku Cindai, yang duduk di sebrang bangkumu” lanjutnya lagi ternyata ini cewek yang tadi pagi aku puji cantik itu tadi.
            “nagapain dia kesini” ucapku di dalam hati masih bingung dengan keadiran Cindai tersebut
            “aku ngikutin kamu, aku penasaran sama kamu” katanya, sonta membuat aku terkejut, ternyata dia bisa membaca pikiran ku.
            “ka..kamu..” kata ku sambil terbatah-batah saking kagetnya.
            “iya aku bisa baca pikiran mu, aku juga tau kok kalau kamu bisa melihat hantu” katanya lagi yang membuat ku tambah kaget.
            “kamu tadi bicara sama siapa?” tanya Cindai, sontak membuat ku menoleh kea rah Bolu dan Nenek tersebut, ternyata mereka sudah tidak ada.
            “udah jangan bingung gitu” katanya lalu duduk di bangku dekat perpustakaan
            “kamu juga bisa melihat hantu?” kataku menyelidiki, dia hanya menggeleng
            “aku gak bisa melihat hantu sehebat kamu, aku hanya bisa melihat dengan mata batinku” katanya yang membuat tercenegang
            “iya, aku tau kok, kalau di bawah pohon besar itu ada anak perempuan sedang membaca buku” katanya sambil menutup matanya. Sontak membuat aku menoleh kea rah pohon besar, ternyata benar ada hantu perempuan yang sedang menunduk membaca buku.
            “iya benar, kamu benar” kata ku kagum
            “udah jangan kaget gitu, kamu penasaran ya sama sekolahan ini?” tanya nya, aku hanya mengangguk
            “aku juga sudah lama penasaran dengan sekolahan ini mulai dari aku sekolah disini” katanya. Belum sempat aku bertanya dia sudah mengetahui apa ynag aku ingin bicarakan
            “iya memang sekolahn ini berhantu” katanya,lagi-lagi dai hanya bisa membuat aku tercengang.
            “karena sekolahan ini dulu bekas tempat pembantian masal” katanya.
            “jadi kamu tahu semuanya tentang sekolahan ini?” tanya ku kepadanya selang beberapa detik terdengan suara dari belakang memanggilku sepertinya suara kak adit, aku membalikan badan ke kea rahk adit untuk tunggu sebentar. Saat aku ingin berpamitan dengan cindai ternyata dia sudah tidak ada di hadapanku, sungguh membuat aku kaget bukan kepayang.
            “kemana larinya cewek tersebut?” tanya ku dalam batin lalu berjalan mendekati kakakku.
***
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar