Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Kamis, 27 Juni 2013

Sekolah Berhantu (Part 2)

 Sekolah Berhantu




“Kamu kenapa?” terdengar suara guruku menegurku saat aku melompat kaget itu.Seluruh mata seisi kelas tertuju padaku saat ini.Aku tahu teman-temanku tak bisa mendengarnya, namun bagiku suara itu dingin dan mendirikan bulu roma ku.
            “kamu bisa melihat ku?” “apa yang kamu lihat?” hantu wanita itu berdesis pelan di telinga ku
            saat itu guru ku telah berbicara dengan suara dinginnya menjelaskan peraturan dalam seahun kedepan.
            “kenapa kamu menumpanginya?” tanya ku kepada hantu wanita itu
            “DIAM..!! itu bukan urusan mu!!” bentaknya. Terhenyak aku sesaat mendengarnya.Matanya dengan melototi ku, aku yang di pandangnya hanya bisa tertunduk.
            “Namanya marni” aku mendengar suara Bolu
            “Dia mati penasaran di sekolah ini” katanya lagi yang membuatku tambah negri mendengar pernyataan tersebut.
            “ooow” kataku sambil mengangguk-angguk, tak kusangka gu guru tersebut lalu melihatku dengan tatapan yang aneh.
            “kenapa kamu liatin sayan seperti itu?” tanyanya pada ku
            “gak papa kok bu winda” kata ku, tak mungkin kan aku berbicara jujur padanya.
            “iya udah jangan berulah lagi” ucapnya lalu kembali mengajar, sedangkan hantu wanita itu masih tetap melihatku dengan tatapan memangsa
            “lu, kenapa dia di badanya bu dina?” tanya ku pada bolu dalam hati
            “soalnya bu dina lagi halangan, dan di membuangnya dengan sembarangan, sedangkan marni suka banget darah kotor, jadinya dia mengikutinya” jelas Bolu sambil meledek hantu wanita tersebut
            “kelihatannya wanita itu tak berani dengan mu” tanya ku kepada bolu yang masih mengejek hantu wanita tersebut
            “iya jelas saja, soalnya aku tau kelemahan wanita itu” katanya
            “emangnya apa?” jawab ku masih tetap tak mau melihat wanita tersebut
            “dia takut sama kencing” katanya.
            “kencing dia kan juga kencing kenapa takut sama kencing?” jawabku sambil mengerutkan keningku
            “iya dia takut kencing orang laki-laki” jawabnya, aku hanya mengangguk-angguk tanda menegrti, aku melihat ke arah guru ku.
            Aku belajar tak kosen saat itu, pikiran ku terbayang tentang marni sialan itu, hantu jelek yang saat ini masih menatapku dengan mata apinya.
            “Gas… jangan lupa, kurang 45 menit lagi, jangan sampai kamu terlambat” ucap bolu, saat aku menoleh ke arahnya suda tak ada lagi, aku melihat sekeliling Cuma ada suaranya yang menyuruhku untu bertindak cepat sebelum terlambat.
            “10 menit……”
            “15 menit……”
            “35 menit……”
            Aku masih tetap tak memperhatikan guru ku, memandang guruku saja aku tak berani, saat menit ke 40 aku mencoba melihat guruku, ternyata hantu wanita itu sudah tidak ada di tubuh guruku, sungguh sangat bahagia ketika melihat iu semua. Tak lama bel tanda istirahat pun berbunyi.
            “halo” terdengar sebuah suara memanggilku saat aku sedang membereskan buku-buku ku asung kedalam tasku. Aku mengangkat wajahku melihat siapa yang memangnggilku itu.Ternyata dua orang teman baru.
            “halo.” Aku menjawab sapaan mereka.
            “maaf ya” kata ku lagi sambil menutup tas ku
            “namaku Bagas, Bagas Rahman Dwi Saputra” kata ku sambil memperkenalkan diri
            “kami sudah tau” kata teman dari mereka. “aku Gilang”
            “aku Josia” sahut seorang lagi. “kamu pindahan dari mana?” tanyanya padaku
            Tak ku sadari aku mendapatkan teman baru di hari pertamaku aku bersekolah, rasanya sangat menyenangkan sekali. Hanya sebentar aku sudah akrab dengan mereka
            “kita makan yuk, laper nih” kata Gilang. Josia mrngangguk
            “Yuk Gas, kita makan” ajaknya padaku.Aku pun mengiyakan aakan mereka, lagian aku suja lagi kepalaparan setelah keringatku bercucuran ketika memikirkan hantu wanita jelek itu.
            Saat Aku dan kedua temannku berjalan ke kantin melewati koridor sekolah, banyak ku lihat penampakan-penampakan aneh, mulai dari kakek-kakek bungkuk yang tersenyum padaku,ada juga anak kecil yang memukul kepalaku dari atas. Memang hal yang menyebalkan.
***
@Kelas
            Setelah aku dan kedua teman yang lainnya selseai dari kantin, kita langsung balik ke kelas, tak lam guru bahasa Indonesia ku berjalan ke arah mejanya, aku berharap tak terjadi seperti tadi pagi.
            Saat pelajaran tiba, aku sednag asyik-asyiknya menyalin tulisan pak Naga guru bahasa Indonesiku itu, terjadi hal yang aneh, ada sosok makhluk hitam datang mendekatiku dan menyuruhku untuk memasangkan tangannya menyatu kebadannya ku lihat tangannya penuh dengan darah dan berantakan, ngeri banget aku melihatnya.
            “aku gak mau, pasang aja sendiri” jawabku, kelihatannya di mulai marah dengan ku di lempari tangannya ke arahku, dengan reflek aku pun menghindarinya dengan menjerit. Sehingga semua siswa melihat ke arahku dengan tatapan yang aneh.
            “sini, ikut bapak sebentar” ajak guru bahasa Indonesia ku, aku pun mengikutinya keluar
            Aku sungguh kaget ketika guru bahasa Indonesia ku mengetahui kelebihanku ini, aku hanya terdiam ketika guruku menanyakan hal tersebut padaku.
            “ya sudah nanti jam istirahat ke dua ikut bapak ke runag guru ya, kita bicara lagi disana” ucapnya, aku hanya menangguk mengerti.
            Setelah menunggu 30 menit, istirahat pun akhirnya datang juga, Gilang dan Josia mengajakku untuk ke ruang guru, dia menyuruhku masuk ke dalam lab.Bahasa, saat aku memasuki ruang tersebut ternyata banyak juga hantu-hantu berkeliaran disana.Aku pura-pura saja tidak mengetahu hal ersebut.
            “Duduk” pak Naga menyuruhku untuk duduk di salah satu bangku yang ada disana, dan lalu beliau juga ikut duduk berhadapan dengan ku.
            Pak Naga berdehem sejenak sebelum melanjutkan “ Begini, Bagas. Namamu Bagas kan?”
            Aku mengangguk. “Iya, Pak”
            “menyambung perkataan saya tadi,” matanya mempelajari mataku dengan seksama.
            “apa benar kamu bisa melihat alam gaib?” tanyanya padaku.
            Aku hanya terdiam tak menjawab pertanyaan pak naga.
            “Kamu tak bisa bohongi saya” kata pak Naga, aku masi terdiam. “pergerakan matamu tak wajar itulah tandanya kalau kamu bisa melihat alam gaib”
            “aduh.. ketaun deh” kataku dalam hati.
            “sepertinya pak budi bukan orang sembarangan” kataku lagi.
            “sedari tadi di kelas saya di kelastahu kalau kamu tidak memperhatikan pelajaran saya” sambung pak Naga lagi.
            “semula ingin saya tegur. Tapi saat saya melihat meliaht pergerakan bola maamu akhirnya saya mengetahui jawabnnya”
            Kembali mata Pak Naga menatapku tajam “benarkan yang saya katakana itu?”
            Aku tak bisa menghindar.Rahasiaku sudah ketahuan. Aku pun akhirnya mengangguk mengiyakan
            “I…Iya, Pak……” aku mengiyakan
            “sudah saya duga” kedua mata Pak Naga menyalang lebar. “ apa saja yang kamu lihat?”
            Aku pun menceritakan, mulai dari Bolu, lalu marni, beberapa penampakan lainnya yang ku lihat dari aku masuk hingga aku du serang makhluk yang berbadan hitam tak bertangan tadi
            “berate cukup banyak yang kamu ketahui tentang sekolah ini” kata Pak Naga lagi
            Otakku berputar mencoba mencari pertanyaan yang sekitar bisa kupakain untuk mencari informasi tentang marni atau pun hatntu lengan bunting di kelas itu. Namun sebelum aku berbicara pak Naga sudah berbicara terlebih dahulu
            “Kalau tidak salah kamu anak baru itu ya?” tanya Pak Naga
            Aku kembali mengangguk “iya pak”
            “hemm, dengar ya” mendadak aku melihat raut wajah pak naga yang tadinya santai berbah menjadi seruis.
            “Saya minta kamu jangan mencampuri urusan di sekolah ini, khususnya yang berhubungan dengan dunia gaib” pak naga memplototiku
            Mendadak tenggorokanku terasa kaku dan lidahku terasa kelu.Aku mencoba menelan ludah. Entah kenapa kalimat yang di ucapkan pak naga itu bagiku seperti sebuah ancaman
            “Ke… kenapa pak? Tanya ku
            “tahun lalu juga ada seorang anak sepertimu, bisa melihat hal gaib” pak naga terdiam sesaat. “Tapi dia tak lama bertahan”
            “Maksud bapak dia keluar dari sekoalh ini?” tanyaku bingung
            “bukan! Karena ikut campur urausan gaib, anak itu…” pak Naga meletakkan telunjukkanya di lehernya dan megerakkan membentuk sebuah garis lurus horizontal.
            “Kekkkk!! MATI” sambungnya sambil melototiku
            Terhenyak aku mendengar perkaaan dan melihat sikap pak Naga.


@anitaasrahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar