“Kamu kenapa?”
terdengar suara guruku menegurku saat aku melompat kaget itu.Seluruh mata seisi
kelas tertuju padaku saat ini.Aku tahu teman-temanku tak bisa mendengarnya,
namun bagiku suara itu dingin dan mendirikan bulu roma ku.
“kamu bisa melihat ku?” “apa yang
kamu lihat?” hantu wanita itu berdesis pelan di telinga ku
saat itu guru ku telah berbicara dengan
suara dinginnya menjelaskan peraturan dalam seahun kedepan.
“kenapa kamu menumpanginya?” tanya
ku kepada hantu wanita itu
“DIAM..!! itu bukan urusan mu!!”
bentaknya. Terhenyak aku sesaat mendengarnya.Matanya dengan melototi ku, aku
yang di pandangnya hanya bisa tertunduk.
“Namanya marni” aku mendengar suara
Bolu
“Dia mati penasaran di sekolah ini”
katanya lagi yang membuatku tambah negri mendengar pernyataan tersebut.
“ooow” kataku sambil
mengangguk-angguk, tak kusangka gu guru tersebut lalu melihatku dengan tatapan
yang aneh.
“kenapa kamu liatin sayan seperti
itu?” tanyanya pada ku
“gak papa kok bu winda” kata ku, tak
mungkin kan aku berbicara jujur padanya.
“iya udah jangan berulah lagi”
ucapnya lalu kembali mengajar, sedangkan hantu wanita itu masih tetap melihatku
dengan tatapan memangsa
“lu, kenapa dia di badanya bu dina?”
tanya ku pada bolu dalam hati
“soalnya bu dina lagi halangan, dan
di membuangnya dengan sembarangan, sedangkan marni suka banget darah kotor,
jadinya dia mengikutinya” jelas Bolu sambil meledek hantu wanita tersebut
“kelihatannya wanita itu tak berani
dengan mu” tanya ku kepada bolu yang masih mengejek hantu wanita tersebut
“iya jelas saja, soalnya aku tau
kelemahan wanita itu” katanya
“emangnya apa?” jawab ku masih tetap
tak mau melihat wanita tersebut
“dia takut sama kencing” katanya.
“kencing dia kan juga kencing kenapa
takut sama kencing?” jawabku sambil mengerutkan keningku
“iya dia takut kencing orang
laki-laki” jawabnya, aku hanya mengangguk-angguk tanda menegrti, aku melihat ke
arah guru ku.
Aku belajar tak kosen saat itu,
pikiran ku terbayang tentang marni sialan itu, hantu jelek yang saat ini masih
menatapku dengan mata apinya.
“Gas… jangan lupa, kurang 45 menit
lagi, jangan sampai kamu terlambat” ucap bolu, saat aku menoleh ke arahnya suda
tak ada lagi, aku melihat sekeliling Cuma ada suaranya yang menyuruhku untu
bertindak cepat sebelum terlambat.
“10 menit……”
“15 menit……”
“35 menit……”
Aku masih tetap tak memperhatikan
guru ku, memandang guruku saja aku tak berani, saat menit ke 40 aku mencoba
melihat guruku, ternyata hantu wanita itu sudah tidak ada di tubuh guruku,
sungguh sangat bahagia ketika melihat iu semua. Tak lama bel tanda istirahat
pun berbunyi.
“halo” terdengar sebuah suara
memanggilku saat aku sedang membereskan buku-buku ku asung kedalam tasku. Aku
mengangkat wajahku melihat siapa yang memangnggilku itu.Ternyata dua orang
teman baru.
“halo.” Aku menjawab sapaan mereka.
“maaf ya” kata ku lagi sambil
menutup tas ku
“namaku Bagas, Bagas Rahman Dwi
Saputra” kata ku sambil memperkenalkan diri
“kami sudah tau” kata teman dari
mereka. “aku Gilang”
“aku Josia” sahut seorang lagi.
“kamu pindahan dari mana?” tanyanya padaku
Tak ku sadari aku mendapatkan teman
baru di hari pertamaku aku bersekolah, rasanya sangat menyenangkan sekali.
Hanya sebentar aku sudah akrab dengan mereka
“kita makan yuk, laper nih” kata
Gilang. Josia mrngangguk
“Yuk Gas, kita makan” ajaknya padaku.Aku
pun mengiyakan aakan mereka, lagian aku suja lagi kepalaparan setelah
keringatku bercucuran ketika memikirkan hantu wanita jelek itu.
Saat Aku dan kedua temannku berjalan
ke kantin melewati koridor sekolah, banyak ku lihat penampakan-penampakan aneh,
mulai dari kakek-kakek bungkuk yang tersenyum padaku,ada juga anak kecil yang
memukul kepalaku dari atas. Memang hal yang menyebalkan.
***
@Kelas
Setelah aku dan kedua teman yang
lainnya selseai dari kantin, kita langsung balik ke kelas, tak lam guru bahasa
Indonesia ku berjalan ke arah mejanya, aku berharap tak terjadi seperti tadi
pagi.
Saat pelajaran tiba, aku sednag
asyik-asyiknya menyalin tulisan pak Naga guru bahasa Indonesiku itu, terjadi
hal yang aneh, ada sosok makhluk hitam datang mendekatiku dan menyuruhku untuk
memasangkan tangannya menyatu kebadannya ku lihat tangannya penuh dengan darah
dan berantakan, ngeri banget aku melihatnya.
“aku gak mau, pasang aja sendiri”
jawabku, kelihatannya di mulai marah dengan ku di lempari tangannya ke arahku,
dengan reflek aku pun menghindarinya dengan menjerit. Sehingga semua siswa
melihat ke arahku dengan tatapan yang aneh.
“sini, ikut bapak sebentar” ajak
guru bahasa Indonesia ku, aku pun mengikutinya keluar
Aku sungguh kaget ketika guru bahasa
Indonesia ku mengetahui kelebihanku ini, aku hanya terdiam ketika guruku
menanyakan hal tersebut padaku.
“ya sudah nanti jam istirahat ke dua
ikut bapak ke runag guru ya, kita bicara lagi disana” ucapnya, aku hanya
menangguk mengerti.
Setelah menunggu 30 menit, istirahat
pun akhirnya datang juga, Gilang dan Josia mengajakku untuk ke ruang guru, dia
menyuruhku masuk ke dalam lab.Bahasa, saat aku memasuki ruang tersebut ternyata
banyak juga hantu-hantu berkeliaran disana.Aku pura-pura saja tidak mengetahu
hal ersebut.
“Duduk” pak Naga menyuruhku untuk
duduk di salah satu bangku yang ada disana, dan lalu beliau juga ikut duduk
berhadapan dengan ku.
Pak Naga berdehem sejenak sebelum
melanjutkan “ Begini, Bagas. Namamu Bagas kan?”
Aku mengangguk. “Iya, Pak”
“menyambung perkataan saya tadi,”
matanya mempelajari mataku dengan seksama.
“apa benar kamu bisa melihat alam
gaib?” tanyanya padaku.
Aku hanya terdiam tak menjawab
pertanyaan pak naga.
“Kamu tak bisa bohongi saya” kata
pak Naga, aku masi terdiam. “pergerakan matamu tak wajar itulah tandanya kalau
kamu bisa melihat alam gaib”
“aduh.. ketaun deh” kataku dalam
hati.
“sepertinya pak budi bukan orang
sembarangan” kataku lagi.
“sedari tadi di kelas saya di
kelastahu kalau kamu tidak memperhatikan pelajaran saya” sambung pak Naga lagi.
“semula ingin saya tegur. Tapi saat
saya melihat meliaht pergerakan bola maamu akhirnya saya mengetahui jawabnnya”
Kembali mata Pak Naga menatapku
tajam “benarkan yang saya katakana itu?”
Aku tak bisa menghindar.Rahasiaku
sudah ketahuan. Aku pun akhirnya mengangguk mengiyakan
“I…Iya, Pak……” aku mengiyakan
“sudah saya duga” kedua mata Pak
Naga menyalang lebar. “ apa saja yang kamu lihat?”
Aku pun menceritakan, mulai dari
Bolu, lalu marni, beberapa penampakan lainnya yang ku lihat dari aku masuk
hingga aku du serang makhluk yang berbadan hitam tak bertangan tadi
“berate cukup banyak yang kamu
ketahui tentang sekolah ini” kata Pak Naga lagi
Otakku berputar mencoba mencari
pertanyaan yang sekitar bisa kupakain untuk mencari informasi tentang marni
atau pun hatntu lengan bunting di kelas itu. Namun sebelum aku berbicara pak
Naga sudah berbicara terlebih dahulu
“Kalau tidak salah kamu anak baru
itu ya?” tanya Pak Naga
Aku kembali mengangguk “iya pak”
“hemm, dengar ya” mendadak aku
melihat raut wajah pak naga yang tadinya santai berbah menjadi seruis.
“Saya minta kamu jangan mencampuri
urusan di sekolah ini, khususnya yang berhubungan dengan dunia gaib” pak naga
memplototiku
Mendadak tenggorokanku terasa kaku dan
lidahku terasa kelu.Aku mencoba menelan ludah. Entah kenapa kalimat yang di
ucapkan pak naga itu bagiku seperti sebuah ancaman
“Ke… kenapa pak? Tanya ku
“tahun lalu juga ada seorang anak
sepertimu, bisa melihat hal gaib” pak naga terdiam sesaat. “Tapi dia tak lama
bertahan”
“Maksud bapak dia keluar dari
sekoalh ini?” tanyaku bingung
“bukan! Karena ikut campur urausan
gaib, anak itu…” pak Naga meletakkan telunjukkanya di lehernya dan megerakkan
membentuk sebuah garis lurus horizontal.
“Kekkkk!! MATI” sambungnya sambil
melototiku
Terhenyak aku mendengar perkaaan dan
melihat sikap pak Naga.
@anitaasrahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar