Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Kamis, 27 Juni 2013

Sekolah Berhantu (Part 1)



Sekolah Berhantu


Ku dengar suara itu memanggil namaku.Suyup dan terdengar menghilang di terpa angina.Aku tak memperdulikannya.Ku teruskan langkahku.Suara itu terdengar kembali.Kali ini lebih jelas, lebih nyata lebih membahana.Aku pun berhenti, bermaksud mendengar lebih jelas lagi. Namun suara itu menjauh hilang ……
Namaku Bagas. Aku baru saja di pindahkan ke sebuah sekolah di daerah Jakarta.Setelah kepergian papa setelah sakit kangker, aku, mama, dan kakaku harus mengungsi saudara di kawasan Jakarta. Mama yang usainya sudah kepala 2 ini hanyalah seorang wanita yang bekerjasebagai seorang pegawai administrasi di sebuah kantor di Jakarta. Gaji yang di perolehnya tidaklah cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup kami bertiga. Oleh karennanyaatas usul dari paman yang adalah adik mama, kami bertiga pindah dan tinggal bersama keluarga besarnyadi sebuah rumah yang tergolong cukup besar di perumahan kota Jakarta.
Dengan menumpang nama pamanku yang bekerja sebagaiseorang guru SMP di sekolah tempat ku menuntut ilmu sekarangaku dan kakak ku mendapatkan keringanna pembayaran uang sekolah. Praktis, biaya hidup yang harus di tangung mama ku berkurang lebih ringan.
Dan usiaku yang menginjak usia 12 tahun. Aku sudah di beri takdir ibdra ke enam: mampu melihat dan berkomunkasi dengan makhluk-makhluk halus. Bagi sebagian orang. Kelebihan u adalah anugrah, namaun bagi ku tidak lain adalh sebuah kutukan.
Bagaiman tidak di usiaku yang sangat belia, aku diharuskan melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa melihatnya. Terlebih aku sering dibayangi ketakutan akan wajah-wajah dan bentuk makhluk-makhluk halus tersebut yang jelas-jelas aadalah berantakan, bahkan sangat berantakan.
Tak terhitung entah berapa banyak penampakan yang kulihat selama aku mendapatkan kelebihan ini, kelebihan yang datang secara tidak sengaja sejak kematian kakek yang sangat menyayangiku.Orang tuaku bilang kakek menurukna klebihannya kepadaku selang 3 bulan setelah kakek meninggal.Papaku pun di ajaknya.
Pagi ini hari pertama aku dan kakaku mesuk ke sekolah baru.Aku kelas 1 SMP dan kakakku Aditya kelas 3 SMP.Kami berdua ikut dengan mobil paman menuju ke sekolahan.
“Akan saya antar ke kelas kalian masing-masing” begitu pamanku berkata ketika kamu melintasi lorong yang menghunbungkan gerbang dengan bagian depan sekolah.
Waktu di jam dinidng tiang sekolah yang menjulang tinggi ke angkasa saat itu adalah pukul 06:20 pagi. Suasana disan terdengar hiruk pikuk oleh murid-murid yang datang ke sekolah sama dengan ku. Berjalan kami menaiki tangga menuju lantai dua yan adalah untuk tingkat SMP. Ketika aku sedang berjalan bersama dengan paman dan kakakku sebuah bayangan berkelinbat di depan ku. Aku tak berniat melihatnya namun bayangan tersebut tak mau pergi dari hadapannku. Malah berputar-putra di depan wajahku. Hanya sekelebatan namun tak jelas dilihat oleh mata.Aku mulai kesal dengan bayangan itu mengikutiku, bahkan ketika kami sampaidi sebuah hall besar.
“Menganggu sekali, apa ini?” Begitu batinku
“heh, kau bisa melihatku kan? Aku sudah tau kalau kau bisa melihatku.”Terdengar sebuah suara yang hanya bisa terdengar oleh ku.Suara seorang laki-laki kecil. Ku lihat paman sedang berbicara denga kakakku, berate mereka tidak tahu kalau aku sedang berbicara atau tepatnya di ajak bicara oleh bayangan yang emlayang di hadapanku.
“Kamu siapa?” tanyaku kepada bayangan itu.Yentunya dalam hati.Berbicara dengan makhluk halus tidak di lakukan dengan mulut tidak seperti dengan manusa yang masih hidup, namun cukup dengan batin dari dalam hati, mereka sudah berkomunikas denngan mereka.
“hehehe” bayangan itu malah tetawa. Bayangan bayangan yang ada di wajhku mendadak sirna berganti dengan sebuah kumpulan asap kecil dari sela0sela asap keluarlah sebuah kepala kecul dengans ehelai rambut di kepalnnya namaun selebihnya tak berambut alis botak
Aku tak dapat menahan ketawaku melihat kemunculan wajahnya.Bukan rambut itu saja yang membutanya mejadi licu, tap lebih di karnakan wajahnya memang lonjong dan sudah lucu.
“Bagas, kamu kenapa nak, kenapa kok ketawa?” tahu-tahu pamanku yan berjalamn di sampingku menoleh menatapku dengan bingung.
“kenapa kamu tiba-tiba tertawa sendiri?” kak adit juga menghentikan langkahnya dan melihat ke arahku. Kakak ku ini belum tahu kelebihanku hanya almarhum papaku yang mengetahuinya.
“oh tidak apa-apa kok om” jawabku. Ku tunjuk aja sembarang anak yang berlari di sekitar sana.
“lucu liat dia di ledek teman-temannya”ucapku asal-asallan
“Bagas mengigau lagi tuh Om” kata kak adit.Dia sudah berada di deppan kelasnya dan melangkahkan masuk bergabung bersama teman-temannya.Lalu pamanku gentian menghantarkan ku masuk kedalam kelas ku. Tak lama kemudai bel pun berbunya tanda pelajaran akan di mulai
Aku pun memasuki kelas tersebut, tampak bangku siisi kelas sudah ada yang menuhi bangku, keculi bangku yang terletak di depan, terpaksa aku berjalan kearah tersebut. Tak lama kemudia datang seorang cewek dengn rambut di kuncir
“cantik ya” ucap ku dalam batin, saat melihat seorang cewek lewat di depan ku dan duduk di sebrang bangku ku
“kau menyukainya ya” kata makhluk yang ada di samping ku, yang tadi menemuiku,
“kamu kenapa dini?” tanya ku kepada makhluk tersebut yang tak panggil bolu yang artinya botak lucu.
“ya belajarlah masa manusia aja yang boleh belajar?” katanya sambil tertawa cengingisan. Tak lama kemudai datang wanita separuh baya memasuki kelasku, mungkin itu guru yang akan mengajariku. Terlihat sesuatu yang aneh dengan guru itu, berjalannya tidak seperti berjalan layaknya manusia biasa, lebih tepatnya sepertinya kakinya sedang diseret
            Aku harus menunggu sampai guruku tiba di depanku meletakkan buku-bukunya yang di kempitnya baru aku menyadari keanehan yang ku bilang tadi,
            Aku mengedipkan mata beberapa kali, tak percaya dengan menglihatan ku sendiri, sat itu ku lihat di belakang guru ku sosok tubuh wanita,berdiri menempel tepat dibadannya. Badan menempel badan, tangan menempel tangan dan kepala ditundukkannya.
            Sekilas bila terlihat dengan mata terlanjang, kedua kaki guru ku menginjak tanah, tapi kenyataanya tidak.Dengan mata batinku kakinya di temple di kaki yang pucat.
            Kaki mili sosok wanita yang menempel di belakangnya.
            “itu..itu..” aku terbelalak melihat posisi badan tersebut. Dari yang pernah ku lihat berdasarkan pengalamn ang pernah ku dapatkan posisi badan seperti itu biasanya badan orang yang kesurupan atau kemasukan.
            Ibu guru memandang kami semua, tatapannya, entah hanya keran perasaanku karena aku bisa melihat kebih ari orang normal lainnya atau mungkin memang begitu kenyataanya, tajam memandang kamisemua.Tak ada satupu dari kamu yang berani berbicara di tatap seperti itu.
            “tatapan matanya aneh” kata ku dalam hati.
            “itu bukan tatapan manusia biasa” kataku lagi
            “tentu saja buka” sahut Bolu cengar-cengir disampingku
            Seperti merasa di perhatikan sosok wanita yang menumpaing tersebut menangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.Perlahan, kepapanya berputar dan wajahnyamenatap kami berdua.
            Walaupun aku sudah sering bertemu dengan hantu-hantu, namun tak urung aku terlompat juga dari dudukku saat wajah itu menatapku.Nyaris saja aku berteriak saking kagetnya.Wajah wanita itu putih pucattak berdarah, kedua matanya merah menyal, rambut panjangnya terurai berantakan di antara baju putihnya yang juga terurai panjang menyeka tanah.
            “Kamu kenapa?” terdengar suara guruku menegurku saat aku melompat kaget itu.Seluruh mata seisi kelas tertuju padaku saat ini.Aku tahu teman-temanku tak bisa mendengarnya, namun bagiku suara itu dingin dan mendirikan bulu roma ku.
            “kamu bisa melihat ku?” “apa yang kamu lihat?” hantu wanita itu berdesis pelan di telinga ku
            saat itu guru ku telah berbicara dengan suara dinginnya menjelaskan peraturan dalam seahun kedepan.
            “kenapa kamu menumpanginya?” tanya ku kepada hantu wanita itu
            “DIAM..!! itu bukan urusan mu!!” bentaknya. Terhenyak aku sesaat mendengarnya.Matanya dengan melototi ku, aku yang di pandangnya hanya bisa tertunduk.


@anitaasrahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar