Sekolah
Berhantu
Ku
dengar suara itu memanggil namaku.Suyup dan terdengar menghilang di terpa
angina.Aku tak memperdulikannya.Ku teruskan langkahku.Suara itu terdengar
kembali.Kali ini lebih jelas, lebih nyata lebih membahana.Aku pun berhenti,
bermaksud mendengar lebih jelas lagi. Namun suara itu menjauh hilang ……
Namaku
Bagas. Aku baru saja di pindahkan ke sebuah sekolah di daerah Jakarta.Setelah
kepergian papa setelah sakit kangker, aku, mama, dan kakaku harus mengungsi
saudara di kawasan Jakarta. Mama yang usainya sudah kepala 2 ini hanyalah
seorang wanita yang bekerjasebagai seorang pegawai administrasi di sebuah
kantor di Jakarta. Gaji yang di perolehnya tidaklah cukup untuk mencukupi
kebutuhan hidup kami bertiga. Oleh karennanyaatas usul dari paman yang adalah
adik mama, kami bertiga pindah dan tinggal bersama keluarga besarnyadi sebuah
rumah yang tergolong cukup besar di perumahan kota Jakarta.
Dengan
menumpang nama pamanku yang bekerja sebagaiseorang guru SMP di sekolah tempat
ku menuntut ilmu sekarangaku dan kakak ku mendapatkan keringanna pembayaran
uang sekolah. Praktis, biaya hidup yang harus di tangung mama ku berkurang
lebih ringan.
Dan
usiaku yang menginjak usia 12 tahun. Aku sudah di beri takdir ibdra ke enam:
mampu melihat dan berkomunkasi dengan makhluk-makhluk halus. Bagi sebagian
orang. Kelebihan u adalah anugrah, namaun bagi ku tidak lain adalh sebuah
kutukan.
Bagaiman
tidak di usiaku yang sangat belia, aku diharuskan melihat sesuatu yang orang
lain tidak bisa melihatnya. Terlebih aku sering dibayangi ketakutan akan
wajah-wajah dan bentuk makhluk-makhluk halus tersebut yang jelas-jelas aadalah
berantakan, bahkan sangat berantakan.
Tak
terhitung entah berapa banyak penampakan yang kulihat selama aku mendapatkan
kelebihan ini, kelebihan yang datang secara tidak sengaja sejak kematian kakek
yang sangat menyayangiku.Orang tuaku bilang kakek menurukna klebihannya
kepadaku selang 3 bulan setelah kakek meninggal.Papaku pun di ajaknya.
Pagi
ini hari pertama aku dan kakaku mesuk ke sekolah baru.Aku kelas 1 SMP dan
kakakku Aditya kelas 3 SMP.Kami berdua ikut dengan mobil paman menuju ke
sekolahan.
“Akan
saya antar ke kelas kalian masing-masing” begitu pamanku berkata ketika kamu
melintasi lorong yang menghunbungkan gerbang dengan bagian depan sekolah.
Waktu
di jam dinidng tiang sekolah yang menjulang tinggi ke angkasa saat itu adalah
pukul 06:20 pagi. Suasana disan terdengar hiruk pikuk oleh murid-murid yang
datang ke sekolah sama dengan ku. Berjalan kami menaiki tangga menuju lantai
dua yan adalah untuk tingkat SMP. Ketika aku sedang berjalan bersama dengan
paman dan kakakku sebuah bayangan berkelinbat di depan ku. Aku tak berniat
melihatnya namun bayangan tersebut tak mau pergi dari hadapannku. Malah
berputar-putra di depan wajahku. Hanya sekelebatan namun tak jelas dilihat oleh
mata.Aku mulai kesal dengan bayangan itu mengikutiku, bahkan ketika kami
sampaidi sebuah hall besar.
“Menganggu
sekali, apa ini?” Begitu batinku
“heh,
kau bisa melihatku kan? Aku sudah tau kalau kau bisa melihatku.”Terdengar sebuah
suara yang hanya bisa terdengar oleh ku.Suara seorang laki-laki kecil. Ku lihat
paman sedang berbicara denga kakakku, berate mereka tidak tahu kalau aku sedang
berbicara atau tepatnya di ajak bicara oleh bayangan yang emlayang di
hadapanku.
“Kamu
siapa?” tanyaku kepada bayangan itu.Yentunya dalam hati.Berbicara dengan
makhluk halus tidak di lakukan dengan mulut tidak seperti dengan manusa yang
masih hidup, namun cukup dengan batin dari dalam hati, mereka sudah
berkomunikas denngan mereka.
“hehehe”
bayangan itu malah tetawa. Bayangan bayangan yang ada di wajhku mendadak sirna
berganti dengan sebuah kumpulan asap kecil dari sela0sela asap keluarlah sebuah
kepala kecul dengans ehelai rambut di kepalnnya namaun selebihnya tak berambut
alis botak
Aku
tak dapat menahan ketawaku melihat kemunculan wajahnya.Bukan rambut itu saja
yang membutanya mejadi licu, tap lebih di karnakan wajahnya memang lonjong dan
sudah lucu.
“Bagas,
kamu kenapa nak, kenapa kok ketawa?” tahu-tahu pamanku yan berjalamn di
sampingku menoleh menatapku dengan bingung.
“kenapa
kamu tiba-tiba tertawa sendiri?” kak adit juga menghentikan langkahnya dan
melihat ke arahku. Kakak ku ini belum tahu kelebihanku hanya almarhum papaku
yang mengetahuinya.
“oh
tidak apa-apa kok om” jawabku. Ku tunjuk aja sembarang anak yang berlari di
sekitar sana.
“lucu
liat dia di ledek teman-temannya”ucapku asal-asallan
“Bagas
mengigau lagi tuh Om” kata kak adit.Dia sudah berada di deppan kelasnya dan
melangkahkan masuk bergabung bersama teman-temannya.Lalu pamanku gentian
menghantarkan ku masuk kedalam kelas ku. Tak lama kemudai bel pun berbunya
tanda pelajaran akan di mulai
Aku
pun memasuki kelas tersebut, tampak bangku siisi kelas sudah ada yang menuhi
bangku, keculi bangku yang terletak di depan, terpaksa aku berjalan kearah
tersebut. Tak lama kemudia datang seorang cewek dengn rambut di kuncir
“cantik
ya” ucap ku dalam batin, saat melihat seorang cewek lewat di depan ku dan duduk
di sebrang bangku ku
“kau
menyukainya ya” kata makhluk yang ada di samping ku, yang tadi menemuiku,
“kamu
kenapa dini?” tanya ku kepada makhluk tersebut yang tak panggil bolu yang
artinya botak lucu.
“ya
belajarlah masa manusia aja yang boleh belajar?” katanya sambil tertawa
cengingisan. Tak lama kemudai datang wanita separuh baya memasuki kelasku,
mungkin itu guru yang akan mengajariku. Terlihat sesuatu yang aneh dengan guru
itu, berjalannya tidak seperti berjalan layaknya manusia biasa, lebih tepatnya
sepertinya kakinya sedang diseret
Aku harus menunggu sampai guruku
tiba di depanku meletakkan buku-bukunya yang di kempitnya baru aku menyadari
keanehan yang ku bilang tadi,
Aku mengedipkan mata beberapa kali,
tak percaya dengan menglihatan ku sendiri, sat itu ku lihat di belakang guru ku
sosok tubuh wanita,berdiri menempel tepat dibadannya. Badan menempel badan,
tangan menempel tangan dan kepala ditundukkannya.
Sekilas bila terlihat dengan mata
terlanjang, kedua kaki guru ku menginjak tanah, tapi kenyataanya tidak.Dengan
mata batinku kakinya di temple di kaki yang pucat.
Kaki mili sosok wanita yang menempel
di belakangnya.
“itu..itu..” aku terbelalak melihat
posisi badan tersebut. Dari yang pernah ku lihat berdasarkan pengalamn ang
pernah ku dapatkan posisi badan seperti itu biasanya badan orang yang kesurupan
atau kemasukan.
Ibu guru memandang kami semua,
tatapannya, entah hanya keran perasaanku karena aku bisa melihat kebih ari
orang normal lainnya atau mungkin memang begitu kenyataanya, tajam memandang
kamisemua.Tak ada satupu dari kamu yang berani berbicara di tatap seperti itu.
“tatapan matanya aneh” kata ku dalam
hati.
“itu bukan tatapan manusia biasa”
kataku lagi
“tentu saja buka” sahut Bolu
cengar-cengir disampingku
Seperti merasa di perhatikan sosok
wanita yang menumpaing tersebut menangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.Perlahan,
kepapanya berputar dan wajahnyamenatap kami berdua.
Walaupun aku sudah sering bertemu
dengan hantu-hantu, namun tak urung aku terlompat juga dari dudukku saat wajah
itu menatapku.Nyaris saja aku berteriak saking kagetnya.Wajah wanita itu putih
pucattak berdarah, kedua matanya merah menyal, rambut panjangnya terurai
berantakan di antara baju putihnya yang juga terurai panjang menyeka tanah.
“Kamu kenapa?” terdengar suara
guruku menegurku saat aku melompat kaget itu.Seluruh mata seisi kelas tertuju
padaku saat ini.Aku tahu teman-temanku tak bisa mendengarnya, namun bagiku
suara itu dingin dan mendirikan bulu roma ku.
“kamu bisa melihat ku?” “apa yang
kamu lihat?” hantu wanita itu berdesis pelan di telinga ku
saat itu guru ku telah berbicara dengan
suara dinginnya menjelaskan peraturan dalam seahun kedepan.
“kenapa kamu menumpanginya?” tanya
ku kepada hantu wanita itu
“DIAM..!! itu bukan urusan mu!!”
bentaknya. Terhenyak aku sesaat mendengarnya.Matanya dengan melototi ku, aku
yang di pandangnya hanya bisa tertunduk.
@anitaasrahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar