Sekolah Berhantu
@Rumah Bagas
Aku masih memikirkan semua hal yang
aneh yang ada di sekolah ku, aku bingung dengan keadian tersebut, aku coba
rebahkan badanku dikasur, dan mulai memejamkan mataku untuk sejenak.
“Bagaaaa” kata makhluk yang dari
tadi menemaniku. Ah pastinya Bolu
“ya ampun Bolu, kalau keluar jangan
mendadak kayak gini dong” kata ku sambil mengambil bantal niatku untuk
melemparan ke arahnya, aku tersadar itu sama saja, kan dia hantu kata ku dalam
hati lalu cekikikan.
“oh iya, kamu kenal Cinda?” tanya ku
padanya, tanpa sadar aku di tamparnya.
“arghhh, Bolu, apa-apaan sih kamu,
sakit tau” kata ku sambil mengosok-gosok pipiku yang di tamparnya.
“kamu nanyanya aneh-aneh sih, jelas
saja aku mengenal Cindai, aku itu udah lama di sekolahan” katanya sambil duduk
disamping ku.
“dia keturunanya paranormal jadinya
dia bisa membaca pikirannya orang” ucapnya lagi, aku hanya mengangguk-angguk
“tapi canik kan?” tanyanya
sepertinya mengerti yang sedang aku pikirkan.
“udahudah, pergi sana aku mau tidur,
capek tau” kata ku sambil memejamkan mata ku.
***
@Sekolah.
Aku hari ini berangkat sendiri
bersama kakakku, pamanku membelikan kami sebuah mobil yang sangat mahal bagiku
dan keluarga ku.
Saat di perjalanan melewati lorong
menuju kelasku, sperti biasa Bolu menegurku.aku sempat sedikit berteriak yang
membuat kak Adit menoleh ke arahku.
“kenapa kamu gas?” tanyanya, aku
hanya menggeleng dan tersenyum yang membuat kak Adit mengeritkan keningnya.
“Aneh kamu ga” katanya sambil
memasuki kelasnya. Sedangkan aku langsung meneruskan jalankum
“kamu sih, kalau mau datang jangan
buat kau kaget” gerutuku kepada Bolu, bolunya hanya tertawa saat au memnayunkan
bibirku.
“Nanti ikut aku yuk” katany padaku,
aku hanya mendelik.
“iya ikut aku, nanti ajak cindai
juga, entar aku liatin film seru” katanya sambil tertawa cekikikan. Aku hanya
mengangguk tanda setuju, tak lama guru ku datang ke dalam kelasku.
Saat pelajaran berlangsung- walaupun
belum bisa dikatan belajar serius Karena baru hari kedua setelah libur panjang
– pikiranku tak bisa berkosentrasi. Perkataan Bolu dan Cindai selalu
menghantuiku
Untungllah bel istirahat ang ku
tungu berbunyi setelah aku mulai gelisah. Entah apa yang akan di sampaikan
Eyang yang aku temui di depan Perpustakaan kemaren memintaku dan Cindai untuk
bertemu dirinya dan Blu disana.
Aku menatap Cindai yang sudah
berdiri itu. Matanya melirik sesaat
“Gimana udah siap?” katanya.Aku
langsung terkejut padahal belum saja aku mengajaknya, dia sudah mengetahuinya,
memang cewek yang aenh ucap ku dalam hati.
“tak masalah aku aneh, tapi juga
cantikkan?” kantanya yang membuat aku
tertawa terkekeh. Lalu aku dan Cindai pun melangkahkan kaki keluar dari
kelas tersebut.
“Ada apa ya kita di minta ke lorong
dekat perpustakaan tersebut?”aku bertanya bingung. “bukannya jam segini ramai
anak yang lewat di sana?”
“ada yang mau disamapikan kepada
kita disana” ujar Cindai, kami berdua menuruni tangga.
“apa?”
“kau akan tau nantinya?”
Dengna penuh tanda tanya aku pun
mengkuti ‘undangan’ untuk ke lorong itu. Ketika kami tiba disana, benar apa
yang kuduga lorong tersebut memang sangat ramai.
“Ramai gini mana mungkin bisa?”
gumam ku
“bisa” Cindai tersenyum. “tunggu
sebentar lagi”
Aku dan Cindai berdiri tepat dimana
kami berdua berdiri sehari sebelumnya.Banyak yang melewati temppat kami berdiri
itu.Namun tak cukum banyak yang memperhatikan kami.
“Yuk kita kepohon itu” ajak Bolu
secara tiba, dan lagi-lagi membuatku terkejut.Bolu mengajakku dan Cindai
ketempat pohon besar yang kemaren Cindai menunjuk pohontersebut ada hantu anak
perempuan sedang membaca buku.
“Duduk!” kata Bolu lagi. “kencangkan
ikat pingang! Pesawat akan berangkat! Siap ya?” katanya lagi sambil bercanda.
“kita mau kemana?” tanya ku masih
bingung. Cindai duduk disamping kiriku saat itu.Tidak sepertiku, teman yang ada
di kiriku ini bisa duduk dengan tenang dan menunggu kejadian selanjutnya.
Sepertinya dia sudah mengetahui apa yang akanterjadi nanti.
Bolu masih terkekeh. “kita akan
menoton film. Siap –siap ya.banyak kengerian yang akan kalian saksiakan”
ucapnya sambil tertawa lagi yang membuat bulu kuduk ku berdiri.
“ingat! Apapu yang akan kalian lihay
nanti kau hanya bisa melihanya seperti film! Tidak bisa berbuat apa-apa yuntuk
menolongnya. Kau meu teriak sekalipun mereka tak aka mendengarnya
Diangkatnya tanganya, di
keluarkannya jari telunjuknya dan jari tenganya. Mulutnya berkomat-kamit
seperti membaca mantra tahu-tahu…
“puiih!!!” Bolu meludahi kedua jarinya
itu.Dengannya dia mengusap keningku tepat di tengah kedua mataku.
“sekarang tutup mata kalian” kata
bolu lagi, aku pun menutup mataku.
“perjalananpun dimulai! Jangan
membuka mata sebelum kusuruh!” terdebgar suara bolu mengiang di dekat
telingaku.
“saat aku menutup mataku, aku tersa
di bawa terbang, sekelilingku terasa gelap gulita bahkan tangan di depan mataku
tak bisa ku lihat.
“Aku dimana?” gumamku
“Tenang Bagas, ada aku disini”
terdengar setidaknya seorang perempuan disampingku. Cindai! Setidaknya suaranya
membuatku merasa lebih tenangsedikit.
Mendadak pandangan ku menjadi
terang, semuanya mulai terlihat termasuk cindai yang dari tadi ada di
sampingku.Namun yang terlihat itu seperti film yang dimainkan di layar bioskop,
besar dan jelas tapi tidak bisa dipegang.
Disekelilingku, tampak suatu tempat
yang sangat asing bagiku.Aku berada di sebuah tempat yang mempunyai lapangan
besar, namut tak persisi seperti lapangan.Sebuah jalan namun tidak persisi
seperti jalan.Sekelilingku tampak tertutup tembok tinggi, tempat tersebut
menyerupai sebuah benteng, aku melihat sepertinya Cindai juga beranggapan
sepertiku.
“Berhenti” Mendadak sebuah teriakan
membuat perhatianku teralih.Tanpa di sadari mungkin saking kagetnya Cindai
langsung memegang tanganku.Terlihat tampak seorang lelaki berbadan kurus sedang
berlari dengan wajah ketakutan.
“Aku tidak mencuri!Itu fitnah!”
terdengar lelaki berbadam kurus itu berteriak.Kulit badanya hitam.
Saat aku melihat ke belakangnya,
tampak tiga orang bertampang galak dengan pakaian kuning seperti serdadu jepang
mengejarnya.Ketikanya berlari menejar lelaki berbadan hitam tersebut.
“DOOR” tahu-tahu terdengar suara
tembakan yang entah dari mana asalnya.Saat kusadari, lelaki berbada kurus dan
berkulit hitam roboh ke tanah dengan baju bersimbah darah.
Melihat lelaki itu terjatuh, salah
satu serdadu jepang itu membalikkan badannya yang erlungkum itu bukan dengan
tangan tapi dengan kaki.
“Pencuri” terdengar suara serdadu
jepang itu berkata.Baru kusadari itukalau logat mereka masih kental dengan
logat jepangnya.
“Ampun..aku tidak mencuri” lelaki
berbada kurus itu mengangkat tangannya melindung wajahnya yang di todong
denapan mesih tepat di depan matanya. Rupanya suara tembakanitu berasal dar
salah satu serdadu jepang itu.
“Alasan…!!” serdadu itu pun lalu
mencabut pedang yang dibawanya. Lenagnya bergerak.
CRAASSS…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar