Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Senin, 01 Juli 2013

Sekolah Berhantu (Part 6)

Sekolah Berhantu 


Pagi ini aku harus pergi ke sekolah dengan rasa takut, gimana tidak, nanti pelajaran pertama ada waktunya Pak Naga, guru yang kemaren mengancamku.
            Aku melewati lorong sekolahan dengan rasa ketakutan.
            “aduh bagaiman dengan nasibku nanti ya” gumamku.
            “Bagas..” teriak anak cewek sambil menepuk pundakku.
            “eh cindai, bagaimana tidrmu nyenyak?” tanya ku basa-basi
            “ah, aku mah gak bisa tidur masih kepikiran tentang kemaren” katanya, aku hanya tersenyum sumriingah melihat ke arah Cindai, lucu dengan ekspresinya yang manyun.
            “Dai… akrab banget ya sama anak baru” ucap Josia menyapa anak cewek yang ada di sampingku.
            “emangnya gak boleh” katanya sambil tersenyum.
            “jangan mikir yang aneh-aneh loh ya” sambungnya lagi. Aku hanya terkekeh melihat wajah cindai yang sudah merah merona.
            “bagas kok malah ketawa sih, wajah ku loh gak merah tau” katanya seperti menegrti isi hatiku.
            “masuk yuk, udah ada pak naga tuh” kata Josia mengejak ku dan cindai masuk kedalam, terlihat pak Naga yang sudah berjalan kea rah kelasku, dengan hati yang bercampur aduk antara takut dan penasaran, aku menduduki bangkuku dengan tenang.
            “pagi anak-anak” terdengar suara Pak Naga yang menyapa kami semua, aku takut untuk memandang wajahnya.
            “haduh, aku duduk di depan meja guru lagi” ucapku, masih dengan posisi menunduk.
            “Bagas, jangan menunduk, pak Naga liatin kamu tuh” bisik Cindai di telingaku, aku langsung mendongakka kepalaku, terlihat pak Naga menatapku dengan tatapan yang sangat tajam sehingga membuat ku seperti teriris.
            Aku hanya pasrah saja ketika meliahat pak Naga melihatku dengan tatap anehnya itu, tak ku hiraukan Pak Naga, aku berpura-pura beranggaan Pak Naga tidak ada disituu
***
            Gara-gara tadi aku tak mendengarkan pelajarnnya pak Naga, sekarang aku di panggi ke ruang guru untuk menemunya, sepertinya bukan masalah perajaran deh yang nanti diomongni, lebih tepatnya membicarakan tentang yang kemaren deh.
            “Bagas ternyata kamu sudah kesini” katanya ketika mendapati ku sudah ada di hadapannya.Aku tak menjawab pertanyaanya.Dia lalu meyuruhku untuk duduk.Dan aku pun hanya menurutinya.
            “Ingat ya, kamu kemaren sudah saya kasih tau, kenapa kamu masih melakukannya sih?” tanpa pak Naga dengan suara dinginnya.Aku tak menjawab, aku hanya bisa tertunduk.
            “kamu ngeti gak apa kosekwnsinya?” k
            “kamu akan mati” katanya dengan nada sinisnya, aku tak mampu melihat kea rah matanya. Mungkin matanya menatapku tajam.
            “saya sudah memperingatimu dua kali, kalau kamu masih mengulainginya, aku sendiri yang mengambil ajalmu” katanya, sontak aku pun melihat ke arahnya, ternyata benar, dia sedang menatapku tajam.
            “ya sudah, kamu boleh balik ke kelas” katanya sambil berdiri, beberapa saat aku masih terdiam disana. Sekarang aku mulai mengerti semuanya.
***
            “ah, bolu dimana sih?” kataku sambil bergulung-guking dikasur, aku bingung kenapa semuanya mulai bermunculan, kejadian-kejadian aneh semuanya mulai menimpa ku.
            “ini sangat menggangu” kata ku sambil memukul kepala ku keras.
            “bagas” kata makhluk lalu duduk disamping budakku.
            “Bolu, kemana aja sih” kata ku sambil cembrut
            “tadi jalan-jalan ke Rumah sakit, liat Bu Winda” katanya
            “oh, aduh kita aku bingung banget nih”
            “iya, aku sudah tau kok Gas, solanya tadi pas kamu di panggil sama Pak Naga aku ada di sampingmu” kata Bolu sambil mainin rambutku.
            “aku kok gak meliahtmu?” tanyaku
            “iya jelas kamu gak melihatku, lagian kamu aja hanya bisa nunduk” katanya lagi. Dan aku hanya tersenyum malu.
            Tiba-tiba saat aku menoleh kea rah bolu sudah taka da di sampingku.Aku tak terlalu memikirkan ke hilangan Bolu, aku pun langsung berinisiatif untuk tidur.
***
            Aku mempunyai cara jitu biar kejahatan Pak Naga segera terbongkar, tapi ada satu yang masih membuat aku penasaran yaitu “kenapa pak Naga menjadi salah satu orang yang menyebabkan sekolahan ini berhantu. Ah mungkin Cindai mengerti semua yang akan terjdi. Aku pun langsung masuk ke dalam kelas.Ternyata semua anak-anak lagi berkumpul, dengan rasa penasaran ku yang begitu tinggi aku pun mendekati kea rah gerombolan tersebut.
            “Ada apa sih?” tanya ku pada Cindai.
            “itu pak Naga…” katanya menggantung. “pak Naga meninggal dunia sambil menggantungkan dirinya di lab. Bahasa” sambungnya, aku yang tadinya berdiri langsung duduk di salah satu bangku yang  ada disana.
            “apa maksudnya ini semua, kenapa tiba-tiba pak Naga seperti ini?” kata ku dalam hati. Cindai lalu duduk di sampingku dengan menepuk pundakku.
            “nanti malem datang kesini ya” katanya yang membuat aku menoleh ke arahnya.
            “maksudnya? Nanti malem kita kesini?”
            “iya, nanti malem kita kesini ya gas, aku juga penasaran seperti yang kamu rasakan. Nantii malam kita akan menguak semuannya” katanya sambil tersenyum.
            “jangan bilang kamu tak berani” katanya, yang mnegrti dengn maksud ku. Aku hanya menggaruk- garuk kepala ku yang tak gatal itu.
            “udah tenang aja, kita nanti malem Cuma lihat-lihat daerah sini aja, kita gak nganggu pasti mereka juga gak akan ganggu kita” katanya yang membuat hati ku sedikit tenang.
            “dia pengertian banget ya, cantik lagi” kataku sambil meihat kea rah nya.
            “ya gas, memang dari dulu aku pengertian, dan juga cantik” atanya sambil ketawa. Aku hanya tertawa simpul, suka sama orang punya indra lebih menyebalkan juga ya, dia sepertinya mnegrti yang aku rasakan, dia hany memandangku dengan senyuman manisnya.
            “tumben gak jawab kaa hatiku” ledekku.
            “gak ah, aku udah tau kok, kamu dari dulu suka kan sama aku” katanya lalu pergi meninggalkan ku sendiri dangan tanda tanya yang banyak diatas kepalaku.
***
            “Bagas..” teriak seorang cewek yang lagi-lagi membuatku terkejut, pasti Cindai.
            “cindai… jangan mendadak kaya gini dong” kata ku sambil cemberut, memang sih dari awal ketemu cindai, dia selalu datang secara tiba-tiba dan pergi secara tiba-tiba pula, tapi tak pernah terfikirkan olehku lebih lanjut.
            “Iya deh maaf, lagian udah biasa ketemu sama hantu, kok masih takut sih” kayanya dia mulai membaca fikiran ku lagi.
            “Kita mulai dari mana dulu ni jalan-jalannya?” kata ku, dan melihat cindai menunjukkan arah atas, dan aku mengangguk dan mengerti masud cindai yang memulai kita untuk berjalan-jalan mulai dari atas.Aku pun berjalan bersampingan dengan Cindai.
            “kalau Cindai gak pakek baju sekolah tambah cantik ya” gumamku sambil meliri ke arahnya. Tanpa sadar Cindai lalu menoleh ke arahku.
            “aduh, aku lupa lagi deh, dia kan bisa baca pikiran” kataku sambil garuk-garuk kepala ku yang tak gatal.Setelah sampe di lantai atas, Cindai mulai berjalan-jalan melihat-lihat ke arah kelas.
            “Bagas sini deh, liat disana” katanya memanggil ku sambil matanya di tutup
            “ada apa?” tanya ku sambil melihat kea rah tangan Cindai yang menunjukkan kea rah kelas ku. Aku melihat ada makhluk yang sedang duduk di depan pintu, sepertinya ku kenal.
            “Pak Naga?” kata ku, cindai melihat ke arahku sambil mengangguk.
            “ada apa dia disini?” kata ku polos.
            “tolol, ya jelas arawahnya disini, kan dia mati disini” kata cindai yang membuatku terkekeh. Bener juga apa kata cindai, kenapa aku bertanya seperti itu ke dia. Aku hanya tersenumyum sendiri.Cindai melihat kea rah ku dengan pandangan aneh.Ya sudah lah, aku lalu melihat Pak Naga, aku mencoba mendekatinya.
            “Pak…” ucapku hati-hati, sosok makhluk itu melihat ke arahku dan lalu berhadapan ke depan dengan tatap kosong, aku lalu menoleh kea rah cindai yang menyuruh ku untuk bertanya tentang kematinnya.Aku mencoba duduk di samping pak Naga.
            “Pak, kenapa bapak disini?” tanya ku lembut terlihat pak Naga sedang menoleh di hapadan ku.
            “aku di jadikan tumbal” katanya yang membuatku terbelalak. Bukannya dia yang mencari tumbl tapi kenapa malah dia yang di jadikan tumbal, pertanyaan demi pertanyaan muncul dengan begitu saja.
            “hah…?” kataku
            “kamu nanti pasti tahu sendiri, kalian nak pemberani, tapi hati-hati, itu saja pesan bapak” kata Pak Naga lalu dia pergi entah kemana.Aku beneran bingung dengan kata-kata Pak Naga.Aku coba merenung, renungan ku terbuyakan akibat Cindai menepuk pundakku untu meneruskan jalannya.
            Saat di perjalanan terlihat seperti biasa, hantu-hantu yang sering aku lihat waktu sekolah.Cindai terus saja seperinya berjalan dengan mata ditutup. ‘dasar aneh’ pikir ku sambil ketawa
            “Udah ah gas, gak lucu tau bilang aku aneh” katanya tiba-tiba yang membuat ku tambah tertawa.
            Setelah capek di lantai atas aku dan cindai memutuskan untuk langsung turun ke lantai satu, tempat pak Naga gantung diri. Saat perjalanan menuju kesana aku sanagt terkejut melihat semua dengan mataku.Kejadian dimana Pak Naga gantung diri.

            “Bagas, aku mulai tak yakin, kita balik yuk” ajak cindai, tapi berbeda dengan ku, aku ingin melihat seperti apa pembunuhan pak naga. Tapi kelihatanya Cindai sudah cemberut jadi ku urungkan niatku untuk melihat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar