Sekolah Berhantu
Sudah
dua hari ini Bolu tak menampak kan batang hidung, aku tak tau dia ada di mana,
dan setelah kemaren malam aku dan Cindai datang ke sekolahan, semua terjadi
baik-baik saja. ‘untunglah’ gumam ku sambil melangkahkan kaki ku menuju kelas.
“Bagas…! Ayooo cepat” ajak teman
sekelas ku yang tak lain yaitu gilang dan josia.Aku mengikuti ajakan mereka,
aku tak tahu kenapa tiba-tiba mereka mengejakku seperti itu.Dan akhirnya ku
temukan jawabannya.
“Cindai, kenapa?Angkat dia bawa ke
UKS” jerit ku ketka meliah Cindai yang tak sadarkan diri.Tanpa ku pikirkan
sekeliling aku membopongnya ke UKS.
“adub cindai, kenapa sih loe” aku
mondar mandir, sambil melihat Cindai terbaring lemah dan di sampingnya sudah
ada dokter yang menaganinya, terliah di belakang dokter tersebut.
“Marni..?” ucapku membatin.
“iya kenapa? Kalau kamu masih ikut
campur masalah ini, bukan hanya kamu yang akan jadi korbannya, tapi juga dia”
hantu sailan itu menunjjuan tangannya kea rah cindai, aku shok
mendengarnya.Ingin rasanya ku hajar mukannya yang jelek itu. Tapi aku
berfikiran disana masih banyak orang, kalau aku sampai berbuat seperti itu,
malah akan membuat diriku terancam, aku pun mecoba bertahan dan tak memamndang
wajah hantu sialan tersebut.
Setelah beberapa saat kemudian,
Cindai pun tersadar dan dokter tersebut meninggalkan kami berdua, aku
mendekatinya, mencoba menayakan apa yang terjadi pada dirinya.
“kenapa Dai?” tanya ku lembut lalu
ku seret kursi yang tadinya di dapan UKS.
“a..aku… sekarang mengerti semuanya”
katanya sambil mengambil minum, sepertinya dia tak mampu menjangkau botol yang
ada diatas meja, dan aku pun membantunya.
“ini…” kataku sembari memebrikan
sebotol air mineral.
“kamu mnegerti semuanya?” tanya ku
lagi, dia hanya mengangguk.
“aku sekarang mengerti dalang dari
permasalahan ini, tadi semuanya terlintas di hadapanku, aku tak kuasa
memandangnya dan aku pun pingsan” jelasnya lalu meneguk air mineral tersebut.
“memangnya siapa dalannya?” kataku
penasaran
“Kepala sekolah” katanya, terlihat
dari wajahnya yang berhati-hati untuk mengatakannya.
“maksudnya?” kataku sembari
mengerutkan keningku, aku juga penasarn dengan wajah kepala sekoahan ini,
solaanya dari awal aku masuk samapi sekarang taka da foto-foto kepala sekolah,
Cuma ada wakilnya saja yang setiap 4 tahun seklali ganti.
“iya, dia dalang semua ini, kepala
sekoalh kita itu dulu orang jepang yang yang telah menjajah kita, keturunan
dari orang yang memiliki benteng yang didirikan sebelum didirikannya sekolah
ini, aku juga baru mengethuinya kalau kepala sekolah kita itu sudah meninggal
sejak 25 tahun yang lalu, dan samapi sekarang taka da yang mengantikannya”
mendengar pernyataan tersebut aku langsung terbelala kaget bukan main.
“iya beneran, sudah ku duga ada yang
aneh dengan sekolahan ini, dan kepala sekolah itu lah yang mengeuasai ini
kawasan disini, seperti marni dan si tangan bunting itu tak berani dengan
kepala sekolah itu di karnakan kelapa sekolah kita orang jepang dan lebih jahat
dari mereka, selain itu pak Naga salah satu pengikut mereka” jelasnya lagi yang
lagi-lagi membuatku kanget.
“selain itu, disini, pasti saja ada
murid perempuan yang meninggal setiap tahunnya, tapi anehnya kematian mereka
tak pernah di selidiki siapa yang membunuhnya” katanya lagi.
“hah..? kataku
“iya, coba kita liat aja di
perpustakaan mungkin kita bisa menemukan jawabanya disana” ajaknya, aku pun
salut dengan dia. ‘sorang cewek pemberani’ sambil tersenyum simpul.
“aku udah dari dulu pemberani”
ucapnya sambil tersebyum lagi-lagi aku malu dibuatnya.
***
Aku pun ingin pergi ke perpusstakaan
sendirian tanpa di temani cindai, biarkan dia istirahat di UKS.
Aku pun memasuki perpustakaan
tersebut, terlihat banyak hantu ada disana, melihatku dengan tatapan dinginnya,
dan tak ku hiraukan itu, aku mencoba berjalan kea rah yang sepi, saat aku
melihat-lihta buku, saking kagetnya aku tak bisa berbicara apa-apa.
“cindai..” batinku, semakin aneh
saja nih anak, padahal jelas-jelas tadi dia tertidur di UKS sekarang sudah ada
disini. Cindai sepertinya menyadari kehadiran ku, dia hanya tersenyum dan menyuruhku duduk
disampingnya.
“kamu sudah lama disini?” tanyaku
“ngak kok, aku baru aja disini”
katanya sambil tersenyum ke arahku, aku tak menanyakannya lebih lanjut. Aku pun
mecari buku-buku siswa yang terdahulu.Ku temukan buku yang di sampulnya bernama
Cindai.
“cindai?” tanya ku dalam hati,
kelihatanya cindai mengerti langsung merebut bukunya dari gengaman ku.
“ini buku mama ku” jawabnya dingin
lalu di bawanya, padahal aku sangat penasaran dengan isi buku tersebut.
“kapan-kapan saja kalau aku sudah
baca silahkan di buka” katanya sambil tersenyum manis ke arahku, lagi-lagi aku
termakan oleh senyum manisnya itu.
Aku membolak-balik buku peninggalan
‘Mbah Ronald helnd’, siapa dia ya, aku pun mencoba membalikkan lembaran-demi
lembaran.Ternyata benar ini kisah dari kepala sekolah ku.
“cindai,,,” jeritku bahagia sehingga
membuat seisi perpustakaan mengalihkan padnagnnya ke arahku.
“maaf.. maaf” kataku malu, lalu
semuanya kembali focus seperti semula. Terliha cindai yang lagi ketawa tersebut
“ada apa gas?”
“aku mau tanya, kepala sekolah kita
itu namanya siapa?”
“kalau gak salah pak Ronald, iya pak
Ronald helnd”
“serius?”
“iya, emnganya ada apa sih gas?”
“coba lihat ini aku menemukan apa,
buku peninggalan mbh Ronald helnd” kataku sumringah sking sennagnya aku tak
sadar kalau aku sedang memeluk cindai.
“ehmm” dia pun mendehem dan aku pun
kembali tersadar.
“eh maaf.. maaf” kataku sambil
tersenyum,dan dia mengatakan tidak papa, aku pun membaca halaman demi halaman,
menceritakan bahwa kepala sekolah ku itu orang yang sanagt jahat di jamannya,
banyak murid-murid sekolah ini dizolimi, semua orang tak berani berhadapan dengannya
karena terkenal dia begtu sakti, sampai dia menginjak usia 97 tahun dia masih
bebuat seperti itu, guru-guru lainnya taka da yang berani menggantikannay
sebagai kepala sekolah taku dia mnegamuk, sampai sekarang pun juga, aku herena
sekali dengan kepala sekolah tersebut, dia meninggal dengn kejadian yang aneh,
ada yang bilang dia sudah meninggal da nada yang belum, karena kerap guru-guru
meliha kepala sekolah itu duduk di ruangannya, dia mengambil murid-murid yang
menurutnya dia cantik untuk di jadikan istrinya. Tepatnya sebagai tumbal,
Karena murid-murid yang dipilih langsung meninggal.
“Bagas, sudah bacanya?” tanya
cindai, yang membuat ku mulai kaget.
“biar aku bawa aja deh bukunya” kata
ku sambil berjalan ke rah keluar, di saat perjalanan sekarang aku sudah mulai
mengerti, apa misteri di sini, kenapa banya pembunuhan tersini bagaimana aku
mengakhiri semua ini?” gumam ku
“bisa saja, kita turutin aja
keinginan dari kepala sekolah kita” kata cindai
“apa ya?”
“aku tau gas, mungkin saja dia
mennginginkan di kuburkan dengan layak” kata cindai, menurutku wanita yang ada
di samping ku sangat misterius. Tapi mungkin saja ini semua hanya fikiranku.
***
Kalau memang mungkin itu kepala
sekolah itu mati dan jasatnya belum ditemukan, dimana jasatnya tersebut.
“aduh jadi pusing sendiri aku”
kataku sambil menggaruk-garuk kepalaku, mungkin saja di ruangannya.
Nanti malam akan ku ungkap semuanya,
aku udah capek di hantui sama hantu-hantu jelek seperti itu, spertinya ngajak
Cindai lebih seru.
“Bolu, kamu dimana sih?” erangku
sambil melemparkan polpoin ku ketempat sampah.
Iyap, sudah 4 hari ini aku tak
menemui Bolu, dimana dia sekarang, sungguh membuat ku kesepian bila melakukan
ini tanpa kehadiran si Bolu.Pikian ku masih ke pak sekolah yang mati secara
misterius tersebut.
Sepertinya benar apa kata cindai,
mungkin saja pak kepala sekolah itu, mati secara tiba-tiba dan tak ada yang
mengethuinya, karena kebiasaan sewaktu dia masih hidup dengan memperbudak anak
perempuan sehingga membuatnya menjadi kebiasaan sampai ia sudah meninggal.
“kamu pinter banget gas” kata
makhluk yang taka sing lagi hinggap di atas kepalaku.
“Bolu…? Kemanaj aja kamu?” kata ku
sambil
“ada hal yang aku urus, tapi kamu
pinter banget sudah mengungkap semua misteri, tinggal langkah terakhir” katanya
sambil menghilang lagi. Antara gelisah dan seneng karena kehadiran Bolu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar