Itu Cinta… (Part 1)
“Cindai, sini deh”
panggil seorang cewek cantik ke sahabatnya cewek yang bernama Cindai
tersebut berjalan menuju seseorang yang memangilnya tadi.
“iya Chalsea, ada apa?” tanya Cindai pada sahabatnya itu yang tak lain bernama Chalsea tersebut.
“sini deh, liat ini, bagus kan” kata Chalsea sambil menunjukkan jam tangnnya.
“iya bagus kok” kata Cindai sambil tersenyum manis.
Cindai
dan Chalsea bisa di sebut C2 yang sempurna, cantik, pintar dan
segalnya, mereka sahabatan sudah lama, sejak meraka masih kecil,
keduannya sangat saling menyayangi satu sama lain, tapi mereka memiliki
sifat yang amat berbeda, Chalsea memiliki sifat egois, mementingkan diri
sendiri. Sedangakan Cindai? Dia memiliki sifat kebalikan dari Chalsea,
Cindai selalu mengalah dengan Chalsea tapi dengan perbedaan tersebut
Cindai dan Chalsea makin terasa kedekatnya.
***
@Sekolahan
“Cindai dan Chalsea nanti bantu ibu ya, menyambut acara pergantian
kepala sekolah, kalian jadi pembawa acaranya” kata bu winda kepada
Cindai dan Chalsea
“iya bu, siap kok” kata Chalsea dengan bangganya.
“nah gitu dong makasi ya” kata Bu winda dan mendapat anggukan dari Cinda dan Chalsea. Lalu bu
Mereka berdua juga sangat popular di sekolahnnya, dia di kenal guru-guru sebagai murit yang sangat berprestasi.
***
@Ruang Osis
“kak bagas, nanti dokumnenya sudah gue taroh di laci, gue ke kelas dulu ya kak” kata adik kelas bagas, kepada bagas
“iya Angel, makasih ya, nanti gue cek kok” kata Bagas ke adek kelasnya
itu yang tak lain bernama Angel. Angel pun keluar dari ruang osis
tersebut. Tak lama kemudian Cindai masuk kedalam ruang osis tersebut,
dan mendapati ketua osis ada di sana.
“loh Cindai, mau ngapain?” tanya Bagas kepada Cindai
“ini gue mau ngambil dokimen yang tadi di bawa sama Angel, katanya di
bawa kesini” kata Cindai sambil celingak-celinguk mencari dokumen
tersebut.
“oh itu, belum gue periksa, tapi kalau loe mau ngambil di sana di laci” kata Bagas sambil menunjukkan Laci tersebut
“oh thanks ya” kata Cindai, dengan asik membaca Dokumen tersebut dia
berjalan kea rah bagas dan jatuh akibat kena kakinya bagas.
“Aduh” kata Cindai
“Cindai, loe ati-ati dong sakit tau, badan loe berat lagi” kata bagas sambil cemebrut gara-gara kesakitan
“iya sorry gak liat tau” kata Cindai tepat di mukannya Bagas, Cindai lalu terdiam
“Aduh cantik banget” kata Bagas dalam hati, beberapa detik mata mereka
bertemu, Cindai dan Bagas pun akhirnya malah salah tingkah
“Eh sorry ya” kata Bagas sambil berdiri. Dan di ikuti Cindai
“iya gue juga, sorry ya” kata Cindai dengan tamak bingung di wajahnya
“iya dai” kata Bagas sambil tersenyum kecil
“iya Gas, gue ke kelas dulu ya” Kata Cindai masih dengan wajahnya yang bingung dan merah merona di pipinya.
“iya hati-hati ya” kata Bagas sambil liatin Cindai yang masih salah tingkah, akhirnya Cindai pun melangkah menjauhi Bagas.
“ya ampun, gue tadi mikir apa? Aduh dada gue” kata Bgas sambil megangin dadanya.
“aduh kenpa ini, aduh” kata Bagas lagi sambil berdiri keluar dari
ruang osis tersebut dan pergi ke kantin mencari minum untuk nenangin
dirinya.
***
@Kantin
Setelah bagas memesan se teh minuman
kesukaanya itu, dia lalu duduk di bangku sebelah pojok samping taman
yang sepi belum ada yang dudukin.
Saat Bagas duduk santai sambil meminum es teh nya datang Josia yang tak lain sahabatnya Bagas.
“Bagas, gue cariin loe kemana aja sih” Tanya sahabatnya itu
“sorry bray, tadi gue ke ruang osis dulu, mau nyari dokumen gue yang
ketinggalan disana” kata Bagas sambil meminum lagi es teh nya itu.
“wokey dh gak masalah” kata Josia sambil mengambil Es The di tangannya Bagas
“oke ya oke Jos, tapi es gue juga gak usah loe embat gitu deh” kata
Bagas yang cemeberut melihat es Teh nya di lahap habis sama sahabatnya
itu, Josia hanya tertawa melihat tingkah bagas yang seperti itu.
***
Setelah beberapa minggu, Bagas masih memikirkan kejadian yang terjadi saat di ruang osis.
“Aduh dada gue kenapa sih kalau mikirin tentang kejadian itu dada gue
berubah” kata Bagas sambil tiduran di tempat tidurnya. Bagas adalah anak
tunggal dari keluarga yang sangat terpandang di Jakarta, dia memang
sangat manaja terhadap orang tuanya samapai menginjak usaia ke 14nya
ini. Dia aja belum pernah merasakan Jatuh cinta.
“Bagas sayang” panggil Mama bagas
“makan ya nak”
“gak mau ma, males makan”
“ah, sini makan ya”
“gak ah ma, ma, bagas mau curhan sama mama”
“iya boleh emangnya ada apa?” tanya mama bagas sambil mengelus-elus rambut bagas yang sudah tiduran di pangkuannya mamanya.
“Gini ma, kemaren bagas kan di ruang osis, terus Cindai ke ruang osis,
gak sengaja Cindai itu jatuh di pangkuannya bagas ma, lah pas itu bagas
kan liat matanya Cindai dada bagas loh ma, bergetar kenceng banget”
Curhat Bagas ke mamanya, mamanya hanya tersenyum.
“Itu Cinta Bagas” kata Mama Bagas sambil tersenyum, bagas hanya celingak-celinguk masih kebingunagan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar