Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Selasa, 12 Maret 2013

Itu Cinta… (Part 6)

Itu Cinta… (Part 6)

@Kamar Bagas
“Dek,kenapa loe, murung gitu?” tanya kakak Bagas saat bagas memasuki kamar saat pulang sekolah dengan wajah di tekuku
“gak papa kak” kata Bagas lalu menaruh tah ranselnya itu di meja belajarnya.
“oh iya gue kan punya janji sama loe” kata kakak bagas sambil duduk di kasur nya tersebut.
“oh iya, jelasin ke gue ya kak” kata Baga sedikit memohon
“iya deh, loe mau tanya cinta itu apa?”
“iya kak adit, gue bingung dengan perasaan gue, kadang gue milih cindai, tapi disis lain gue juga suka sama Chelsea” Kata Bagas sambil mengambil bantal yang ada di belkangnya.
“kok bisa?” kata Kaka adit sambil mengerutkan keningnya
“lah maka dari itu gue bingung kayak gini, terus sekarang manah Cindai sama Chlesea gak akur lagi, kata Difa sih gara-gar gue”
“loe nanya Cinta…? Cinta itu datang dari sini” kata Kak adit sambil memegang dadanya bagas. Bagas pun ikut memegang dadanya tersebut.
“tapi gue sih lebih nyaman di dekatnya Cindai sih kak”
“lah, itu dah ketahuan cinta loe itu Cindai”
“tapiii…”
“tapi apa? Gue gak mau kalau punya adek yang gak punya pendirian kayak gini” kata Kaka adit lalu beranjak dari duduknya dan lalu keluar dari kamar tersebut, dan tinggalah bagas sendirian yang ada di dalamnya.
“Tapi, kalau gue pilih Cindai, gue takut kalau Cindai di apa-apain sama Chelsea, Cindai orangya nurut sih sama Chelsea” kata Bagas bingung
“masa gue harus pilih Chelsea?”
“ah pusing mending gak pilih dua duanya..” kata Bagas lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
***
@Restoran Josia
“Difa, gue bingung dengan bagas” kata Josia sambil mengasihkan makanan ke Difa
“iya banget, gue aja ampe ilfil gara-gara tadi banags bilang dia suka sama gue” kata Difa sambil dengan nada merinding
“haha, serius loe?”
“iya beneran, gila emang tuh anak”
“haha, tapi gue yakin kalau bagas itu bisa milih dengan isi hatinya” kata Josia sambil meminum minuman yang ada di depannya
“iya gue tau, tapi kalau gue sih lebih milih Chelsea yang jadi pacarnya bagas” kata Difa sambil membangga-banggakan Chelsea
“kok gitu?”
“iya soalnya Chelsea cantik sih” kata Difa tersenyum
“dasar otak playboy loe, emnagnya Cindai gak cantik?” tanya Josia sambil menonyor kepalnya Difa
“ya gag gitu sih” kata Difa sambil mengelus-elus kepalnya yang habis di tonyor Josia
“tapi gue sih lebih milih Cindai yang jadi pacarnya bagas, soalnya dia tu sabar, supah sehati banget sama sifatnya bagas” kata Josia
“ya iyalah terserahlah, mending buat rencana aja biar bagas bisa sama Cindai”kata Dofa menyerah
“tapi apa rencananya?” tanya Josia
“iya juga ya…”
“hemm, udah ah di piker nanti aja Dif, kita makan yuk, laper nih”
“iya yuk”
***
Chelsea makin lama makin tidak meyukai Cindai, karena terlihat jelas kalau Bagas itu menyukai Cindai, saat dia meliha bagas dan Cindai lagi ngobrol di ruang osis.
“Dai loe kenapa akir-akir ini loe jadi pendiem, dan selalu murung?” tanya Bagas saat melihat Cindai merapikan buku-buku yang ada diruang osis.
“gak papa kok gas” kata Cindai ragu-ragu
“ayolah jujur aja” kata bagas memohon
“emm, gini gas, gue ngerasa kalau Chelsea itu menjauhi gue” kata Cindai lalu netesin air matanya.
“kok bisa, gara-gara apa?”
“gak tau gas, gue bingung gas” kata cindai malah makin nangis
“loe boleh kok nangis di pundak gue” kata Bagas sambil meraih kepalnya Cindai ke pundaknya. Tiba-tiba Chelea datang dan kaget melihat Cindai dan bagas, dan mulai detik itu Chelsea makin membenci cindai
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar