Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Selasa, 12 Maret 2013

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 8)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 8)

@Ruang tamu
“Chelsea mana?” tanya bagas yang baru nyampe di ruang tamu yang hanya melihat Difa dan Cindai asik melihat kartun
“nanyain Chelsea mulu sih gas, ada yang lagi panas nih” kata Difa sambil melirik ke arah Cindai
“apaan sih loe dif” kata Cindai sambil melemparkan bonekanya kea rah difa yang merasa itu untuk dirianya itu.
“iya nih difa, kan namanya juga teman, kan harus saling memperhatikan” sambung bagas dan langsung duduk diantara Cindai dan Difa.
“ah, bagas, sempit tau, disana loh” kata Difa, sambil menunjukkan sofa yang masih kosong.
“gak ah enakan mah disini, anget” kata bagas sambil meluk boneka yang di lemparkan Cindai tadi
“terserah loe aja deh” kata Difa sambil memakan cemilan yang ada di meja.
“eh nanti kita berate kaya kemaren lagi, gue sama difa, dan loe gas..” kata Cindai sambil menggantung kata-katanya
“Sendirian..” sambung Difa samba tertawa berbahak-bahakdan di susul oleh cindai, bagas hanya melengos kesal
“ah, gak ah kita barenagn aja” rengek Bagas.
“gak ah, gue kan udah sama cindai, iya kan dai” kata Difa sambil menoleh ke arah cindai
“ah, gak lucu deh” kata bagas sambil cemberut
“iya emang gak lucu gas” sambung cindai
“ah, seneng ya.. oke gue sendirian” kata bagas sambil semangat seolah-olah dia mau sendirian. Difa dan cindai lalu setuju.
“ah, gak ah, entar kalau gue takut gimana?” tanya bagas
“derita loe!!” kata Cindai dan dufa barengan yang membuat bagas tambah nambek, disaat bagas, difa, dan Cindai sedang bercanda sambil nonton TV, tiba-tiba TV ersebut mati. Sontak membuat Difa memeluk bagas.
“Difa ah, kebiasaan deh” kata bags sambil menyeingkirkan bagas dari pelukannya.
“iya-iya, reflek gas” kata Difa sambil cemberut sedangkan cindai hanya melihat sekeliling ruang tamu.
“kak sivia…” panggil cindai yang membuat bagas dan Difa menoleh ke arah cindai
“mana dai?” tanya bagas
“itu di jalan ke sana..” kata Cindai sambil menunjukkan ke arah dapur.
“kita kejar yuk” kata Difa sambil berdiri dan menggandeng tangan bagas dan Cindai
“plesea deh, dif jangan gandeng kaya gini” kata bagas sambil memlepaskan gandengannya.
“please ya gas, gue takut tau” kata difa sambil menarik tangannya Bagas
“Difa, bagas, tenang dong, serius dikit dong” bentak cindai kepada bagas dan Difa, yang di bentak langsung diam tak berani berkata apapun.
“loe bawa senter gas?” tanya Cindai yang menyadari ternyata lampu di dapur lagi redup
“iya nih gue bawa” kata Bagas, sambil berjalan di belakngnya cindai dan difa.
“Dai.. berhenti dulu” kata difa sambil melihat ada pisau yang banyak darahnya
“apa dif?” tanya bagas, dan cindai pun melihat ke belakang kea rah difa
“ada apa? Dif?” tanya cindai
“ini, coba deh kalian liat ini” sambil menunjukkan pisau bedarahnya tadi ke teman-temannya
“gue takut” kata Cindai pelan
“jangan takut ah, kita kan punya tuhan” kata Bagas sambil merangkul difa dan cindai.
“iya, yuk kita lanjutkan lagi, coba kita liat di gudang dulu” kata bagas lagi, sekarang bagas yang berada di depan disusul cindai dan difa.
Saat difa dan kawan-kawan sudah nyampai dapur ternyata terdengar ada yang jatuh dari meja, sontak membuat merka menoleh ke sumbersuara.
“ada apa dif?” tanya Bagas.
“iya pisau yang tadi jatuh gas” kata difa hati-hati
“udah gak papa, kita terusin lagi aja” ajak bagas, padahal di htinya juga sudah merasa takut, mungkin itu pertanda kalau bagas dan kawan-kawan tidak boleh meneruskan perjalannya.
“bagas loe gak papa kan?” tanya cindai yang melihat bagas sedang mencari sesuatu di depan pintu gudang
“ini gak ada kuncinya” kata bagas singkat
“gue coba ya” kata Cindai
“loh kok bisa?” tanya difa sambil kaget apa lagi bagas.
“ya udah gak usah di bahas masuk yuk” ajak cindai
“baunya gak enak banget, gak pernah di buka kali ya” ceplos difa
“difa, jaga omongan loe” kata bagas, sontak membuat difa menutup mulitnya.
“sempit ya” kata bagas
“kita liat ke sana yuk, kok ada lampu” ajak cindai, saat ingin ke sumber lampu tersebut, bagas terjatuh.
“kenapa loe gas?” tanya difa yang tepat di belakangnya bagas. Bagas pun di bantu difa untuk bangun
“ada apa?” tanya cindai
“senter mana senter?” kata bagas lalu menyenter ke bawah melihat apa yang membuatnya terjatuh
“apa itu” kata difa sambil mendekat kea rah bagas
“itu sepertinya kaki orang” kata cindai lalu duduk melihat kesampingnya dan diikuti oleh bagas dan difa.
“HAAAAAA” kata mereka ternya ada mayat yang sedang terbujur kaku disana, sontak membuat bagas, difa dan cindai berlari ke arah pintu ternya pintunya malah terkunci dari luar.

apa yang akan teradi pada mereka selanjutnya?
tunggu part 9 ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar