Karantina…? OH MY GOD …' (Part 4)
Jam semakin berpitar, Difa melihat sekitar kamar bagas ternyata sudah pada sepi, kemungkinan sudah pada tidur.
“Bagas, kayaknya sudah tidur semua deh, udah sepi kok” kata Difa
langsung masuk ke dalam Kamarnya bagas, terlihat Bagas sedang tiduran di
tempat tidurnya, Chelsea sedang maen laptop milik bagas, sedangkan
Cindai lagi maen BB nya.
“Sekarang kita beraksi yuk” Ucap bagas yang sedang meilihat ke arah teman-temannya itu. Terlihat Chelsea yang masih ragu.
“udah lah Chelsea, jangan gitu ah, wajah loe” kata Bagas yang
mengetahui kalau Chelsea lagi takut berat sehingg wajahnya tampak
sedikit aneh
“tau aja loe gas, kalau gue lagi takut” kata Chelsea sambil tersenyum
“ya iyalah wajah loe jelek kalau gitu” kata Bagas cuek, sedangkan Chelsea malah ketawa gak karuan.
“udah ah serius ini” kata Cindai mengudai pembicaraan anatara bagas dan Chelsea.
“iya udah deh sekarang gue bagi ya, kita berdua dua aja, biar kita cepat nemukan masalahnya” kata bagas.
“iya udah deh gue sama Chelsea” ucao Difa, dan mendapat anggukan mantap dari Bagas
“Gah ah, gue sama loe aja” kata Cindai menginginkan dirinya dengan Difa saja.
“ya udah berati gue sama bagas” kata Chelsea sambil narik tangan bagas.
“Chelsea, semangat amat sih” kata bagas, Chelsea yang menyadari
tanganya lai menggandeng bagas lalu di lepaskan, Chelsea hanya tersenyum
malu.
“oke ya, sekarang gue sama Difa biar di dekat kamarnya dif mungkin kita nemu bukti disana” kata Cindai.
“oke kalau gue akan nyaru di bawah ya” kata bagas.
“sip, udah kelar semu kan sekarng kan tepat jam 11.00 nanti kalu udah
jam 12.00 masih tidak ada yang terjadi kita ngumpul disini lagi ya” kata
Difa bijak, da yang lainnya sanat setujudengan keputusan Difa. Akhirnya
mereka pun pergi ke tempatnya masing-masing.
***
@Difa-Cindai
“Dai, pelan-pelan dong jalannya” kata Difa sambil menggandeng tangnnya Cindai.
“iya udah deh, disini kan?” Tanya Cindai saat sampai di kamar tersebut
“iya, dai kita pertama harus ngapain dulu?” tanya Difa
“ya terpaksa kita tunggu disini”
“hemm, gak ada apa-apa sih”
“iya juga ya, ya udah kita jalan kesana yuk” ajak cindai di depan
kamarnya Difa tiba-tiba saat satu langkah, lampu disana mati, sonta
membuat Cindai dan Difa sedikit berteriak.
“Gimana ni dai”
“gue juga gak tau, loe bawa senter apa gak Dif?”
“ini pakek Hp gue aja” kata Difa sambil mengasihkan ponselnya ke arah Cindai
***
@Bagas-Chelsea.
“Gas, ini lapu mati ya” tanya Chelsea sambil memegangi bajunya bagas saking takutnya.
“iya lah, tapi gue bawa senter kok” kata Bagas sambil menyalakan senternya.
“lah pinter gitu” puji Chelsea
“hemm, kasian Cindai sama Difa ya” kata bagas sambil berjalan ke arah dapur mungkin bisa menemukan Senter disana.
Saat berjalan ke arah dapur tiba-tiba Chelsea menjerit
“Bagas…” teriak Chelsea sambil menarik baju bagas yang sontak membuat bagas kaget.
“kenapa?”
“ini gas, ada yang megangin kaki gue” kata Chelsea sambil menangis
ketakutan, Bagas tak melihat siapa-saipa yang ada di bawah kaki Chelsea,
tapi kaki Chelsea tetap saja tidak bisa di angkat.
“bagas gue
takut gas” kata Chelsea sekarng memeluk bagas, bagas sangat bingung
dengan kejadian tersebut, dia hendak menelpon Cindai dan Difa, tapi
singal ponsel bagas gak ada sama sekali. Itu yang membuat bagas lebih
bingung lagi.
“udah tenang dulu” kata Bagas sambil nenagin Chelsea
“gue takut gas, gue takut, gue gak mau nerusin lagi gas” kata Chelsea
akhirnya kakinya sudah bisa di angkat, dia lalu memeluk bagas.
“gas
gue mau kita udahin ini” kata Chelsea, dia masih nangis di pelukan
bagas, akhirnya bagas pun kasian dengan Chelsea dan dia putuskan untuk
menyudai ini semuanya. Saat bagas dan Chelsea hendak kembali ke
kamarnya bagas, lift yang mereka naiki macet, yang membuat Chelsea
tambah nangis menjadi-jadi.
“aduh, apa-apaan sih ini?” kata bagas sambil memencet-mencet bel
“bagas..” kata Chelsea masih menangis sambil memeganingi tangannya
bagas. Bagas dan Chelsea sudah menyerah dengan kejadian tersebut.
***
@Cindai-Difa
“Dai gue takut dai, sumpah gue pengen bailk dai” kata Difa, ketika
mendengar suara anak cewek yang tiba-tiba menangis dari kamar yang di
bicarakan dia kemaren
“yuk balik yuk, gue BM bagas dulu” kata Cindai sambil mengambil ponselnya.
“lagsung telpon saja Dai, kepepet” kata Difa sambil berjalan kea rah kamar bagas.
“iya ini gue telpon” Cindai menunggu jawaban dari bagas, beberapa detik kemudian ada yang ngankat.
“hallo gas, loe dimana?” tanya cindai panic, ternyata tanpa jawaban dari bagas.
“bagas, loe kemana gas?” teriak cindai sambil menangis
“bagas kenapa dai?” taya difa
“gak tau dif, gue telpon Cuma ada suara anak kecil nangis, gue takut kalu bagas sama Chelsea kenapa-kenapa”
“sabar dulu dai, gue coba menghubungi Chelsea ya” kata difa nenagin cindai sambil mencoba menelpon Chelsea.
“di angkat dai” kata difa seneng
“Halo, loe dimana Chelsea?” tanya difa kepada seseorang di sebrang sana.
“gue diblakang loe” kata orang yang di telpon Chelsea sontak membuat difa kaget dan menjatuhkan telponnya ke lantai.
“kenapa dif?” tanya cindai panic
“kata Chelsea dia ada di blakang gue, api suaranya dingin banget, beda
dengan sura chelsea” kata difa gugup, dia masih tak berani menatap ke
belakang sedangkan cindai masih tetap menangis memikirkan keadaan bagas.
saat menoleh ke belakang dan...
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar