Saya membuat Blog ini dengan tujuan untuk meletakkan hasil karya saya ke pada publik agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya

Selasa, 12 Maret 2013

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 13)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 13)

“Cindai..” kata Chelsea masih nangis
“kita gak bisa harus tinggal diam, mending kita bedia aja dif, loe chel, mending loe rawat Novi aja ya” kata Bagas bijak
“kenapa gue gak boleh ikut?” tanya Chelsea
“loe cewek chel, gue takut kalau loe kenapa-kenapa, nurut dong sama gue” kata bagas sambil duduk samping difa.
“iya, tapi anterin gue ke UKS ya” kata Chelsea masih ketakutan
“oke” kata Bagas sambil berjalan mengantarkan Chelsea
“Bagas tunggu dong, gue juga ikut, gue takut tau” kata Difa sambil berlari mengejar bagas dan Chelsea.
***
Setelah menunggu Chelsea tertidur pulas di UKS, Bagas dan Difa pun berniat untuk langsung membantu Cindai
“kita berdua aja ni?” tanya Difa
“iya Dif, loe berani kan?”
“kalau di tanyain berani apa gak sih 50% berani, tapi kita masih kecil, OB gila itu bukan tandingan kita gas” kata Difa sambil duduk disamping Bagas duduk
“iya bener juga, tapi gimana lagi kita mau minta bantu siapa?” tanya bagas sambil memegangi kepalnya.
“kakak mau kok bantu kalian” kata seseorang dari belakangnya difa dan bagas, yang sontak membuat bagas dan difa langsung menoleh kea rah sumber suara tersebut
“Kak Geboy?” kata bagas dan difa berbarengan
“kakak ngerti semuanya?” tanya bagas
“iya gas, kakak ngerti pas tadi OB gila itu nyeret cindai, udah tanpa piker panjang lagi ayuk kita bantu cindai, kakak takut kalau terjadi sesuatu dengan Cindai” ajak kak geboy
“oke kak, dari mana dulu?” tanya difa
“gini, gas, loe telpon polisi ya” kata kak geboy
“sekarang?” kata bagas polos
“minggu depan gas, ya sekarang gas” kata kak geboy sambil mengacak-acak rambut bagas.
Setelah bagas menelpon polisi, bagas, Difa dan kak geboy langsung menuju ke gudang dekat dapur tersbut, difa dan yang lainnya berhati-hati saat memasuki gudang tersebut
“kak, kayanya gak ada apa-apa!” kata kak geboy yang membuka pintu gudang tersebut
“kita umetin ni gududang dulu kak” kusul bagas
“oke deh” kata kak geboy setelah 5 menit di cari ternyata hasilnya nihil taka da seorang pun disana.
“TOLONG….” Teriak seseorang yang membuat kak geboy, bagas, sama Difa langsung keluar dari gudang tersebut.
“sepertinya suaranya cindai kak” kata bagas gugup
“keliatanya di atas deh” kata kak geboy
“gue tau, mungkin ruangan dekat kamar gue deh” kata Difa, dan semunya langsung pergi naik lift menuju ruangan tersebut
“Aduh gue takut kalau cundai kenapa-kenapa” kata difa sambil gemeteran
“sabar ya, jangan mikir aneh-aneh ya” kata kak geboy, tak lama kemudia sampai di lantai atas. Mereka langsung menuju kamar tersebut.
“mana kamarnya?” tanya kak geboy
“disana kak” kata difa sambil menunjukkan ruangan yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Bagas pun berlari duluan ke ruangan tersebut.
“gimana gas bisa dibuka?” tanya kak Geboy
“gak bisa dibuka kak, kayaknya di kunci dari dalam” kata bagas sambil mengetok-ngetok pintu tersebut sangat keras
“sabar gas, gue yakin cindai gak papa kok” kata difa menyemangati.
“gni aja, kalian disini ya, kakak coba cari kunci serepnya di bawah mungkin ada” kata kak geboy.
“boleh kak” kata difa, kak geboy pun akhirnya turun untuk mencari kunci tersebut, sedangkan bagas dan difa mansih berusah untuk mendengarkan sesuatu yang teradi didalam.
“loe denger gak dif?” tanya bagas
“gak gas, gue gak denger apa-apa”
“gue takut dif”
“tenang gas, gue yakin banget sama cindai, dia pasti kuat”
“iya dif” kata bagas yang sudah nyerah lalu duduk di bawah pintu tersebut
“bagas, difa, TOLONG” ucap seseorang dari dalam ruangan tersebut kemungkinan itu cindai
“Cindai” ucap bagas dan difa barengan
“iya dai gue disini tunggu sebentar ya” ucap bagas
‘iya dai” kata difa, tak lama kemudia kak geboy datang membawa alat untuk mendobrak pintu tersebut
“gimana kak dapet kuncinya?” tanya bagas
“gak ada mending pakek ini aja” kata kak geboy lalu mencoba mendobrak pintu tersebut dan alhasi pintu tersebut terbuka
“bisa, ya udah langsung masuk yuk” kata kak geboy sambil berlari kedalam
“cindai loe dimana?” tanya bagas
“gue disini gas” kata cindai masinh menangis, bagas pun langsung berlari ke kamar mandi
“cindai…” teriak bagas dan difa mendekati cindai, terlihat ada darah mengalir deras di leher cindai
“gas mending kamu urusin cindai, biar kaka yang nyari OB gila itu” mendapat anggukan dari bagas dan difa.
“gas sakit gas” rengek cindai
“iya dai, gue ngreti yuk kita ke uks” kata difa
“tak lama kemudia ada polisi datang ke temapt tersebut.
“dek ada korbannya” kata polisi tersebut
“ini pak,” kata Difa sambil menunjukkan kearah cindai, cinda lalu di bawa ke uks
“OB nya gimana pak?” tanya bagas
“OBnya sudah di tangkap dek, tadi dia berniat untuk kabur” kata polisi tersebut membuat bagas, difa dan kak keboy tersenyum bahagia. Mereka akhirnya turun untuk melihat OB tersebut, ternyata dibawah sudah banyak yang kumpul.
“terimak kasih ya dek” ucap polisinya tersebut, poisi tersebut lalu membawa pelaku ke kantor polisi
“Kalian memang anak-anak hebat” kata bunda romi saat mendapati bagas, difa, chlesea, cindai (yang sudah dirawat ternyata tak ada yang memperhatikan) dan Novi yang sudah bangun dari komanya.
“makais bunda romi” kata cindai
“pokoknya bunda bahagia punya kalian semua” kata bunda romi lalu memeluk ke lima anak icil tersebut
“kita berhasil” ucap bagas, difa, cindai, Chelsea, dan novi berbarengan, semua yang ada disana ikut bahagia punya anak-anak yang pemberani.
END

Akhirnya selesai juga :)
jangan lupa L + C.

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 12)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 12)

@Ruang tengah
“Bagas mana sih, telat mulu nih” rengek Chelsea yang sedang makan cemilan yang di bawakan cindai
“kaya gak ngerti bagas aja” kata Difa sambil tiduran di sofa, tak lama kemudia Bagas datang sambil membawa buku tersebut, bukunya bagus bersampul pink, dan terdapat pita pink di depannya, ada nama ‘AshilaGabriel’ di sudut kiri bawah buku tersebut.
“gas, bawa apaan tuh” tanya Difa saat bagas sudah ada di hadapannya
“bukunya kak shila” kata bagas dan duduk dibawah bersama cindai lalu mengambil cemilan yang dibawa Chelsea
“owalah, yang tadi, cob ague liat” kata Difa sambil mengabil buku yang di bawa bagas
“ini..” kata bags sambil memebrikan buku tersebut
“gila, ada passwordnya lagi” kata Chelsea yang melihat ke arah buku tersebut
“hemm” bagas mendehem masih memakan cemilan tersebut
“kok gak bilang sih gas kalau ada passwordnya” kata difa sambil manaruh buku tersebut kemaeja
“lah loe aja gak nanyak sih” jawab bagas asal-asalan.
“udah ah, kebiasaan deh kalian bertengkar mulu” sela cindai sambil menagmbil buku tersebut diatas meja.
“mau loe apain dai?” tanya Difa dengan polosnya.
“mau di gigit, ya mau di coba lah mungkin aja password yang gue masukkan bener” kata Cindai sambil geregetan gara-gara difa
“ini mungkin aja passwordnya pasti nama orang yang kak shila sayangi” kata Cindai menebak
“iya, tapi siapa?” tanya Chelsea
“oh iya gue ingat, itu di pojok kiri bawah ada tulisannya ‘AshilaGabriel’ mungkin kak Gabriel kali” ucap bagas
“oke gue coba ya” kata cindai, tapi nihil gak bisa
“mungkin aja namanya sendiri” ceplos difa
“iya udah gue coba ya” kata cindai mencoba kata-kata ASHILA, tapi tetap aja nihil
“gak bisa ya dai? Terus apa dong?” kata Chelsea sudah kelihatan menyerah
“coba deh gabungin aja tuh ‘AshilaGabriel’” kata bagas
“iya dai coba aja” kata Difa semangat
“iya” lalu cindai mencoba lagi, tapi hasilnya nihil
“gak bisa” kata Cindai sambil meletakkan buku tersebut tanda menyerah
“sini-sini gue coba” kata bagas sambil mengambil buku tersebut
“bissmilah hirokhman nirokhim..” kata bagas sebelum memasukkan password tersebut ternyata akhirnya bisa
“Alhamdulliah bisa” sorak difa
“ya udah baca dalemnya” kata Chelsea penuh antusias, bagas pun membaca halam demi halaman, dan didengar kan dengan seksama oleh ke empat temannya itu.
“halaman pertama, Alhamdulillah gue masuk menjadi finalis idola cilik, senneg banget, disini ada temen yang baik banget, namanya sivia, orangnya baik banget, gue sayang bnget sama dia” kata bagas sambil membuka halaman selanjutnya
“halaman kedua, alhamdullilah gue masih bertahan disini, udah 10 besar thanks god” kata bagas sambil menelan ludah
“terusin gas” kata difa
“halaman ke tiga, Gabriel menyatakan cinta pada gue, gue juga sangat menyayanginya tapi… sivia sahabat gue juga menyayangi Gabriel”
“Halaman ke empat, ya allah, sivia mengetahui kalau Gabriel mencintaiku, sivia menjauhi ku, bagaimana ini?”
“halaman ke lima, sivia menghilang, sampai sekarang di belum di temukan, gue sayang dia, kembalikan di untuk gue”
“lama gas, lanngsung halam terakhir aja” kata Cindai yang tak sabar
“halaman ke delapan, gue taku sama OB disini, kak dev, dia aneh banget, sebelum sivia menghilang kak dev lah orang pertama yang mengetahi, dan di banjunya masih ada sisa darahnya gue takut”
“hah, apa-apaan ini?” tanya Difa yang kaget kenapa OB yang akrab do panggil dev tersebut ada dalam buku tersebut
“coba buka halam selanjutnya” kata Chelsea yang ikut penasaran
“halaman ke 10, akhir-akhir ini kak dev memperhatikan ku dengan tatapan yang aneh…” dan membuat bagas terdiam
“kenapa gas lanjutin dong” rengek cindai
“serem kok, iya ini gue lanjutin lagi” kata bagas
“halaman ke 10, akhir-akhir ini kak dev memperhatikan ku dengan tatapan yang aneh.. gue takut kalau pembunuh sivia itu kak dev”
“halaman ke 11, OB tersebut semakin hari semakin menatap ku dengan tatapan yang aneh, semua anak-anak icil lainnya gak ada yang percaya, gimana ini”
“halaman ke 12, ya allah, beneran apa yang gue pikirkan dari dulu ternyata benar orang yang bunuh sivia yaitu OB sialan itu dan sekarng aku lah korban selanjutnya…” kata bagas, langsung menunjukkan bukunya pada semua teman-temannya itu.
“ada darahnya..” kata bagas
“jadiii..” kata Difa sambil merinding
“sumpah gue gak nyangka banget, gue takut” kata Chelsea.
“tapi kenapa dia…” ucapan Difa terpotong saat melihat ada bayangan hitam di belakang Cindai,
“kenapa dif?” tanya bagas
“liat itu” bisik difa kepada bagas, bagas juga kaget dengan bayangan hitam tersebut
“Kak Dev..” ucap Bagas, Chelsea dan difa berbarengan. Kak dave sekarang tepat di belakangnya Cindai. cindai pun mau menoleh sudah di pegangi kak Dev OB tersebut
"cindai...." panggil bagas sambil menangis
"jangan mendekat atau cindai akan mati" kata kak dev
"kaka maunya pa sih" kata chelsea masih menangis
"gue gak mau da orang yang mencari tau tentang gue"
"kak, maafin kita" kata difa menyesal
"terlambat" kata kak dev lalu menyeret cindai, cindai hanya bisa menangis.
***

Apa yang terjadi pada Cinda?
tunggu kelanjutannya :)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 11)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 11)

Akhirnya Novi pun di bawa ke UKS, Bagas, Difa, Cindai, dan Chelsea sangat syhok melihat Novi yang berbaring di kamar mandi dengn darah yang begitu banyaknya, mungkin kalau udahterlambat sedikit lagi pasti Novi sudah meninggal. Terlihat bagas yang sangat panic, dan ada Chelsea yang sedang nenagin bagas.
“tenang ya gas” kata Chelsea lalu duduk di samping bagas
gue takut”
“iya gue juga tau, gue juga takut, tapi jangan kaya gini, loe kan ang paling tua diantara kita, kalau loe takut, kita gimna dong”
“iya gue tau itu, gue takut kalau gue, loe, cindai, difa, mengalami hal yang sama dengan novi, gue gak mau itu”
“iya, tapi loe harus tenang dulu” kata Chelsea sambil menepuk pundak bagas, tak lama kemudia datang cindai.
“ini gas, loe minum dulu, biar sedikit tenang” kata cindai sambil memberikan sebotol air mineral dingin ke bagas. Bagas hanya mendongak kea rah cindai dan meneriman botol tersebut.
“thanks dai”kata bagas samba tersenyum, lalu murung lagi.
“dan ini chel, buat loe” kata Cindai sambil mengasihkan air yang sama kepada Chelsea.
“thanks dai, difa mana?” tanya Chelsea.
“dia lagi di gudang yang kemaren”
“sendirian?” ucap bagas kaget. Dan mendapat angguakn dari cindai, bagas pun akhirnya berlari menuju gudang tersebut dan di susul oleh cindai, sedangkan Chelsea lebih memilih untuk menjaga Novi, dia takut kalau Novi sadar dan tidak ada yang merawatnya.
***
@Gudang
“Siapa sih loe, yang buat Novi seperti itu?” marah Difa sambil menendang-nendang yang ada di dekat kakinya. Tak lama kemudian bagas sampai di depan gudang tersebut.
“Difa..” panggil bagas lalu berlari mendekati Difa
“loe ngapain disini?” tanya bagas
“gue frustasi gas, gara-gara ini semua, gue jadi setres makan gak enak semua, kalau gue kurus, gue gak jadi ganteng lagi dan kalau gue gak ganteng, fans-fans gue pidah ke loe semua” kata Difa masih sempet-sempetnya bercanda dan mendapat tonyoran dari bagas
“sakit gas”
“mangkanya, jangan asal ngomong, balik yu” ajak bagas
“bagas, difa, ya udah keluar yuk dari situ” teriak cindai ang berada tepat di depan pintu gudang tersebut.
“ya udah yuk kita keluar” ajak difa, anap sadar bagas menemukan buku bagus dan diambilnya
“buku apa itu gas?” tanya difa
“gak tau gue, gue tinggal ya”
“jangan, bawa aja, mungkin itu petunjuk buat kita”
“iya udah deh gue bawa” kata bagas.
“HOE, DIFAAA, BAGAAAS, LAMA AMAT SIH” terian Cindai dari luar, soalnya bagas sama difa malah asikan ngobrpl di dalam
“iya dai, sabar napa” kata difa
“iya nih, manis-manis galak” sambung bagas. Akhirnya bagas, cindai dan difa pergi dari gudang tersebut.
***
@Ruang makan
Saat makan malam tiba, semua hadir kecuali Novi karena sampai sekarang dia masih belum sadarkan diri. Tapi tak membuat ke emapt teman yang lainnya patah semangat untuk makan (ada aja)
“gas, tadi loe nemui buku apa?” tanya difa
“gak tau juga sih, tapi di sampulnya ada namanya” jawab bagas samtai
“siapa gas?” tanya cindai
“Ashila Zhara Tiara” jawabnya singkat
“kak shila..” kata Chelsea kaget.
“iya, maka dri itu gue juga kaget” kata bagas sambil mengambil tisu yang ada di hadapannya dan mengasihkan ke Cindai
“ini dai, usap tuh di pipi loe ada nasinya” kata bagas sambil tertawa
“thanks gas” kata Cindai malu, yang lagi-lagi membuat Chelsea hanya bisa tersenyum kecut.
“loe jelas kenal kan dai sama kak shila, jelas-jelas dia temen kakak loe” kata difa
“ia gue kenal, tapi setelah kakak gue dinyatakan menghilang udah dua bulan, kak shila sebagai sahabat baiknya itu juga ikut mencari kak shivi sampai sekarang gue gak ngerti kabarnya” jelas Cindai
“kok bisa?” tanya Chelsea
“iya gue juga gak tau” kata Cindai
“mana buku tadi gas?” tanya cindai
“ada tuh dikamar kenapa?” tanya bagas
“mungkin aja kita bisa nemuin semuanya disana, dibuku kak shila” kata Cindai semangat
“yumben otakmu canggih?” ledek difa yangmembuat yang lain ketawa.
“oke fine, ketawa terus” kata Cindai malah ngambek
“udah ah, gue ambil sekarang ya” kata bagas melerai
“jangan gas, terusin dulu makannya” kata Chelsea
“iya gas, nanti aja, kalau kita lagi gak ada kerjaan, gue juga mau nambah, laper banget tau” kata Difa yang membuat yang lainnya malah ketawa gak karuan.
***

Penasarn dengan isi buku dari 'Ashila Zahra Tiara'? tunggu part selanjutnya :)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 11)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 11)

Akhirnya Novi pun di bawa ke UKS, Bagas, Difa, Cindai, dan Chelsea sangat syhok melihat Novi yang berbaring di kamar mandi dengn darah yang begitu banyaknya, mungkin kalau udahterlambat sedikit lagi pasti Novi sudah meninggal. Terlihat bagas yang sangat panic, dan ada Chelsea yang sedang nenagin bagas.
“tenang ya gas” kata Chelsea lalu duduk di samping bagas
gue takut”
“iya gue juga tau, gue juga takut, tapi jangan kaya gini, loe kan ang paling tua diantara kita, kalau loe takut, kita gimna dong”
“iya gue tau itu, gue takut kalau gue, loe, cindai, difa, mengalami hal yang sama dengan novi, gue gak mau itu”
“iya, tapi loe harus tenang dulu” kata Chelsea sambil menepuk pundak bagas, tak lama kemudia datang cindai.
“ini gas, loe minum dulu, biar sedikit tenang” kata cindai sambil memberikan sebotol air mineral dingin ke bagas. Bagas hanya mendongak kea rah cindai dan meneriman botol tersebut.
“thanks dai”kata bagas samba tersenyum, lalu murung lagi.
“dan ini chel, buat loe” kata Cindai sambil mengasihkan air yang sama kepada Chelsea.
“thanks dai, difa mana?” tanya Chelsea.
“dia lagi di gudang yang kemaren”
“sendirian?” ucap bagas kaget. Dan mendapat angguakn dari cindai, bagas pun akhirnya berlari menuju gudang tersebut dan di susul oleh cindai, sedangkan Chelsea lebih memilih untuk menjaga Novi, dia takut kalau Novi sadar dan tidak ada yang merawatnya.
***
@Gudang
“Siapa sih loe, yang buat Novi seperti itu?” marah Difa sambil menendang-nendang yang ada di dekat kakinya. Tak lama kemudian bagas sampai di depan gudang tersebut.
“Difa..” panggil bagas lalu berlari mendekati Difa
“loe ngapain disini?” tanya bagas
“gue frustasi gas, gara-gara ini semua, gue jadi setres makan gak enak semua, kalau gue kurus, gue gak jadi ganteng lagi dan kalau gue gak ganteng, fans-fans gue pidah ke loe semua” kata Difa masih sempet-sempetnya bercanda dan mendapat tonyoran dari bagas
“sakit gas”
“mangkanya, jangan asal ngomong, balik yu” ajak bagas
“bagas, difa, ya udah keluar yuk dari situ” teriak cindai ang berada tepat di depan pintu gudang tersebut.
“ya udah yuk kita keluar” ajak difa, anap sadar bagas menemukan buku bagus dan diambilnya
“buku apa itu gas?” tanya difa
“gak tau gue, gue tinggal ya”
“jangan, bawa aja, mungkin itu petunjuk buat kita”
“iya udah deh gue bawa” kata bagas.
“HOE, DIFAAA, BAGAAAS, LAMA AMAT SIH” terian Cindai dari luar, soalnya bagas sama difa malah asikan ngobrpl di dalam
“iya dai, sabar napa” kata difa
“iya nih, manis-manis galak” sambung bagas. Akhirnya bagas, cindai dan difa pergi dari gudang tersebut.
***
@Ruang makan
Saat makan malam tiba, semua hadir kecuali Novi karena sampai sekarang dia masih belum sadarkan diri. Tapi tak membuat ke emapt teman yang lainnya patah semangat untuk makan (ada aja)
“gas, tadi loe nemui buku apa?” tanya difa
“gak tau juga sih, tapi di sampulnya ada namanya” jawab bagas samtai
“siapa gas?” tanya cindai
“Ashila Zhara Tiara” jawabnya singkat
“kak shila..” kata Chelsea kaget.
“iya, maka dri itu gue juga kaget” kata bagas sambil mengambil tisu yang ada di hadapannya dan mengasihkan ke Cindai
“ini dai, usap tuh di pipi loe ada nasinya” kata bagas sambil tertawa
“thanks gas” kata Cindai malu, yang lagi-lagi membuat Chelsea hanya bisa tersenyum kecut.
“loe jelas kenal kan dai sama kak shila, jelas-jelas dia temen kakak loe” kata difa
“ia gue kenal, tapi setelah kakak gue dinyatakan menghilang udah dua bulan, kak shila sebagai sahabat baiknya itu juga ikut mencari kak shivi sampai sekarang gue gak ngerti kabarnya” jelas Cindai
“kok bisa?” tanya Chelsea
“iya gue juga gak tau” kata Cindai
“mana buku tadi gas?” tanya cindai
“ada tuh dikamar kenapa?” tanya bagas
“mungkin aja kita bisa nemuin semuanya disana, dibuku kak shila” kata Cindai semangat
“yumben otakmu canggih?” ledek difa yangmembuat yang lain ketawa.
“oke fine, ketawa terus” kata Cindai malah ngambek
“udah ah, gue ambil sekarang ya” kata bagas melerai
“jangan gas, terusin dulu makannya” kata Chelsea
“iya gas, nanti aja, kalau kita lagi gak ada kerjaan, gue juga mau nambah, laper banget tau” kata Difa yang membuat yang lainnya malah ketawa gak karuan.
***

Penasarn dengan isi buku dari 'Ashila Zahra Tiara'? tunggu part selanjutnya :)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 10)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 10)

@Kamar Cindai
Dikamar Cindai sudah ada novi dan Chelsea, mereka seperti biasa sedang ngapalin bersama.
“aduh udah 5 besar nih..” kata Novi membuka pembicaraan
“iya nih, siapa ya besok yang tinggal kelas” kata Chelsea sedih
“moga aja, besok kalau ada yangtinggal kelas gue harap sih dapat bintang dari komentator” kata cindai bijak
“loe yakin?” sambung Chelsea
“iya gue yakin banget kalau besok 5 besar ada bintang dari komentator” kata Cindai tersenyum, akhirnya mereka pun meneruskan ngapalin lagu masing-masing.
“Cindai… cindai..” panggil seseorang dari luar sana.
“siapa dai?” tanya novi
“palng-paling ya Duo geje itu” kata Cindai beranjak dari duduknya untuk membukakan pintunya
“haha, bagas, sama difa ya, duo geje? Gak papa bagus kok” kata Chelsea sambil ketawa ngakak, membuat Novi dan Cindai juga ikut ketawa.
“Tuh kan bener” kata Cindai saat membuka pintunya, ternyata beneran bagas dan difa yang mengetok pintu tersebut.
“tuh kan gak asik kan, ngomongin kita ternyata gas” kata Difa sambil cemberut langsung duduk disamping Novi
“bukan, mereka mah ngomongin kit solanya kita ganteng dah gitu keren lagi” kata Bagas dengan PD nya lalu duduk di kursi rias milik Cindai.
“Bisa aja loe gas” kata Chelsea sambil melemparkan bantal kea rah bagas
“serius loh, liat saja, fans kit banyak kan gas, rata-rata cewek semua lagi” kata Bagas lagu sambil mengajak tos sama Difa dan di ladeni difa. Yang lainnya malah nambah ketawa melihat aksi Bagas dan Difa yang sanagt narsis tersebut.
“kok pada ngumpul disini sih?” tanya Difa sambil mengerutkan keningnya.
“iya gue sama Cinda and Chelsea lagi mikir aja kasian ya kalau sabtu depan salah satu dari kita akan tinggal kelas” kata Novi sedih
“iya juga ya, tapi gak papa kok, bagaimana pun kita tetap sahabat” kata Bagas dengan sok coolnya, yang lainnya hanya tertawa melihat aksi dari bagas.
“anak-anak.. kalaian disini?” tanya seseorang dari luar sana
“iya, sebentar ya” kata Cindai lalu beranjak dari duduknya, semuanya hanya penasaran dengan siapa yang ada di luar sana.
“loh kak Dev…” kata Cindai, yang lainnya hanya terdiam mendengar pembicaraan antara kak Dev OB di sana dan Cindai. Akhirnya 2 menit pembicaraan pun selesai juga
“makasih kak” kata Cindai baik lalu menutup kembali pintu kamarnya.
“ada apa dai?” tanya Chelsea saat melihat Cindai kembali dengan wajah lesu
“penjaga Rumah karantina ini meningeal” kata Cindai yang membuat yang lainnya kaget
“hah?” kata bagas
“berati kita gak boleh tinggal diam, malam ini juga kita haru menyari kebenrannya” kata bagas lagi
“kok mala mini?” tanya difa.
“iya iyalha, loe mau salah satu diantara kita juga meninggal, gue gak mua” bentak bagas.
“sabar gas, iya gue ngerti kok maksud loe” kata Cindai nenagin bagas, sedangkan Chelsea yang melihat adegan itu hanya tersenyum kecut.
“oke lah, gue setuju ko” kata Difa
“tapi gue gak ikut ya, nanti penyakit gue kambuh kagi, malah sabtu gue gak bisa tampil” sambung novi, dan mendapat anggukan mantap dari bagas.
“kalau loe?” tanya bags ke pada Chelsea
“hemm, gue ikut kok” kata Chelsea
“iya udah sekarang kita gentian pasangan ya” ajak bagas
“gak ah, gue mah minta sama cindai aja” kata Difa sambil dudul di samping cindai
“gentian gitu loh biar adil” kata bagas
“ya udah lah, gue sama Chelsea kalau gitu” kata Difa nyerah.
“iya uadh deh, gue ke toilet dulu ya..” kata Novi sambil berjalan menuju toilet cindai. Yang lainnya hanya mengangguk. Dan semua pun melakukan kegiatannya masing-masing, cindai dan Chelsea memghapalkan lirik lagu, Bagas sedang maen dengan bedak-bedaknya cindai sedangkan difa hanya tertidur pulas di kasur cindai.
“Novi kok gak balik-balik sih?” tanya Chelsea
“iya juga ya, udah 20 menit kali, masa pipis aja 20 menit” kata bagas curiga lalu berjalan ke arah toilet
“ah, gas, biar gue aja yang liat, masa cowo liat cewe” kata cindai lalu berjalan kea rah kamar mandi dan di belakangnya ada bagas.
Saat cindai membuka kamar mandinya, sumpah kaget banget ternyata meliha novi sudah ada di lantai dengan darah segar yang keluar dari kepala dan hidung tersebut
“NOVIIIII”teriak cindai yang membuat bagas, Chelsea, langsung menedekati Cindai. Sdangkan Difa yang tadinya tertidur pulans langsung terbangun dan berlari kea rah cindai.
“cepat panggil orang yang ada di luar” bentak bagas, segera Chelsea dan difa meminta bantuan.

Apa yang terjadi dengan Novi?
tunggu part selanjutnya ya :)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 9)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 9)

Cindai sudah bingung dengan keadaan tersebut hanya bisa menangis, sedangkan Difa dan bgas malah bingung saat cindai menangis.
“gas, loe tenangin cindai dulu gih, biar gue cari apa itu buat ndobrak pintu ini” kata Difa.
Difa masih mencari sesuatu yang bisa untuk membuka pintu tersebut, sedangkan bagas masih bingung dengan ke adaan cindai yang makin menangis
“dai, tenang dong, gue bingung nih” kata bagas
“bagaimana gue bisa tenang coba, liat aja tuh” kata cindai sambil menunjukkan tengkorak manusia yang ada di samping cindai
“iya, gue tau emangnya kenapa dai?” tanya bagas
“dia kakak gue, kak sivia” kata cindai
“hah? Dari man aloe tau kalau ini kakak loe?”
“ini ada gelang yang di pakek tengkorak ini ada insialnya ‘CS’yang artinya Cindai salma yang mama kasihkan ke gue dan kak sivia” jelas cindai sambil merapikan tengkorak tersebut.
“ya udah, loe tenang dulu ya, yuk kita bantu dofa buka pintu ini dulu” ajak bagas, dan akhirnya Cindaipun tidak menangis lagi. Tak lama kemudian dengan bersusah payah, akhirnya pintu gudang tersebut bisa dibuka juga. Bagas dan kawan-kawan langsung berlari keluar dari gudang tersebut.
“gas, mending loe telpon polisi cepat, gue sama cindai telpon Chelsea sama novi” kata Difa panic. Setelah menunggu 15 menit ruangan tersebut sudah di penuhi orang.
“sebagian orang sedang menenangkan Cindai yang sejak tadi masih nangis, sedangkan Bagas dan difa sedang di tanyakan tentang mayat-mayat yang ada di gudang tersebut
“gak tau pak, kita juga gak ngerti kok bisa ada bankyak mayat ada disana” ucap bagas
“coba ceritakan kembali kenapa kalian bisa membukan gudang tersebu?” tanya pak polisi tersebut
“kita itu penasaran pak, kita udah lama dihantui sama hantu-natu yang aneh, kita itu capek pak, jadi kita coba bongkar masalah ini, gak tau kenapa kita terbawa ke gudang ini, kita lihat-lihat ternyata ada mayat…” Difa menceritakan semuanya yang dia alamin malam itu, semua tampak kaget dengan kejadian tersebut.
Akhirnya bagas, Cindai , dan Difa di ajak ke UKS untuk menenagkan dirinya, disana saudah ada novi dan Chelsea.
“gas gimana gas, loe gak papa?” tanya novi kepada bagas yang masuk duluan ke UKS
“udah biarin dia, biar dia istirah dulu” kata Chelsea sambil menatakan bantal ke bagas. Akhirnya datang Cindai dan Difa.
***
@Kamar Bagas
Setelah istirahat cukup di UKS, bagas pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk istirahat disana, bagas masih bingung dengan kejadian tersebut, kenapa da puluhan mayat yang ada disana, dan salah satunya kakaknya cindai.
“kenapa tidak ada yang tau, kalau ada mayat puluhan di gudang ya?” ucap bagas sambil memikir
“siapa coba yang ngelakuin semua ini?”
“apa mungkin…?”
“tapi masa dia..? ah gak mungkin ah, tapi siapa dong, pusing banget gue” kata bagas sambil berjalan ke kamar mandi, saat mandi dia merasa tenang banget saat dia selesai mandi dan melihat wajahnya ke cermin tanpa di duga di cermin tersebut ada tulisan..
“JANGAN IKUT CAMPUR MASALAH GUE” apa maksudnya ini?” kata bagas samil mnegrutkan keningnya.
“dia pun langsung keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk sarapan.
***

@Ruang makan
Semua tampak lesu yang ada disana, terlihat bagas, difa, cindai, Chelsea, dan Novi seperti tak niat untuk makan.
“ini di lanjutkan lagi apa gak?” tanya Novi sambil meletakkan garpu dan sendoknya.
“gak tau ya, tapi jangan sekarang” tolak Difa
“kenapa loe dif?” tanya bagas
“gue masih takut gas, gue gak kuat gas”
“iya udah deh Dif, kita tunda aja, yang penting kita sudah tinggal 35% lagi” kata Chelsea
“iya, tapi bener deh kata kak geboy kalau ini itu bukan hantu, tapi pembunuhan” kata bagas menyelidiki
“iya, gue juga berfikiran seperti itu” kata cindai
“iya soalnya, masa ada hantu menggunakan pisau untuk membunuh?” kata bagas, sambil mengambil minumannya yang ada di depannya.
“iya juga ya” kata Difa.
“emangnya loe kemaren nemuin pisau?” tanya Novi dan mendapat anggukan mantap dari Cindai, bagas, dan Difa.
***

tunggu part 10nya ya..
itu pembunuhan apa mati gara" hantu? kalau pembunuhan siapa yang tega membunuh sebanya itu.. tunggu kelanjutannya ya...

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 8)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 8)

@Ruang tamu
“Chelsea mana?” tanya bagas yang baru nyampe di ruang tamu yang hanya melihat Difa dan Cindai asik melihat kartun
“nanyain Chelsea mulu sih gas, ada yang lagi panas nih” kata Difa sambil melirik ke arah Cindai
“apaan sih loe dif” kata Cindai sambil melemparkan bonekanya kea rah difa yang merasa itu untuk dirianya itu.
“iya nih difa, kan namanya juga teman, kan harus saling memperhatikan” sambung bagas dan langsung duduk diantara Cindai dan Difa.
“ah, bagas, sempit tau, disana loh” kata Difa, sambil menunjukkan sofa yang masih kosong.
“gak ah enakan mah disini, anget” kata bagas sambil meluk boneka yang di lemparkan Cindai tadi
“terserah loe aja deh” kata Difa sambil memakan cemilan yang ada di meja.
“eh nanti kita berate kaya kemaren lagi, gue sama difa, dan loe gas..” kata Cindai sambil menggantung kata-katanya
“Sendirian..” sambung Difa samba tertawa berbahak-bahakdan di susul oleh cindai, bagas hanya melengos kesal
“ah, gak ah kita barenagn aja” rengek Bagas.
“gak ah, gue kan udah sama cindai, iya kan dai” kata Difa sambil menoleh ke arah cindai
“ah, gak lucu deh” kata bagas sambil cemberut
“iya emang gak lucu gas” sambung cindai
“ah, seneng ya.. oke gue sendirian” kata bagas sambil semangat seolah-olah dia mau sendirian. Difa dan cindai lalu setuju.
“ah, gak ah, entar kalau gue takut gimana?” tanya bagas
“derita loe!!” kata Cindai dan dufa barengan yang membuat bagas tambah nambek, disaat bagas, difa, dan Cindai sedang bercanda sambil nonton TV, tiba-tiba TV ersebut mati. Sontak membuat Difa memeluk bagas.
“Difa ah, kebiasaan deh” kata bags sambil menyeingkirkan bagas dari pelukannya.
“iya-iya, reflek gas” kata Difa sambil cemberut sedangkan cindai hanya melihat sekeliling ruang tamu.
“kak sivia…” panggil cindai yang membuat bagas dan Difa menoleh ke arah cindai
“mana dai?” tanya bagas
“itu di jalan ke sana..” kata Cindai sambil menunjukkan ke arah dapur.
“kita kejar yuk” kata Difa sambil berdiri dan menggandeng tangan bagas dan Cindai
“plesea deh, dif jangan gandeng kaya gini” kata bagas sambil memlepaskan gandengannya.
“please ya gas, gue takut tau” kata difa sambil menarik tangannya Bagas
“Difa, bagas, tenang dong, serius dikit dong” bentak cindai kepada bagas dan Difa, yang di bentak langsung diam tak berani berkata apapun.
“loe bawa senter gas?” tanya Cindai yang menyadari ternyata lampu di dapur lagi redup
“iya nih gue bawa” kata Bagas, sambil berjalan di belakngnya cindai dan difa.
“Dai.. berhenti dulu” kata difa sambil melihat ada pisau yang banyak darahnya
“apa dif?” tanya bagas, dan cindai pun melihat ke belakang kea rah difa
“ada apa? Dif?” tanya cindai
“ini, coba deh kalian liat ini” sambil menunjukkan pisau bedarahnya tadi ke teman-temannya
“gue takut” kata Cindai pelan
“jangan takut ah, kita kan punya tuhan” kata Bagas sambil merangkul difa dan cindai.
“iya, yuk kita lanjutkan lagi, coba kita liat di gudang dulu” kata bagas lagi, sekarang bagas yang berada di depan disusul cindai dan difa.
Saat difa dan kawan-kawan sudah nyampai dapur ternyata terdengar ada yang jatuh dari meja, sontak membuat merka menoleh ke sumbersuara.
“ada apa dif?” tanya Bagas.
“iya pisau yang tadi jatuh gas” kata difa hati-hati
“udah gak papa, kita terusin lagi aja” ajak bagas, padahal di htinya juga sudah merasa takut, mungkin itu pertanda kalau bagas dan kawan-kawan tidak boleh meneruskan perjalannya.
“bagas loe gak papa kan?” tanya cindai yang melihat bagas sedang mencari sesuatu di depan pintu gudang
“ini gak ada kuncinya” kata bagas singkat
“gue coba ya” kata Cindai
“loh kok bisa?” tanya difa sambil kaget apa lagi bagas.
“ya udah gak usah di bahas masuk yuk” ajak cindai
“baunya gak enak banget, gak pernah di buka kali ya” ceplos difa
“difa, jaga omongan loe” kata bagas, sontak membuat difa menutup mulitnya.
“sempit ya” kata bagas
“kita liat ke sana yuk, kok ada lampu” ajak cindai, saat ingin ke sumber lampu tersebut, bagas terjatuh.
“kenapa loe gas?” tanya difa yang tepat di belakangnya bagas. Bagas pun di bantu difa untuk bangun
“ada apa?” tanya cindai
“senter mana senter?” kata bagas lalu menyenter ke bawah melihat apa yang membuatnya terjatuh
“apa itu” kata difa sambil mendekat kea rah bagas
“itu sepertinya kaki orang” kata cindai lalu duduk melihat kesampingnya dan diikuti oleh bagas dan difa.
“HAAAAAA” kata mereka ternya ada mayat yang sedang terbujur kaku disana, sontak membuat bagas, difa dan cindai berlari ke arah pintu ternya pintunya malah terkunci dari luar.

apa yang akan teradi pada mereka selanjutnya?
tunggu part 9 ya :)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 7)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 7)

@Kamar Bagas
“Difa…” panggil bagas
“apa?”
“yang lainnya mana dif?”
“oh cindai sama Chelsea lagi ngambil minuman dulu”
“gue aneh tau, sama keadaan kemaren kata kak geboy gak lampu mati, jadi kita tadi malem jalan dimana?” tanya bagas sambil suaranya bergetar
“lah iya gas, gue gak habis fikir dengan kejadian tersebut”
“difa, loe mau nerusin ini semua?”
“iya ding gas, gue penasaran tau”
“emm”
“kenapa loe gas, loe ragu?”
“bukan gitu difa, gue akut kalau ada salah satu dri kita yang jadi korban”
“maksud loe?”
“iya mungkin aja, diantara gue, loe, cinai dan Chelsea malah jad koban setan itu” jelas bagas.
Pembicaraan mereka terhenti ketika melihat OB masuk ke kamarnya bagas untuk membersihkan ruannganya tersebut.

“Bagas sama Difa ya?” kaa OB tersebut memastika
“iya kak” jawab Bagas dan Difa berbarenagan
“dek, denger-dengar pas kakak tadi bersih-bersi di ruang makan kalian takut di hantui ya” tanya OB tersebut yang tak lain bernama Dev
“emm gimana ya kak, bisa di bilang gitu” kata Difa dengan menggaruk-garuk kepalnya yang tak gatal
“kakak saranin ya, mending gak usah di terusin deh” kata OB tersebut yang kerap di panggil anak-anak icil dengan sebutan kak dev
“kenapa kak?” tanya bagas samba mnegerutkan keningnya
“iya jangan-jangan loe yang bakal jadi korbannya” kata Kak Dev
“ah kak jangan nakut nakutin kita ah” kata Difa sambil memelu bagas, bagas yang menyadari diriany asedang di peluk sama difa lalu ikut merinding
“Difa..” panggil bagas
“iya gas ada apa?”
“loe takut sih bole, tapi jangan meluk gue kaya gini dong, gue lebih merinding kalau deket sama loe” kata Bagas sambil tertawa.
“lucu ya gas, tuh ketawa sama tangan gue” kata difa cemebrtut sambil keluar dari kamar bagas. Bagas tertawa terbahak-bahak
“ya udah ya dek, kakak balik dulu” kata kak dev
“benar deh kak, loe bisa ceritakan sama gue gak”
“cerita tentang apa dek Bagas?”
“tentang hantu yang ada disini”
“kaka sih udah 4tahun kerja disini, sering terjadi hal yang aneh di gudang dekat dapur”kata kak dev sambil duduk di samping bagas
“kata Difa juga sering terjadi hal yang aneh di samping kamarnya!”
“kalau disana kaka gak tau”
“kok bisa kak?”
“iya, orang disana itu kamar orang belanda yang di sudah di beli”
“Cuma kamar itu?”
“iya, denger-denger sih penyimpanan masnya, karena dia sangat terkenal kaya disini”
“aneh banget deh kak”
“iya emang aneh, udah ah, kaka mau balik dulu, masih banyak kerjaan”
“iya deh kak, kapan-kapan kita ngobrol lagi ya”
“iya deh, kaka akan siap jadi curhatan kalian” kata kak dev sambil melihat kea rah Cindai dan Chelsea yang baru datang. Kak dev pun langsung pergi keluar.
***
@kamar Difa
“bagas rese banget sih, nyebelin” kata difa sambil merengut, mungkin sakin capeknya bagas pun langsung tertidur di kamarnya. Dan Difa pun bermimpi
“bagas, loe mau kemana?”
“bagas, jangan tinggalin gue gas, gue takut gas”
“BAGASSSS” teriak difa terbangun dan menyadari kalau di dekatnya sudah ada bagas, Chelsea dan cindai.
“kenapa loe dif?” tanya bagas
“gue ngimpi loe gas, loe meninggal gas” kata difa sambil memeluk bagas.
“itu kan hanya mimpi kan dif, jadi tenang ya” kata Cindai sambil menepuk pundakny difa
“iya dif, jadi gak usah takut gitu” sambung Chelsea.
***
@Kamar Chelsea
“gue mau tanya sama kalian, ini semua di hentikan tau di teruskan?” tanya bagas ke teman-temannya.
“gue pengen di teruskan, udah tanggung” kata Cindai dan mendapat anggukan mantap dari difa.
“oke, difa dan cindai setuju kalau loe chel”
“gue gak ikut ya, gue takut”
“kok bisa takut? Kan ad ague, difa dan Cindai” kata bagas
“iya dai kana da gue” kata cindai menambahi.
“tapi beneran gue takut gas, gue gak mau mati Cuma hal-hal gak wajar kaya gini” ucao Chelsea sambil nunduk
“bener loe gak mau ikut?” kata difa
“beneran gue”
“ya uah, kita juga gak akan maksa loe kok, adi kita hany bertiga nih?” tanya cindai
“iya udah lah, tapi loe kalau kita nanti malam nyelidikin masalah ini, loe mending tidur sama nyokap loe aja” kata bagas sambil perhatian, Cindai makin sesni melihat bagas perhatian sama chelsea langsung ingin keluar.
***

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 6)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 6)

@kamar bagas.
Saat pagi tiba, Bagas dan Difa masi tertidur pulas di kamarnya, sedangkan Chelsea dan Cindai sudah bagun sejak jam 5 pagi.
“Dai, kita ketiduran disini ya?” tanya Chelsea
“iya..”kata Cindai singkat sambil menguap kelihatannya masih mengantuk.
“ya ampun, difa sama bagas tidur di bawah sih?” kata Chelsea sambil terkejut
“aduh, ya udah yuk kita mandi dulu, entar kalau kita udah selesai mandi, kita bangunin dia, sekarang gak olahraga gak papa kok” jelas cindai dan Chelsea pun akhirnya setuju, Chelsea dan Cindai pun keluar dari kamar bagas dengan hati-hati takut bagas dan difa terbangun.
***
@Ruang makan
Setelah semua mandi, anak-anak idola cilik tersebut lalu mangambil makan pagi biar nambah energy. Semuanya tampak aneh setelah orang-orang di rumah karantina berhamburan keluar semua.
“ada apa di luar?” tanya Difa sambil menoleh keluar
“halah paling ya ada kecelakaan di depan” jawab bagas santai sambil meneruskan makannya.
“sepertinya tidak deh, sepertinya itu berisiknya di kolam deh” kata Cindai menegrutkan keningnya.
“mending kita liat aja yuk” ajak Difa, dan mendapat anggukan dari bagas dan cindai.
“loe gak mau ikut?” tanya bagas pada Chelsea
“gak ah, gue takut, gue disini aja” jawab Chelea santai, dan mendapat anggukan dari Cindai
“iya udah deh gak papa” kata Difa sambil menepuk pundak chelsea
Bagas, Difa dan Chelsea berjalan menuju tempat berisik tersebut, sudah banyak orang disana, polisi, ambulance juga ada disana, membuat bagas, difa, dan cindai tambah penasaran saja.
“siapa sih gas, emnganya ada apa?” ceplos difa
“pelankan suara loe” kata Cindai sambil menginjak kaki Difa.
“katanya ada yang meninggal” kata bagas sambil berusaha melihat siapa yang jadi korban. Akhirnya Bagas, difa dan Cindai pun berhasil melihat mayat tersebut, Difa dan Cinai langsung kaget banget saat melihat mayat yang tenggelam di kolam tersebut
“Difa, itu bukannya juru masak yang kita temui tadi malam?” kata Cindai dengan suara bergetar seperti ingin nangis
“iya dai, gas gimana ini” kata Difa sambil mengajak bagas dan Cindai menjauh dari sana.
“udah kita tenang dulu, mending kita tenangkan pikiran kita, yuk balik ke Chelsea lagi” kata bagas sambil merangkul kedua temannya itu yaitu difa dan cindai yang lagi bingung banget.
***

@Ruang latian Vocal
Bagas, Difa, Cindai, dan Chelsea latihan tak seperti biasanya, mereka sangat bingung dengan meninggalnya juru masak tersebut padahal jelas-jelas kemaren malem Difa dan Cindai menemuinya di depan kamar difa.
“Bagas, balik yuk” ajak Difa sambil mearik tangan bagas setelah latian vocal
“gak ah disini aja, gue takut di atas, jam segini kan gak ada orang” kata Chelsea masih kelihatan takutnya, Akhirnya bagas dan yang lain menurutinya.
“hai anak-anak..” sapa kak Geboy yang tak lain pelatih anak-anak idola cilik
“iya kak” jawab anak-anak icil dengen lesu
“kenapa kalian, tadi latihan ancur banget tau, kalian kan mau tampil sabtu depan sekarang tinggal dua hari, kalau ancur gini kan mengecewakan fans kalian” kata Kak Geboy sambil merangkul bagas yang sedang ada di dekatnya
“kak, Cindai takut” kata Cindai membuka pembiaraan
“kalian masih mikirin hal kemaren?” kata kak geboy dan mendapat anggukan dari mereka.
“jangan di di pikirin ya, kakak juga masih bingung dengan kejadian tersebut, menurut kakak sih itu tidak buatannya hantu” kata kak geboy, tang membuat ke empat finalis membelalakan matanya.
“maksudnya apa kak?” tanya bagas
“iya maksudnya sepert pembunuhan” kata kak geboy
“gak mungkin kak, jelas gag mungkin banget, soalnya kita sering dihantui kak” sela difa
“iya kak, tadi malem kita…”kata Chelsea lalu mulutnya di bungkam oleh Cindai
“emngnya tadi malem kalian kenapa?”tanya kak geboy sambil mengerutkan keningnya
“emm, itu loh kak kemaren malem kan lampoon mati jadi kit tidur bareng di kamar gue” kata bagas sambil bingung mencari alesan
“apa? Lampu mati?” tanya kak geboy
“iya kak, tadi malem lampu mati” sambung Difa.
“kapan? Jam berapa? Kakak loh jam 12 baru pulang gak ada apa-apa tuh masih rame banget” kata kak geboy yang membuat cindai dan yang lain malah setres menjadi-jadi.
“ya udah ah, ngobrol sama kalian buat kak geboy bingung, kakak balik dulu ya” pamit kak geboy, tapi yang lain hanya terdiam dan masih bingung, bagas mengajak teman yang lainnya ke kamarnya karena nati sudah tidak ada latian kore.
@Kamar Bagas
“Difa…” panggil bagas
“apa?”
“yang lainnya mana dif?”
“oh cindai sama Chelsea lagi ngambil minuman dulu”
“gue aneh tau, sama keadaan kemaren kata kak geboy gak lampu mati, jadi kita tadi malem jalan dimana?” tanya bagas sambil suaranya bergetar
“lah iya gas, gue gak habis fikir dengan kejadian tersebut”
“difa, loe mau nerusin ini semua?”
“iya ding gas, gue penasaran tau”
“emm”
“kenapa loe gas, loe ragu?”
“bukan gitu difa, gue akut kalau ada salah satu dri kita yang jadi korban”
“maksud loe?”
“iya mungkin aja, diantara gue, loe, cinai dan Chelsea malah jad koban setan itu” jelas bagas.
Pembicaraan mereka terhenti ketika melihat OB masuk ke kamarnya bagas untuk membersihkan ruannganya tersebut.
***

tunggu oart 7nya ya :)
jangan lupa L + C

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 5)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 5)

@bagas-Chelsea
“Bagas, coba loe coba lagi mungkin bisa” ajak Chelsea kepada bagas, soalnya saking frustasinya karena pintu liftnya gak bisa di buka, bagas dan chelse lalu duduk berdiam di lift tersebut.
“gak bisa Chel, gue capek” rengek bagas yang sudah menyerah
“gas, please deh gas, jangan kaya gini, mana bagas yang semangat yang gue kenal” kata Chelsea sambil menunduk
“oke deh gue coba” bagas pun akhirnya mau mengotak atik tombol liftnya.
“bissmiah hirohman nirokhim…” kata bagas sebelum mengotak-atik tomol liftnya setelah 2 menit di otak-atik akhirnya berhasil juga.
“Alhamdulillah, yuk Chelsea..” ajak bagas senang sambil menarik tangan Chelsea. Saat perjalanannya bagas dan Chelsea menuju kamar bagas, bagas pun terhenti jalannya.
“kenapa gas?” tanya Chelsea yang keget soalnya bagas yang berhenti secara tiba-tiba.
“itu…” kata bagas sambil berlari, dengan rasa bingung Chelsea hanya mengikuti bagas dari belakang, sungguh tanpa di duga, Cindai dan Difa sudah ada di lantai, yang lebih anehnya lagi mereka ada di depan kamar yang dari kemaren di bicarakannya itu
“Cindai, Difa…”jerit bagas dengan kencangnya, Chelsea yang melihat kedua sahabatnya itu berbaring tanpa sadar di lantai tersebut langsung menangis menjadi-jadinya. Bagas langsung memeluk Cindai dan Difa sambil mengoyang-goyangkan tubunhnya tersebut.
“Bagas Chelsea..” panggil seseorag yang ada di belakang bagas dan Chelsea. Sontak membuat bagas dan Chelsea menoleh kea rah sumber suara.
“loh..” Kata Chelsea masih bingung bagas lagsung bingung melihat teman-temannya yang tadi berbaring kaku di lantai sekarang sudah berdiri di hadapan mereka, bagas lalu menoleh ke tempat kedua temannya tersebut terbaring kaku, ternyta tidak ada seseorang pun.
“kenapa sih loe gas, wajah loe aneh gitu” tanya Difa sambil mendekati Bagas, sedangkan bagas saking takutnya sampai tidak bisa berbicara apa-apa.
“iya nih, Chelsea juga kenapa kok diem kayak gini” kata Cindai mendekati Chelsea dan bagas.
“loe beneran Cindai sama Difa?” tanya bagas sambil memegang wajah Difa dan cindai
“maksud loe, ya bener gue Difa, nama loe bagas rahman dwi Sapura yang suka sama cindai dan Chelsea kan” ceplos Difa, dan mendapat tonyoran dari bagas
“woles gas, sakit tau” kata Difa sambil mengosok-nggosakkan kepalnya.
“lah loe sih, mulut loe gak bisa di jaga” kata bagas yang akhirnya percaya yang di hadapnnya itu temannya sendiri.
“ya udah yuk kita ke kamar loe aja biar kita bisa cerita disana, sumpah gue takut banget, gue udah capek bannget” rengek cindai. Akhirnya semuanya menyetujui mereka pun berjalan ke arah kamarnya bagas.
***
@Kamar Bagas.
“Akhirnya gue masih idup juga” Ceplos Difa sambil mencari minuman di kulkas yang ada di kamarnya bagas.
“iya nih, gue tadi mikir aneh-aneh banget, pas sama Chelsea” kata bagas. Saat Bagas dan Difa asik-asiknya ngomong, sedangkan Cindai dan Chelsea sudah tidur di kasurnya bagas, bagas dan Difa tak berani membangunkan mereka karena mungkin terlalu capeknya tadi menangis, sehingga baru nyampe di kamarnya bagas langsung tidur
“loe tadi kejadian apa aja sama Chelsea?” tanya difa sambil duduk di dekatnya bagas yang lagi duduk di lantai saking capeknya
“serem banget, sampe ngeri gue, gak nyambung banget di otak gue” kata bagas sambil dengan nada bergetar
“maksud loe?”
“iya tadi sama Chelsea serem banget, tadi kan tiba-tiba lampu mati, pas gue mau ngambil senter di dapur, tiba-tiba kaki Chelsea ada yang megang padahal gue liat gak ada siapa-siapa, sampe 10 menit broo” kata Bagas sambil mengusap kringatnya di wajahnya dengan handuk kecil yang ada di kasurnya.
“gila, terus ada lagi?” tanya difa penesaran sambil merinding
“terus gue kan kasian sama Chelsea yang nangis terus jadi gue ajak dia ke kamar gue, pas gue naik pake lift, ternyata liftnya macet”
“berepa lama?”
“setengah jam gue terkurung disana”
“kenapa loe gak menghubungi gue ato Cindai?”
“gimana mau mneghubungi coba, Hp gue gak ada singal sama sekali, sedangkan Hpnya Chelsea malah ketinggalan di kamar gue”
“hah terus gue tadi telpunan sama siapa dong?”
“maksud loe apa sih Difa?”
“tadi gue sama cindai itu coba hubungi loe, sama Chelsea”
“ada yang ngankat?”
“ada, tadi cindai hubungi loe, ada yang ngangkat tapi anak kecil yang lagi nangis” ucap difa sambil merinding
“terus?”
“kalau gue tadi telpon chelsea, ada cewek yang ngangkat tapi bukan chelsea dengan suara yang dingin dia bilang dia di belakang gue, ternyta pas gue sama cindai noleh kebelakang, suer gue kaget banget ternyata ada orang yang sering masakin kita masakan waktu makan pagi” jelas Difa
“terus?”
“iya beneran, dia terus bilang gue harus hati-hati”
“terus apa hubungannya?”
“lah itu yang ada di fikiran gue, sumpah aneh banget kan?”
“hemm”
***
apa hubungannya sama juru masak icil dengan hantu tersebut ya?
tunggu kelanjutannya ya di part 7
likenya ya..

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 4)

Karantina…? OH MY GOD …' (Part 4)

Jam semakin berpitar, Difa melihat sekitar kamar bagas ternyata sudah pada sepi, kemungkinan sudah pada tidur.
“Bagas, kayaknya sudah tidur semua deh, udah sepi kok” kata Difa langsung masuk ke dalam Kamarnya bagas, terlihat Bagas sedang tiduran di tempat tidurnya, Chelsea sedang maen laptop milik bagas, sedangkan Cindai lagi maen BB nya.
“Sekarang kita beraksi yuk” Ucap bagas yang sedang meilihat ke arah teman-temannya itu. Terlihat Chelsea yang masih ragu.
“udah lah Chelsea, jangan gitu ah, wajah loe” kata Bagas yang mengetahui kalau Chelsea lagi takut berat sehingg wajahnya tampak sedikit aneh
“tau aja loe gas, kalau gue lagi takut” kata Chelsea sambil tersenyum
“ya iyalah wajah loe jelek kalau gitu” kata Bagas cuek, sedangkan Chelsea malah ketawa gak karuan.
“udah ah serius ini” kata Cindai mengudai pembicaraan anatara bagas dan Chelsea.
“iya udah deh sekarang gue bagi ya, kita berdua dua aja, biar kita cepat nemukan masalahnya” kata bagas.
“iya udah deh gue sama Chelsea” ucao Difa, dan mendapat anggukan mantap dari Bagas
“Gah ah, gue sama loe aja” kata Cindai menginginkan dirinya dengan Difa saja.
“ya udah berati gue sama bagas” kata Chelsea sambil narik tangan bagas.
“Chelsea, semangat amat sih” kata bagas, Chelsea yang menyadari tanganya lai menggandeng bagas lalu di lepaskan, Chelsea hanya tersenyum malu.
“oke ya, sekarang gue sama Difa biar di dekat kamarnya dif mungkin kita nemu bukti disana” kata Cindai.
“oke kalau gue akan nyaru di bawah ya” kata bagas.
“sip, udah kelar semu kan sekarng kan tepat jam 11.00 nanti kalu udah jam 12.00 masih tidak ada yang terjadi kita ngumpul disini lagi ya” kata Difa bijak, da yang lainnya sanat setujudengan keputusan Difa. Akhirnya mereka pun pergi ke tempatnya masing-masing.
***
@Difa-Cindai
“Dai, pelan-pelan dong jalannya” kata Difa sambil menggandeng tangnnya Cindai.
“iya udah deh, disini kan?” Tanya Cindai saat sampai di kamar tersebut
“iya, dai kita pertama harus ngapain dulu?” tanya Difa
“ya terpaksa kita tunggu disini”
“hemm, gak ada apa-apa sih”
“iya juga ya, ya udah kita jalan kesana yuk” ajak cindai di depan kamarnya Difa tiba-tiba saat satu langkah, lampu disana mati, sonta membuat Cindai dan Difa sedikit berteriak.
“Gimana ni dai”
“gue juga gak tau, loe bawa senter apa gak Dif?”
“ini pakek Hp gue aja” kata Difa sambil mengasihkan ponselnya ke arah Cindai
***
@Bagas-Chelsea.
“Gas, ini lapu mati ya” tanya Chelsea sambil memegangi bajunya bagas saking takutnya.
“iya lah, tapi gue bawa senter kok” kata Bagas sambil menyalakan senternya.
“lah pinter gitu” puji Chelsea
“hemm, kasian Cindai sama Difa ya” kata bagas sambil berjalan ke arah dapur mungkin bisa menemukan Senter disana.
Saat berjalan ke arah dapur tiba-tiba Chelsea menjerit
“Bagas…” teriak Chelsea sambil menarik baju bagas yang sontak membuat bagas kaget.
“kenapa?”
“ini gas, ada yang megangin kaki gue” kata Chelsea sambil menangis ketakutan, Bagas tak melihat siapa-saipa yang ada di bawah kaki Chelsea, tapi kaki Chelsea tetap saja tidak bisa di angkat.
“bagas gue takut gas” kata Chelsea sekarng memeluk bagas, bagas sangat bingung dengan kejadian tersebut, dia hendak menelpon Cindai dan Difa, tapi singal ponsel bagas gak ada sama sekali. Itu yang membuat bagas lebih bingung lagi.
“udah tenang dulu” kata Bagas sambil nenagin Chelsea
“gue takut gas, gue takut, gue gak mau nerusin lagi gas” kata Chelsea akhirnya kakinya sudah bisa di angkat, dia lalu memeluk bagas.
“gas gue mau kita udahin ini” kata Chelsea, dia masih nangis di pelukan bagas, akhirnya bagas pun kasian dengan Chelsea dan dia putuskan untuk menyudai ini semuanya. Saat bagas dan Chelsea hendak kembali ke kamarnya bagas, lift yang mereka naiki macet, yang membuat Chelsea tambah nangis menjadi-jadi.
“aduh, apa-apaan sih ini?” kata bagas sambil memencet-mencet bel
“bagas..” kata Chelsea masih menangis sambil memeganingi tangannya bagas. Bagas dan Chelsea sudah menyerah dengan kejadian tersebut.
***
@Cindai-Difa
“Dai gue takut dai, sumpah gue pengen bailk dai” kata Difa, ketika mendengar suara anak cewek yang tiba-tiba menangis dari kamar yang di bicarakan dia kemaren
“yuk balik yuk, gue BM bagas dulu” kata Cindai sambil mengambil ponselnya.
“lagsung telpon saja Dai, kepepet” kata Difa sambil berjalan kea rah kamar bagas.
“iya ini gue telpon” Cindai menunggu jawaban dari bagas, beberapa detik kemudian ada yang ngankat.
“hallo gas, loe dimana?” tanya cindai panic, ternyata tanpa jawaban dari bagas.
“bagas, loe kemana gas?” teriak cindai sambil menangis
“bagas kenapa dai?” taya difa
“gak tau dif, gue telpon Cuma ada suara anak kecil nangis, gue takut kalu bagas sama Chelsea kenapa-kenapa”
“sabar dulu dai, gue coba menghubungi Chelsea ya” kata difa nenagin cindai sambil mencoba menelpon Chelsea.
“di angkat dai” kata difa seneng
“Halo, loe dimana Chelsea?” tanya difa kepada seseorang di sebrang sana.
“gue diblakang loe” kata orang yang di telpon Chelsea sontak membuat difa kaget dan menjatuhkan telponnya ke lantai.
“kenapa dif?” tanya cindai panic
“kata Chelsea dia ada di blakang gue, api suaranya dingin banget, beda dengan sura chelsea” kata difa gugup, dia masih tak berani menatap ke belakang sedangkan cindai masih tetap menangis memikirkan keadaan bagas. saat menoleh ke belakang dan...
***

'Karantina…? OH MY GOD …' (Part 3)

'Karantina…? OH MY GOD …' (Part 3)

@Ruang makan
Saat makan malam tiba, semua hadir di disana, keculai Novi, dia masih sakit, mukin gara-gara ketakutan atau gimana.
“gas, Novi masih sakit, gmna nih?” tanya Difa yang membuka pembicaraan.
“iya nih gas, gimana?” sambung Chelsea.
“iya ya…” kata Bagas sambil mengambil mengambil minumannya.
“kalau tanpa Novi sih gak seru deh” Kata Cindi sambil cemberut.
“emangnya Novi sakit apa ya?” tanya bagas lagi
“kemaren malam dia BM gue, kalau dia ketemu sama cewek cantik” kata Chelsea.
“terus?” tanya tanya Difa sambil mengertutkan keningnya
“terus dia berubah jadi cewek yang menakutkan mukannya di coret-coret sama darah” kata Chelsea lagi sambil hati-hati. Bagas hanya melihat Cindai, dia hanya tediam. Bagsa yang mengerti kenapa Cindai terdiam lalu mengalihkan pembicaraan.
“ya udah deh, gue ngerti kenapa Novi sakit, jadi mau gak mau kita harus susun renana ini berempat, gimana? Soalnya Novi sakit karena dia takut, mungkin lebih tepatnya tertekan” Jelas bagas
“oke, gue juga setuju dengan loe, kalau kita nunggu Novi, kemungkinan besar mah, dia gak mau” kata Difa
“iya udah deh, sekarang kita bubar dulu, nanti jam setengah sepuluh loe ngumpul di kamar gue ya” kata Bagas, yang lainnya mengangguk tanda setuju mereka lalu ke kamarnya masing-masing.
***
@Kamar Cindai
“kak, jangan gini dong kak” kata Cindai menangis sambil memeluk foto kakak tercintanya itu.
“sekarang gue ngerti kak maksud loe” kata Cindai, tak lama kemudia mama Cindai masuk kamar.
“kenapa nak?” tanya mamanya
“kangen sama kak Sivia” kata Cindai masih dengan tatapan kosongnya.
“kenapa kamu keingetan sama sivia lagi? Kan sudah 2 tahun dia meninggalkan kita, yang sabar ya nak” kata mama cindai sambil menegku-elus rambut anaknya itu, dan akhirnya terlelap tidur.
Didalam tidurnya, dia melihat Kakak tercinta itu di dalam mimpinya lagi.
“KAKAAAAK”teriak Cindai, dia lalu terbagun dari tempat tidurnya dan menyadari dia hanya sendirian di kamarnya. Mungkin mamanya sudah balik kemarnya.
***
@Kamar Bagas
“Gas dimana Cindai?” tanya Chelsea lalu duduk disamping bagas.
“gak tau nih, gue BM dari tadi gak dibales-balea” jawab bagas
“tuh dia” kata Difa sambil menujuk seorang anak cewek manis itu lagi di depan pintu.
“Sini masuk Dai” kata Bagas lalu Cindai duduk disampinga Difa.
“sekarang kita sudah kumpulsemua kan, rencana selanjut loe apa Gas” tanya Difa
“nanti pas semua orang tidur semua kita baru beraksi” kata Bagas,
“Gas, gak mendingan kita ngelakuin ini pada siang hari” kata Chelsea soalnya dia mulai ragu dengan rencananya.
“gak bisa Chelsea, kita ini biar cepet rampung, gue takut kalau kapan-kapan kita jadi korbannya” kata Bagas dengan suara bergetar
“maksud loe gas?” tanya Difa sambil mengerutkan keningnya, Cindai dan Chelsea lalu menoleh ke arah bagas
“iya, gue tadi pas habis latian vocal, gue duduk-duduk sama kak geboy, dia tanya kenapa hari ini gue kayak gak fit, terus gue jawab aja, gue takut, dia tanya kenapa gue takut, y ague ceritain semuanya yang kita alamin selam ini” Jelas bagas sambil menarik nafasnya, semuanya keliatan meunggu jawaban dari kak Geboy.
“kak Geboy bilang, memang di sini itu banyak kejadian anehnya, pas kalau ada bulan purnama pasti ada aja yang meninggal disini” ucap bagas yang lainnya hanya membelalakan matanya tada kaget
“gila, sumpah ini tempat apaan sih” kata Difa sambil melihat sekeliling kamar bagas.
“kak Geboy cerita apa lagi?” tanya Chelsea yang makin mendekat ke arahnya Bagas
“Chelsea, loe boleh kok deket-deket sam gue, tapi ya kaki loe jagan nginjak kaki gue juga kali sakit”rengek bagas, yang lainnya hanya meliha kea rah kaki bagas.
“habis gue takut sih” kata Chelasea dengan senyumannya yang manis itu.
“ya udah deh lanjutin aja” Kata Cindai sepertinya agak sensi dengan kedekatan Chelsea dengan bagas.
“iya-iya ni gue lanjutin lagi, terus dia juga bilang, orang-orang yang menjadi korbannya itu orang-orang yang cari masalah dengannya, kakaknya Cindai juga kan?” kata Bagas.
“maksudnya kakanya cindai jadi korban hantu tersebut?” tanya Difa, dan mendapat anggukan dari Bagas, semuanya gantin melihat ke arah Cindai.
“iya kaka gue meninggal diasini 2 tahun yang lalu” kata Cindai
“jadi kakak loe itu kak sivia?”tanya Chelasea
“iya, katanya Kak sivia sama temen-temenya itu juga di hantui sama mereka, terus Cuma kak sivia yang jadi korbannya, selain itu sebelum kejadian tersebut, penjaga di sini juga sudah meninggal, setiap tahunnya mangkanya gentian kan penjaganya karena semuanya meninggal” Jelas Cindai semua makin penasaran kenapa semua itu tejadi
“kenapa gak cerita sih?” marah Difa.
“gue juga takut” kata Cindai
“udah-udah, terus kalian kenal kak uci sama uncle Joe, dia kan juga meninggal disini” kata Bagas dengan nada di pelankan
“makanya mereka sudah gak neglatih kita lagi” kata Chelsea menyelidiki
“lah iya, terus sekarang kita gimana?” tanya Cindai..
“ya gini aja..” kata Bagas sambil menyusun rencananya tersebut.
***

'Karantina…? OH MY GOD …' (Part 2)

'Karantina…? OH MY GOD …' (Part 2)

Saat selesai latian Vocal dengan ke empat anak Idola cilik lainnya, Difa pergi ke kamarnya untuk mengambil ponselnya, saat tiba di depan kamarnya dia melihat sesosok anak kecil masuk ke dalam kamar yang dari kemaren jadi topic pemicaraan Bagas, Chelsea, Cindai, Difa, an Novi, sontak membuat Difa terkejut. dia hanya terdiam ketika sosok putuh tersebut masih di depan kamar itu, sampai sosok putih itu menoleh ke arahnya.
“Mama…..” teriak Difa lalu pergi meninggalkan tempat itu, dia sudah melupakan rencannya yang ingin mengambil ponselnya di kamarnya. Difa terus berlari dn akhirnya sampai ke arah Bagas dan teman-temannya. Teman-temannya hanya terlihat aneh dengan kedatangan Difa yang seperti itu.
“Kenapa loe Dif?” tanya Bagas sambil kaget dengan kedatangan difa seperti itu.
“mana Hp loe? Lah kenapa loe ngos-ngosan kayak gitu, nih minum dulu!!” kata Cindai sambil menyodorkan Pocari Sweet ke arah Difa
“Sumaph, gue kaget banget, sekarng gue udah ngerti wajah asli hantu itu” kata Difa sambil meminum minuman yang di kasih oleh cindai tersebut.
“maksud loe apa sih Dif?” tanya Chelsea
“Gini ya, tadi gue kan….” Difa pun menceritakan semua yang dia alamin saat akan mau mengambil ponselnya yang ketinggalan di kamarnya, dan lalu ketemu sama sosok bayangan putuh tersebut, dan sontak membuat ke empat teman yang lainnya langsung kaget.
“terus loe pernah kenal dia gak?” tanya Novi dengan suara sedikit di pelankan.
“tapi gue gak tau pasti” kata Difa dengan merinding.
“Jangan bilang di mirip dengan alumni Idola cilik 1” kata Cindai, semua anak melihat ke arahnya, dan Difa hanya mengerutkan keningnya.
“kalau gak salah namanya kak Sivia” kata Cindi dengan hati-hati
“hah, iya bener kok loe tau Dai?” kata Difa masih kaget kenapa Cindai mnegerti dengan yang dia lihat tadi, dan yang lainnya masih bengong, apa lagi bagas, dia masih bingung dengan Cindai, padahal Cindai tak pernah di hatui tapi dia bisa tau kalau hatunya itu kak sivia.
“Gue gak tau kenapa, dari pertama gue di karantina, gue liat kak sivia yang cantik itu hanya duduk bengong sambil liatin kita latihan, tidak itu juga, gue juga sering liat kak sivia mondar mandir di sini, dengan wajah yang sangat pucet” jelas Cindai
“lah, dia kan sudah meninggal 2 tahun yang lalu” kata Chelsea menambahi, sambil meganga lehernya.
“lah itu masalahnya, tapi dia tak pernah ganggu gue, gue hanya bisa melihatnya saja” kata Cindai
“terus dia pernah ngomong apa gitu ke loe?” tanya Novi yang baru angkat bicara.
“pernah sih!!” kata Cindai agak ragu-ragu
“apa?” kata Bagas, Difa, Chelsea, dan Novi secara barengan
“gue pernah mimpi kalau kak Sivia ngomong, gue takut disini” kata Cindai
“apa maksudnya?” kata Difa
“gue tau maksudnya, tapi gue gak tau pasti sih” kata Bagas
“ya udah lah, nanti malem aja kita terusin lagi nyeldikinya, sekrang kita latihan koreo dulu yuk, tu dah di tunggu” Ajak Novi kepada teman-teman yang lainnya.
***
@Kamar Cindai
“Dai, gue boleh masuk” kata seorang pada cindai
“iya gas, boleh kok, masuk aja” kata Cindai sambil menyisir rambutnya karena setelah mandi.
“maksih ya Dai” kata cowok tersebut yang tak lain adalah Bagas, Bagas pun lalu masuk ke dalam kamar Cindai.
“kenapa gas?” tanya cindai
“iya gue mau jalan-jalan sama loe” tanya Bagas sambil berdiri dan melihat satu foto yang ada di samping bedak cindai.
“ini kan kak…” kata-kata bagas terpotong ketika Cindai lalu menutup mulutnya bagas.
“kenapa dai?” tanya nya
“gak papa”
“kok ada foto dia sih?”
“iya itu memang saudara gue”
“hah? Maksudnya?”
“iya dia emang kakak gue, tapi dia meghilang udah lama, sejak 2 tahun yang lalu, tapi orang-orng bilang di sudah meninggal” jelas cindai lalu murung.
“iya udahlah, yuk kita ke bawah, kita susun rencana” kata Bagas. Dan mendapat anggukan dari Cindai.
***

@Dibawah dekat kolam
Ternyata Chelsea dan Difa sudah duluan disana.
“loh si Novi kemana?” tanya Cindai yang baru ikut gabung bersama Chelsea dan Difa.
“si Novi lagi di UKS, dia sakit” Jawab Chelsea
“kok bisa?” tanya bagas
“gak tau kepalnya dari tadi pusing kok!!” kata Difa
“ya udah, gak papa, nanti kita jengunk Novi setalh kita susun rencana buat nanti malam” kata Bagas, yang lainnya hanya mengangguk
“nanti malam kita kan Free, gak ada kegitana, kita bisa manfaatin ini dengan mencari tau tentang hantu yang selalu menghantui kita” kata Bagas
“gila loe gas, jagan aneh-aneh ah” tolak Difa
“bukan gitu dif, kita itu hanya pengen aja biar kita gak di hatui lagi” kata Chelsea menmabahi.
“iya deh, terus gman caranya…”tanya Difa, akhirnya bagas pun menjelaskan semua yang ia rencanakan untuk nanti malam. Semua mendengarkan dengan sangat serius dan akhirnya mereka semua setuju, tinggal menunggu satu persetujuan lagi yaitu dari Novi an semua rencana akan di laksanakan.
***

Apa rencana yang akan di rencanakan oleh kelimana anak icil tersebut, tunggu kelanjutannya ya di part 3

'Karantina…? OH MY GOD …' (Part 1)

'Karantina…? OH MY GOD …' (Part 1)

.
.
“Gas… bangun dong.. udah pagi..” Bagun seorang sambil menguncang-guncangkan badan temannya yang di panggil ‘Gas’ itu…
“Apa sih Dif…” kata orang yang di panggil gas tersebut
“ayo kita olahraga, Chelsea, Cindai, dan Novi sudah siap tuh, tinggal nunggu loe” kata cowok yang di panggil Dif itu. Tak lama kemudian segerombolan anak masuk kedalam kamar itu..
“BAGAS… BANGUN…!!!” terian segerombolan tersebut, sontak membuat cowok yang lagi molor yang di pabggil ‘Gas’ yang tak lain bernamanya bagas tersebut langsung bangun
“nah.. gitu dong, ayo gas kita berangkat” ajak seseorang cewek yang ada di sana yang tak lain bernama Chelsea.
“iya..iya ayoo” kata Cowok yang di ganggu tidurnya.
“nah gitu dong…” kata Cowok yang di panggil ‘Dif’ tadi yang lain bernama Difa. Akhirnya Bagas pun pergi ke kamar mandi msih dengan mata yang masih ngetuk banget, sedangkan teman-temannya menunggu di bawah untuk persiapan olahraga.
Saat bagas masuk kamar mandi, bagas mencari handuk yang biasanya ada di depan kamar mandi.
“Handuk gue mana ya?” kata bagas sambil mengucek-ucek matanya. Lalu dia pun mencari Handuk tersebutke dalam kamar mandi.
“kok juga gak ada, ah terpaksa deh bgambil yang baru” katanya lagi sambil berjalan ke arah lemarinya. Saat bagas kembali ke kamar mandi Bagas sungguh sangat kaget melihat handuknya ada di depan kamar mandinya tersebut.
“Buset dah, apa ini?” kata Bagas yang suaranya sudah bergetar ketika melihat handuk tersebut ada bercak darah yang lumayan banyak, akhirnya bagas pun lagsung keluar dari kamar tersebut.
***
@Di bawah dekat kolam
“Bagas, lama amat sih!!” kata Cindai sambil ngambek
“sorry broo, ampun deh, tadi gue negrasain hal yang aneh” kata Bagas sambil mengusam keringatnya yang ada di mukannya.
“maksud loe?” tanya Novi dan Difa barenan sambil mengerutkan keningnya.
“ya ampun, beneran, gue gak bercanda” kata bagas
“iya mungkin bagas juga bener, gue juga pernah ngerasain hal yang aneh, waktu itu sama salma dan Dinda” kata Chelsea akhirnya ikutan ngomong yang sedari tadi hanya diam mulu.
“emangnya gimna?” kata Difa ingin tau
“gini, waktu itu gue sama salma mau barengan ngambil sarapan, terus Salma dan dinda ke kamar gue sambil liatin gue dengan pandangan yang aneh, gue tanyain mereka, mereka bilang kalau di baju gue ada banyak darahnya, ue sempet kaget tarus gue lihat di kaca ternyata gak ada apa-apa”jelas Chelsea
“lah tadi gue juga ngalamin gitu” kata bagas seenaknya.
“masa sih? Gue gue gak oernah tau, tapi Angel pernah cerita sama gue” kata Difa sambil meminum air mineral yang di bawanya dari kamarnya.
“gimana certanya” kata Novi dengan rasa penasarannya.
“dia bilang sama gue, pas kita pertama di karantina, di bingung kenapa semua kamar di isi tapi kamar yang di samping gue gak ada yang ngisi? Gak pernah di buka lagi” Jelas Difa
“terus?” tanya bagas masih dengan rasa takutnya
“lah, gue sih ngersa biasa, mungkin aja sudah ada yang mesen atau apa, terus saat kita udah ke 9 besar, Angel jalan-jalan sama gilang mau ke kamar gue mereka mendengar ada yang ketawa sepertin anak cewek di kamar samping kamar gue yang gak pernah di buka itu” kata Difa, Chelsea, bagas dan Novi lagsung kaget mendengar penjelasannya difa tersebut. Sedangkan Cindai malah memainkan handuknya dengan terdiam, Cindai terkenal orang yang penakut di antara ke empat temannya, jadi ke empat temannya lalu terdiam agar Cindai tak merasa di bebani lagi.
“Udah yuk, kita lari-lari nanti terusin lagi ceritanya” kata Difa sambil memecahkan keheningan. Bagas pun yang paling mengerti dengan perasaan Cindai karena umurnya mereka sama, dan selalu bertukar pikiran itu pun lalu memberi semangat pada Cindai
“udah yuk kita lari-lari, lagian setan itu kan takutnya sama kita” kata Bagas, Cindai pun akhirnya mau tersenyum lagi.
***
“Difa…” panggil temannya tersebut sambil beralari kea rahnya.
“eh novi, ada apa?” tanya Difa sambil menoleh ke arah sumber suara.
“latian vocal ya, yuk barengan”
“ayuuk” saat mereka jalan besama melewati kamar yang mereka sebut-sebut saat pagi tadi sontak membuat merek terkejut ada sepertinya barang pecah yang ada di dalamnya.
“Allahuakbar” kata Difa kaget lalu menggadeng tangan Novi berlari dari situ.
“sumpah itu apa dif”
“gue kagak tau, yang penting suara itu udah bikin gue kaget”
“sialan emang”
“udah ah vi, jagan ngomongin itu lagi, merinding tau”
“iya, ya udah yuk kita dah di tungguin nih”
***
Selama tiga hari, Bagas, Chelesea, Difa dan Novi di hantui loeh rasa takunya tersbut, tapi tidak dengan Cindai, dia tak pernah meilhat atau pun mendengar apapun yang sedang di ceritakan teman-temannya itu.
“eh, aneh deh gue” kata Cindai tiba-tiba saat Bagas, Chelsea, Difa dan Novi lagi makan mie ayam bareng di sebuah restoran saat istirahat siang
“aneh kenapa Dai” kata Chelsea sambil meletakkan garpunya.
“iya aneh, kalian sering kan di hantui yang kalian bicarakan itu selama tiga hari ini kan? Tapi gue aja gak pernah tuh denger-denger apa lagi liat” jelas cindai
“iya juga sih” kata Bagas sambil mengerutkan keningnya
“lah maka dari itu, aneh kan” kata Cindai sambil meminum jus jeruk yang ada di hadapannya.
“mungkin hanya kebetulan saja kali” kata Difa masih melahap mie ayamnya tersebut
“nambah yuk” kata Novi tiba-tiba yang sedari tadi hanya diam mendengar yang lain bicara semua anak langsung ketawa, sedangkan Chelea langsung mencubit pelan pipi Novi sepertinya gemes,
“loe ya, kagak apsen deh sama yang namanya nambah” ceplos bagas, yang lainnya malah ketawa terbaha-bahak.
***

Seru gak?
kalau gak mending gak usah di terusin ya...
jangan lupa di like ya,

Itu Cinta… (Part 7)

Itu Cinta… (Part 7)

@Di kelas Chelsea
Tiba-tiba Chelsea datang ke kelas dengannya dengan wajah yang sangat merah, temen-temen satu kelas yang mengerti kebiasaan Chelsea kalau lagi marah hanya terdiam saja.
“Dasar cewek penjilat” Teriak Chelsea, semua penghuni kelas yang mendengar ocehan Chelsea hanya terdiam taka da satupun yang berani berbicara dengannya, tak lama kemudian, Cindai datang di anterin Bagas dengan mata yang sembab, kemudia salah satu temen sekelas cindai lalu mengahmpirinya.
“Cindai kenapa nangis?” tanya seorang teman Cindai, cindai hanya terdiam
“Gas, kenapa dia?” tanya seseorang tadi pada bagas yang ada di sampingnya Cindai
“Ada masalah kok salma, udah ya bawa Cindai ke dalam, tetanangin dia, gue mau balik ke kelas dulu ya” kata Bagas, lalu bermitan dengan Cindai lalu berlalu di hadapanCindai dan Salma. Ketika Cindai masuk ke kelas, Chelsea memangsang wajah yang sangat tidak mengenakkan kalau di lihat
“Dasar ya, cewek penjilat” kata Chelsea lagi dengan Nada yang sepertinya di tunjukkan untuk Cindai, Cindai yang mendengar Chelsea berbicara seperti itu langsung menangis menjadi-jadi.
“Malah nangis lagi, dasar cari perhatian” kata Chelsea lalu pergi meninggalkan kelasnya, seisi kelas langsung mendekati Cindai dengan rasa iba.
“Cindai… yang sabar ya” kata seseorang teman sebangkunya.
“iya ngel, ma..ma..ma.. kasih” kata Cindai sambil nangis
“mending gue panggil bagas aja ya, Gilang ikut gue yuk” kata seseorang temannya lagi dengan menggandeng tangannya Gilang.
“fatah, jangan tarik-tarik dong gue bisa jalan sendiri kok” kata gilang, semua teman-temanya Cindai dan Chelsea sudah biasa melihat Chelsea seperti itu dia hanya saja Chelsea tidak semarah itu.
Tak lama kemudian bagas, tiba disana dan langsung masuk kedalam kelas, bagas tidak canggung lagi mengajak cindai ke luar kelas dengan menggandeng tangan cindai.
***
Sudah satu minggu Chelsea menjauhi Cindai, Cindai masih tertekan dengan kata-kata Chelsea saat dia berada di kelas. Tapi semakin lama semakin terbiasa cindai mendengar kata-kata kasar yang kelua dari mulut sahabatnya itu.
@Sekolah
Saat seusai pulang sekolah, bagas tidak langsung pulang karena dia harus latian basket bersama sahabat-sahabatnya. Tak lama kemudia Chelsea datang ke ruang band yang saat itu hanya terdapat bagas seorang
“Bagas..!” panggil Chlesea
“siapa disana?” tanya bagas karena Chlesea memanggilnya saat di luar pintu
“Chelsea”
“oh, iya silahkan masuk, ada apa?” tanya bagas dingin
“Gas,” kata Chelsea dan langsung duduk di samping bagas, tanpa sadar bagas malah menghindar dari Chelsea.
“gas, gue itu sayang banget sama loe”
“hem”
“gas, dengerin dong, gue sayang sama loe, gue ingin loe mau nerima gue jadi pacar gue” kata Chelsea sambil mendekat kea rah bagas.
“gila nih cewek, gak tau malu ya” kata bagas lalu beranjak pergi meninggalkan Chelsea di tempat itu, dengan sigap Chelsea memgang tangan Bagas.
“gas ngertiin gue gas” kata Chelsea sambil menangis
“Chelsea, loe juga harus negrtiin gue dong, gue gak suka sama loe, gue hanya suka sama…” kata-kata bags terpotong
“siapa gas..? Cindai?” tanya Chelsea masih menangis dan terduduk di hadapannya bagas.
“emm…” bagas hanya mendehem
“siapa gas, kasih tau gue” kata Chelsea masih menangis
“bukan cindai…” kata Bagas dengan suara yang melemah
“hah?” kata Chelsea kaget
“iya, bukan Cindai yang gue suka, emang dari dulu gue suka sama Cindai, gue juga sempet pernah nembak dia, tapi apa.. dia nolak gue, dia lebih mentingin persahabatannya dari pada cintanya, gue juga ngerti kalau dia dia cinta sama gue, tapi gue juga sadar, itu cinta yang tunjukan ke loe sebagai sahabatnya” kata Bagas, tak sadar sambil netesin air matanya.
“hah? Kapan loe nembak dia?” tanya Chelsea
“saat loe marah-marah sama dia, terus gue ajak dia keluar kelas, di ague ajak ke lapangan basket, disana gue tenangin dia, dan gue nyoba nyatakan cinta ke dia, tapi apa coba balesannya?” kata bagas duduk terdiam.
“Gue sudah salah sama Cindai, gue gak pernah ngertiin dia” kata Chelsea sambil nunduk
“dan gue harap banget kalau loe baikin dia lagi, batinnya tertekan”
“iya gas, gue sadar Cintanya Cindai ke gue lebih besar mengalahkan cinta gue ke loe”
“iya gas, gue janji, tapi loe jadian sama siapa emangnya kalau gak sama cindai”
“gue jadian sama Marsya” kata Bagas dengan mantapnya
“hah? Kapan? Hah?” Tanya Chelsea dengan kagetnya, malah di tinggal bagas keluar dari ruang tersebut, Chelsea masih bengong, dan kaget, kok bisa marsya yang jadi pacrnya bagas. Memang marsya terkenal sebagai cewek anggun dan tak oernah mempunyai pacar, tak ada satu pun cowok yang berani mendekati dia, karena mereka malu dengan marsya.

Akhirnya Cinda dan Chlesea menyadari, itu cinta yang di tunjukkan oleh Cindai untuk Chlesea sebagai sahabtnya yang bisa mngalahkan rasa cintanya kepada bagas. sedangkan bagas bersama marsya cewek anggun itu, semua kanget termasuk (yang baca) dengan kabar bagas dan marsya berpacaran, namanya juga Cinta, bisa mendarat dimana saja, tanpa memandang bulu.
***

END

(Siapa yang kaget? aku juga kaget, emang Admin Anita bisa aja buatnya)
di like ya

Itu Cinta… (Part 6)

Itu Cinta… (Part 6)

@Kamar Bagas
“Dek,kenapa loe, murung gitu?” tanya kakak Bagas saat bagas memasuki kamar saat pulang sekolah dengan wajah di tekuku
“gak papa kak” kata Bagas lalu menaruh tah ranselnya itu di meja belajarnya.
“oh iya gue kan punya janji sama loe” kata kakak bagas sambil duduk di kasur nya tersebut.
“oh iya, jelasin ke gue ya kak” kata Baga sedikit memohon
“iya deh, loe mau tanya cinta itu apa?”
“iya kak adit, gue bingung dengan perasaan gue, kadang gue milih cindai, tapi disis lain gue juga suka sama Chelsea” Kata Bagas sambil mengambil bantal yang ada di belkangnya.
“kok bisa?” kata Kaka adit sambil mengerutkan keningnya
“lah maka dari itu gue bingung kayak gini, terus sekarang manah Cindai sama Chlesea gak akur lagi, kata Difa sih gara-gar gue”
“loe nanya Cinta…? Cinta itu datang dari sini” kata Kak adit sambil memegang dadanya bagas. Bagas pun ikut memegang dadanya tersebut.
“tapi gue sih lebih nyaman di dekatnya Cindai sih kak”
“lah, itu dah ketahuan cinta loe itu Cindai”
“tapiii…”
“tapi apa? Gue gak mau kalau punya adek yang gak punya pendirian kayak gini” kata Kaka adit lalu beranjak dari duduknya dan lalu keluar dari kamar tersebut, dan tinggalah bagas sendirian yang ada di dalamnya.
“Tapi, kalau gue pilih Cindai, gue takut kalau Cindai di apa-apain sama Chelsea, Cindai orangya nurut sih sama Chelsea” kata Bagas bingung
“masa gue harus pilih Chelsea?”
“ah pusing mending gak pilih dua duanya..” kata Bagas lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
***
@Restoran Josia
“Difa, gue bingung dengan bagas” kata Josia sambil mengasihkan makanan ke Difa
“iya banget, gue aja ampe ilfil gara-gara tadi banags bilang dia suka sama gue” kata Difa sambil dengan nada merinding
“haha, serius loe?”
“iya beneran, gila emang tuh anak”
“haha, tapi gue yakin kalau bagas itu bisa milih dengan isi hatinya” kata Josia sambil meminum minuman yang ada di depannya
“iya gue tau, tapi kalau gue sih lebih milih Chelsea yang jadi pacarnya bagas” kata Difa sambil membangga-banggakan Chelsea
“kok gitu?”
“iya soalnya Chelsea cantik sih” kata Difa tersenyum
“dasar otak playboy loe, emnagnya Cindai gak cantik?” tanya Josia sambil menonyor kepalnya Difa
“ya gag gitu sih” kata Difa sambil mengelus-elus kepalnya yang habis di tonyor Josia
“tapi gue sih lebih milih Cindai yang jadi pacarnya bagas, soalnya dia tu sabar, supah sehati banget sama sifatnya bagas” kata Josia
“ya iyalah terserahlah, mending buat rencana aja biar bagas bisa sama Cindai”kata Dofa menyerah
“tapi apa rencananya?” tanya Josia
“iya juga ya…”
“hemm, udah ah di piker nanti aja Dif, kita makan yuk, laper nih”
“iya yuk”
***
Chelsea makin lama makin tidak meyukai Cindai, karena terlihat jelas kalau Bagas itu menyukai Cindai, saat dia meliha bagas dan Cindai lagi ngobrol di ruang osis.
“Dai loe kenapa akir-akir ini loe jadi pendiem, dan selalu murung?” tanya Bagas saat melihat Cindai merapikan buku-buku yang ada diruang osis.
“gak papa kok gas” kata Cindai ragu-ragu
“ayolah jujur aja” kata bagas memohon
“emm, gini gas, gue ngerasa kalau Chelsea itu menjauhi gue” kata Cindai lalu netesin air matanya.
“kok bisa, gara-gara apa?”
“gak tau gas, gue bingung gas” kata cindai malah makin nangis
“loe boleh kok nangis di pundak gue” kata Bagas sambil meraih kepalnya Cindai ke pundaknya. Tiba-tiba Chelea datang dan kaget melihat Cindai dan bagas, dan mulai detik itu Chelsea makin membenci cindai
***

Itu Cinta… (Part 5)

Itu Cinta… (Part 5)

@Taman Rumah Sakit
“Gas, sini deh” panggil Josia dengan ngos-ngosan
“iya Sini deh” Disusul Difa dari belakang
“Oh kalian ada apa?” tanya bagas
“sini deh” kata Josia masih negos-ngeosan
“Dai, gue kesana dulu ya” pamit bagas kepada cindai lalu berjalan menuju kedua sahabatnya tersebut.
“iya ada apa sih?”
“di dalem ada Chelsea tuh” kata Josia di telingnnya bagas
“yang bener” kata Bagas dengan kagetnya
“iya beneran, ngapain kita boong” kata Difa menambahi
“terus ini gimana dong? Aduh ya udah lah loe ajak Cindai ke kamrnya ya, terus gue pura-pura aja dari toilet” kata Bagas menyusun rencananya, Difa dan Josia hanya mengangguk-angguk tanda mengerti
***

@Kamar RS Cindai
“loh Chelsea sudah lama ya?” kata Cindai ketika melihat Chelsea sudah ada di kamarnya.
“ya lumayan sih, gimana keadaan loe, maaf ya kalau gue baru njenguk loe ya” kata Chelsea dengan senyuman
“iya Chelsea, gak masalah kok, loe sekarang kesini aja gue udah seneng banget”
“iya” Kata Chelsea sambil tersenyum
“oh iya tadi loe sama siapa?” Tanya Chelsea sambil duduk di atas kursi sofanya
“oh tadi gue jalan-jalan sama..” kata-kata cindai terputus karena di sela oleh Josia
“iya tadi mereka jalan sama kita kok, iya kan Difa” kata Josia sambil menginjak kakinya Difa. Cindai hanya bingung dengan Difa dan Josia, seketika Cindai pun mengerti dengan maksud mereka.
“aduh, iya Chelsea” kata Difa tersenyum di paksakan. Chelsea hanya tersenyum melihat tingkah laku Josia dan Difa, Chelsea ternya tak curiga dengan semua yang terjadi padanya saat itu yang lagi di bohongi sama Difa dan Josia. Tapi berbeda dengan Cindai dia tak mengerti kenapa bagas tidak ingin Chelsea mengtahui kalau dia habis jalan dengn Cindai.
***
Setelah 8 hari di rumah sakit, akhirnya Cindai pun suad di pulangkan dari rumah sakitnya dan sudah mulai beraktifitas seperti biasa, saat itu Cindai hari pertama masuk sekolah setelah seminggu lebih dia tidak masuk sekolah, banyak teman yang menyapanya.
“Cindai bagaimana keadaanya?” Tanya salah satu teman sebnagkunya.
“baik kok” kata Cindai sambil tersenyum manis
“maaf ya gue sama temen-temen gak sempet jenguk loe”
“iya gak papa kok, gue juga sakitnya gak terlalu kok”
“iya udah ya, gue ke kantin dulu” kata temen sekelasnya
“iya salma, thanks ya” kata Cindai pada temannya tersebut. Tapi berbeda dengan Chelsea, dia hanya murung ketika melihat Cindai masuk sekolah dia merasa saingannya ini hadir kembali, Cindai yang melihat Chelsea cemberut hanya terdiam saja, dia mengerti apa yang lagi difikirkan oleh Chelsea.
***
Semakin hari semakin rengang saja hubungan persahabatn antara Chelsea dan Cindai, Chelsea berfikiran kalau Cindai hanay ingin merebut popularitas dari Chelsea, dan Cindai berfikiran bahwa Bagas dan Chelsea berpacaran.
“Gas, loe nyadar gak kalau semakin hari C2 makin aneh” Kata Difa sambil melihat kea rah Cindai yang lagi duduk bersama salma di pojok kantin
“maksud loe Cindai Chlesea?”tanya bagas sambil menerutkan keningnya
“ya iyalah gas”
“iya juga sih..”kata Bagas dengan nada datar.
“ah, ini mah gara-gara loe gas”
“kok bisa gue?”
“ya iyalah loe, semua juga tau kalau Chelsea itu suka sama loe, dan loe malah suka sama Cindai” Ucap Difa sambil sedikit membentak
“woles broo, siapa bilang gue suka sama Cindai…?” kata Bagas senaknya.
“terus loe suka sama Chelsea gitu.. parah loe gas”
“Gak juga..” kata bagas santai lalu meminum es kesukaanya itu
“Maksud loe apaan sih, suer gue kagak ngerti, dulu katanya loe menyukai Cindai” Kata Dida sambil mengerutkan keningnya.
“emang dulu gue suka sama Cindai, terus gue juga sempet punya rasa sama Chelsea.”
“terus..? sekarang”
“haha, gue suka sama loe..” kata Bagas sambil mencubit pipi Difa, Difa langsung kaget dengan kata-kata bagas. Bagas hanay tertawa melihat sahabatnya itu dengan ekspresi yang sangat aneh di tunjukkan unutknya.
“Gas gue merinding nih gas, jangan bercanda deh” Kata Difa mulai beranjak dari tempat duduknya.
“hahah, Difa, loe gokil banget sih” kata Bagas sambil memegangi pertnya karena tidak kuat menahan ketawanya.
“Muka loe itu yang Gokil” kata Difa lalu berlari dari hadapannya Difa, bagas hanya tertawa melihat aksi sahabnta tersebut
“Itu cinta…” kata Bagas dalam hati
“iya itu cinta, mangkanya gue harus berkorban, Cindai.. maafin gue” Kata bagas lalu beranjak dari temapt duduknya dengan murung.
***

Bagas pilih yang mana ya...?
tunggu di part 6 yaa,, :)
jangan lupa L + C .

Jumat, 08 Maret 2013

Itu Cinta… (Part 4)

Itu Cinta… (Part 4)

@Rumah Bagas
“Kak adit” panggil bagas
“hemm”
“kak, kata mama gue jatuh cinta” ucap bagas itu membuat Adit kakanya lalu menoleh ke arhnya.
“sama siapa?”
“Cindai dan Chelsea” kata Bagas sambil tersenyum
“itu mah gak jatuh cinta, itu mah belajar jado playboy”k
“maksud loe kak”
“piker aja sendiri gue mau tidur, dari pada ngurusi adek aneh kaya loe”
“kak”
“apa”
“ahhh”
“iya besok aja gue jelasin, sekarng gue ngantuk”
“asik..” kata bagas lalu tidur di samping kakaknya itu.
***
@Rumah Chelsea
“Ah, bagas itu udah kece, gemesin, ah pengen ada di dekatnya terus, kangen gue” Kata Chelsea di depan candela kamarnya.
“Bagaimana ya dapetin dia” tanyanya lagi
“ah gampang lah, kan gue cantik, pinter, tajir lagi, cowok mana sih yang gak mau sama gue?” bangga dia sambil menepuk-nepukkan dadanya.
“Jangan sombong dek, gak baik” kata kakak Chelsea yang nyelonong masuk lalu duduk disamping Chelsea.
“kan kenyataanya gitu Kak Cakka” katanya gemes mengambil jus yang di bawa kakaknya yang tak lain bernama Cakka itu.
“ya udah deh terserah loe, terus kabarnya Cindai gmna? Kok jarang kesini sih?”
“gak tau kak akhir-akhir ini dia selalu sendirian mulu, tapi dia pengertian kok, saat gue berduaan sama Bagas, dia lalu pamitan pergi, sahabat yang baek kan kak” crocos Chelsea
“hemm, iya sih, tapi ada dua kemungkinan”
“maksud loe kak?” tanya Chelsea yang sekarang ganti duduk di tempat tidurnya.
“iya yang pertama, ya bener dia emang pengertian sama loe, tapi kemungkinan ke dua mungkin aja dia jealous” kata Cakka sambil mengotak atik Laptop milik Chelsea.
“hemm”
“kenapa?”
“iya gue kok gag mikir dari dulu ya kak!” kata Chelsea sambil mengaruk-garuk rambutnya yang tak gatal itu
“lah loe tolol sih, hahaha” kata Cakka lalu berlari keluar dari kamar Chelsea, soalnya Chelsea sudah naik darah ketika di katakan tolol sama kakaknya.
***
@kelas Chelsea dan Cindai
Sudah dua hari ini Cindai tidak masu sekolah, kata mamanya sih dia sakit dan dirawat kerumah sakit, Chelsea yang sebagai sahabatnya itu malah happy-happy aja denger sahabatnya sepeti itu.
“Chel, Cindai sakit ya” tanya seorang temen sekelasnya saat Chelsea sedang duduk santai sambil membca komik kesukaannya.
“heem, iya Ngel, tapi gue juga belom liat dia sih”
“gila loe, udah dua hari di rumah sakit, loe sebagai sahabtnya belom jenguk”
“iya belom sempet sih”
“ah, ya udah lah, kalau loe kesana ya ucapen salam cepet sembuh dari gue” kata cewek tersebut lalu berlalu di hadapan Chelsea
“heeeem” Chelsea hanya mendehem kecil.
***
@Rumah Sakit
“Mama, Chelsea kesini gak?” tanya Cindai pada mamanya, dia bingung sudah 5 hari dia di RS, sahabatnya itu pun tak kunjung datang
“belom sayang, mungkin Chelsea lagi sibuk” kata mamanya lembut lalu mengupasakn jeruk untuk Cindai
“makasih ma, apa mungkin ada sesuatau yang terjadi pada dia ma” katnya setelah menerima kupasan jeruk tersebut
“ya sudah nanti mama coba telpon dia ya, tapi kamu harus istirahat dulu ya biar cepet sembuhnya” kata mama Cindai lalu keluar.
Tak lama kemudian, saat cindai mau istirahat ada suara ketokan pintu, sontak membuat Cindai seneng mungkin saja itu Chelsea
“Cindai…” sapa seorang dari di antara mereka yang datang
“Ya tuhan kalian kesini, silahkan duduk, sebentar gue telpon mama gue dulu, soalnya tadi dia pamit keluar sebentar” kata Cindai lalu mengambil HPnya di meja
“Loe udah berapa hari Chel disini” tanya Seseorang tersebut basa-basi
“Adu bagas, kan loe dah tau lagian loe kan yang bilang ke gue kalau Cinai disini itu udah 5 hari” celetuk salah satu temennya, dan membuat Bagas menoleh padanya.
“iya diem aja DIFA, jangan kenceng-kenceng, malu gue” kata Bagas sambil mengerang. Cindai dan salah satu dari mereka yang tak lain Josia tersebut hanya tertawa melihat mereka. Bagas yang menyadari dirinya di ketawain sama Cindai hanya tersenyum malau-malu.
“oh iya bagaimana dengan acara pergantian kepala sekolahnya?” tanya Cindai
“oh berjalan dengan mulus kok” kata Josia sambil melahap cemilan yang ada di meja.
“sukurlah, terus yang jadi pembawa acaranya?” tanya Cindai lagi
“Itu si Bagas sama Chelsea kok yang jadi” kata Difa menambahi
“DEEK” hati cindai rasanya sakit sekali mendengar ucapan dari Difa, tapi dia mencoba tersenyum. Bagas hanya diem melihat Cindai lagi murung
“Cindai, udah ah jangan di bahas lagi, mendig jalan-jalan keluar yuk”ajak bagas sambil mengalihkan pembicaraan, Difa dan Josia yang mengerti maksut Bagas hanya tediam, kelihatannya Difa dan Josia menyadari kalau Cindai memang menyukai sahabatnya itu.
Ketika Bagas dan Cindai kelaur mengitari taman Rumah sakit, di dalam ruangan hanya Josia dan Difa yang masih tetap di dalam, karena mereka tak mau menganggu mereka.
“Cindai”tiba-tiba teriak seorang cewek lalu membuka pintunya dengan kasar tersebut membuat Difa dan Josia kaget
“loh kalian di sini? Mana Cindai?” tanya cewek tersebut
“Dia lagi keluar sbentar, habis ini paling dia balik kok” kata Josia ragu-ragu.
“ya udah loe disini aja dulu biar gue sama Josia nyari dia, sambil ke kantin” kata Difa menambahi lalu menarik tagan Josia. Chelsea setuju lalu dia hanya duduk di sofa kamar Cindai.
“Aduh mati deh, bagas sih, aneh-aneh aja, dasar Playboy kelas kakap” kata Difa sembil mengotak atik BBnya guna BM bagas.
“Apa difa? Loe tadi ngomong apa?” tanya Josia sambil mengerutkan keningnya
“playboy kelas kakap, emangnya kenapa?”
“nyindir diri loe sendiri ya?” kata Josia sambil ketawa, Difa hanya tersenyum malu.
“ah bukan gitu maksud gue” katanya nyela
“kan sama-sama paly boynya, dasar keluarga palayboy” kata Josia
“kak bastian tuh yang ngajarin gue” celanya sambil monyong
“ah basi pasti Bastian mulu yang jadi alesannya” Kata Josia lalu berlari takut kena tonyoran dari Difa.
***

Penasaran, dengan reaksi Chelsea? saat melihat ternyata bagas bersama Cindai... ? Di TUNGGU ya :)
jagn Lupa L + C

thanks tunggu part 5nya..

Itu Cinta… (Part 3)

Itu Cinta… (Part 3)

Chelsea semakin lama semakin menyukai Bagas Rahaman Dwi Saputra, cowok yang super keren itu,tapi berbeda dengan Bagasnya, dia malah menyukai Cindai yang tak lain sahabanya Chelsea.
“Cindai, ke ruang osis yuk” ajak Chelsea ke Cindai saat jam istirahat tiba.
“iya habis ini gue juga mau kesana, mau ngambil cas laptop gue yang kemaren ketinggalan disana” ucap Cindai manis sambil merapikan bukunya ke dalam tasnya.
Chelsea dan Cindai pun berjalan melewati koridor sekolahan, banyak pasangan mata yang melihatnya, mukin iri dengan kecantikannya atau juga bangga dengnnya.
“Kak Cindai, ini kaka da titipan buat kaka” Kata seseorang cewek mungil secara tiba-tiba ngesihkan sesuatu semacam kertas kepada Cindai
“oh dek oca, makasih ya dek, dari siapa?” tanya Cindai dengan suara yang lembut
“dari kaka gue kak” kata Oca sambil malu
“owalah kak Gilang ya?” kata Cindai sambil mengerutkan keningnya.
“iya kak, yaudah ya kak, gue balik ke kelas dulu” kata Oca sambil berlalu dari hadapan Chesea dan Cindai.
“Surat cinta ni yee” ejek Chelsea
“apaan sih loe” kata Cindai lalu masuk ke dalam ruang osis, dan tanpa di duga, Bagas juga ada di sana.
“Eh Cindai ada apa? Eh iya cas loe ketinggalan ya” tanya bagas dengan suara yang lembut. Belum sempat cindai menjawabnya sudah di jawab Chelsea duluan.
“iya gas, Cindai nih teledornya minta ampun” kata Chelsea, cindai hanya tersenyum padahal di hatinya sakit
“mangaknya Chelsea tadi ngebet banget ke sini ternyata ada bagas” batin cindai
“lain kali hati-hati ya dai” kata bagas dengan nada yang lembut
“iya gas, ech gas, gue balik dulu ya, ada tugas yang belum gue kerjain” kata Cindai buru-buru keluar dari ruang osis tersebut
“loe mau ikut ato disisni?” tanya cindai pada Chelsea
“gak gue disini aja, loe sendirian gak papa kan?”
“iya” kata Cinda lembut, dan beralu dari hadapan bagas dan Chelsea, Bagas masih bingung dengan sifat si Chelsea, chelsea sungguh aneh terhadap dirinya.
***
“itu cinta…” kata Bagas tiba-tiba dan berdiri di belakang Cindai saat Cindai lagi duduk di Danau dekat rumahnya, Cindai yang mengetahui kedatangan bagas langsung terdiam kaku.
“ngomong apaan sih loe” tanya Cindai masih dengan kagetnya.
“tadi loe ngomong sendiri, loe ngomong kalau loe deket denganya dada loe ga karuan kan loe tadi ngomong kayak gitu kan” kata Bagas lalu duduk di sampingnya cindai.
“aduh mati gue, bagas denger apa gak ya, kata-kata itu gue tujuin ke dia” batin Cindai
“kok malah bengong si Dai”
“eh iya, eh maaf, ah apa sih”
“ah emangnya yang loe maksud tadi itu siapa?”
“gak siapa-siapa”
“ah jawab jujur aja”
“Dia hanya masa lalu gue”
“ohh, hehe” kata bagas sambil malu-malu
“oh iya gas, loe pernah jatuh cinta?” kata Cindai tiba-tiba dan membuat Bagas menoleh ke arah Cindai dan menatap ke depan lagi
“pernah” katanya saingkat
“rasanya gimna?”
“iya seperti yang loe bilang tadi kalau ketemu orangnya rasanya dada ini mau copot getar terus” kata bagas senaknya yang membuat Cindai tertawa.
“ah bisa aja loe gas” kata Cindai sambil menyenggol bahunya bagas. Dan mereka kembali terdiam.
“oh iya, ngapain loe tadi kesini?” tanya Cindai yang membuat suasana biar tidak hening
“tadi gue diajak kak adit jalan-jalan kesini, eh gue liat loe duduk disini mau gue samperin eh malah loe ngomong sendiri” Jelas Bagas. Mereka pun akhirnya ayik ngobrol kesana kemari.
***
Cindai masih tetap menjaga perasaannya, dia tak ingin membuat Chelsea kecewa dengannya. Betapa mulianya hati si Cindai bberkorban demi sahabnya sendiri.
Tepat disaat itu Chelsea memang tak melihat jalan, dia terlalu banyak membawa buku-buku yang ia ambil dari kantor. Tiba-tiba tidak di sengaja dia menabarak seseorang yangmembuat dia terjatuh demikian dengan buku-buku yang ia bawa.
“Aduh, sakit tau” kata Chelsea dengan nada ngambeknya itu’
“loh Chelsea? Oh maaf ya” kata Cowok tersebut
“loh bagas, iya gas gak apa-apa” kata Chelsea sambil tersipu malu.
“sini gue bantuin”
“gag ah makasih”sambil beresin semua buku-bukunya”
“Chelsea ternyata cantik juga”ucap Bagas dalam hati. Dan Akhirnya mereka pun berdiri dan berpisah jalan di saat itu juga.
***
@Rumah Bagas
“Kak adit” panggil bagas
“hemm”
“kak, kata mama gue jatuh cinta” ucap bagas itu membuat Adit kakanya lalu menoleh ke arhnya.
“sama siapa?”
“Cindai dan Chelsea” kata Bagas sambil tersenyum
“itu mah gak jatuh cinta, itu mah belajar jado playboy”k
“maksud loe kak”
“piker aja sendiri gue mau tidur, dari pada ngurusi adek aneh kaya loe”
“kak”
“apa”
“ahhh”
“iya besok aja gue jelasin, sekarng gue ngantuk”
“asik..” kata bagas lalu tidur di samping kakaknya

Tunggu part selanjutnya. :)

Itu Cinta… (Part 2)

Itu Cinta… (Part 2)

@Sekolahan
“Gas, loe dari tadi ngelamun terus sih” kata Josia sambil menyenggol bahunya Bagas
“Si Bagas mah gak bongong, tepatnya catuh cinta” kata Difa bangga dengan kata-katanya.
“Dasar, Jatuh bukan Catuh” kata Josia sambil menonyor kepalanya Difa, Bagas yang mlihat tingkah laku kedua sahabatnya itu hanya tersenyum. Tak lama kemudia datang dua cewek cantik yang sedang memberi pengumuman kepada murit di kelasnya bagas, Difa, Josia dan lain-lain
“Permisi sebentar ya” Kata Cewek manis yang tak lain adalah Cindai
“Iya kami ke sini mau kasih pengumuman untuk mecatat siswa yang ingin ikut dalam mengisi acara Pergantian kepala sekolah kita, kalau ada yang mau silahkan hubungi gue kalau tidak ya Cindai” kata cewek cantik tersebut.
Saat Cindai dan Chelsea sedang mendata anak-anak yang ikut mengisi acara tersebut, Bagas sempat-sempatnya memperhatikan Cindai
“manis ya..” kata Bagas dalam hati sambil tersenyum. Tak di sangka Cindai pun sempat melihat ke arah Bagas, Bagas yang di lihatin Cindai malah salah tingakah.
“Kenapa loe dai? Kok sneyum-senyum sendiri?” tanya Chelsea sambil mendata anak-anak
“ha.. apa? Ah gak apa-apa kok, anaknya lucu-lucu ya” kata Cindai sambil melirik ke arah Bagas lagi.
“oh iya udahlah, dah kelar nih, yuk mbalik” kata Chelsea sambil berpamitan dengan anak-anak yang ada di kelas tersebut.
“Gas, kenapa sih, bahagia banget kayaknya?” tanya Difa sambil melahap roti yang di bawain mamanya dari rumah.
“liat gak tadi, dua cewek itu” tanya Bagas kepada Difa.
“iya jelas lah gue liat, emang gue buta gak bisa liat dua bidadari itu” kata Difa sambil duduk di atas mejanya Bagas.
“iya itu tadi Cindai”
“oh Cindai, iya ada apa? Loe suka” kata Difa ceplas-ceplos
“gak sih, loe kenal gak sama dia”
“kenal deket sih gak, tapi gue punya nomernya ko”
“kok bisa?”
“iya bisa lah, gue mah cewek cantik yang ada di sekolahan ini punya semua” kata Difa bangga, dan mendapat tonyoran dari bagas.
“muka loe itu yang playboy” kata Bagas sambil keluar dari kelasnya dan disusul oleh Difa.
***
@Ruang Osis
“Akhirnya semua sudah kumpul ya, mari kita buka rapat ini” kata Bagas sambil membuka rapat Osis selaku ketua Osis Idola bintang
“Permisi, sorry gue telat, tadi gue ke tolit dulu” kata Cewek cantik tersebut lalu masuk dan duduk disamping sahabatnya itu.
“Oh iya Chal, loe masuk aja, ya udah gue terusin lagi ya” Kata bagas ambil meneruskan pembicaraannya sedangkan Cindai dan Chelsea malah asik ngobrol sendiri.
“habis dari mana tadi? Untung bagas itu lagi baek, kalau gak mah bakalan di siding loe sama dia” kata Cindai mensehati Chelsea
“iya tadi gue mah ketoilet dulu terus..”
“terus apa”
“emm, itu Bagas ganteng juga ya” kata-kata Chelsea membuat hati Cindai sakit, apakah mungkin cowok yang disukai Chelsea selama ini itu bagas?
“Cindai? Kok malah ngelamun sih?”
“oh iya ada apa? Ech iya bagas ganteng kok, loe suka ya?”
“iya.. tapi bantu gue ya” kata Chalsea dengan nada manjanya, Cindai hanya mengangguk, padahal hatinya sangat sakit mendengar itu semua keluar dari mulut sahabnya itu.
***
Sejak Chelsea mengungkapkan perasannya kalau dia menyukai bagas, Cindai hanya bisa menimpan perasaan itu di dalam hatinya, soalnya dia tak mau kalau persahabatan hancur Cuma gara-gara COWOK.
“Aduh gue bingung, ini cinta ya?” kata Cindai sambil mengelus-elus dadanya
“tapi Chelsea?”
“ah gak ah, mending di pendem aja, kan masih banyak cowok, buat Chelsea aja” kata Cindai lalu tiduran dan akhirnya di tertidur.
***
@Sekolahan
Saat pulang sekolah Cindai lagi duduk sendirian di ruang osis, masih mengerjakan proposal yang harus di kumpulkan besok, biasa sibuk dai kan sekertaris osis di Idola Bintang.
“Loh Cindai? Belom pulang loe?” tanya seorang cowok mengahmpirinya.
“Eh Josia, belom kok Jos, ini masih tangung” kata Cindai sambil meneruskan menatap layar laptopnya itu
“loe sendirian?” tanya Josia lagi sambil meliha-lihat sesuatu yang ada di di laci ruang osis tersbut
“iya, Chelsea gak tau pas pulang sekolah tadi udah ngilang” kata Cindai lagi
“ya iyalah, orang Chelsea aja lagi di kantin tuh sama si bagas” kata Josia seenaknya, dan membua Cindai betrenti dari aktiitasnya, Josia yang menyadari kalau Cindai sangat kaget lalu menanyakanya.
“loe gak papa?” tanya Josia
“gak papa kok, ya udah ya, ini dah selesai tinggal negprint, gue print di rumah aja” kata Cindai lalu mematikan laptopnya dan bergegas pulang, Josia yang tampak aneh itu hanya menganggukkan keplanya dan ikut meninggalkan ruang Osis tersebut
***
@Kantin
“Gas, pulang yuk” rengek Josia saat dia nyampe di kantin
“iya ini juga mau pulang, gue pulang dulu ya Chel, loe atur semua keuangannya ya” kata bagas, kepada Chelsea, memang Chelsea adalah Bendahara Osis di sekolah tersebut.
Chelsea melihat kepergian bagas dengan hati yang sangat kesal karena bagas tak mengantarkannya dia pulang
“Bagas nyebelin banget sih, kenapa coba gak nngaterin gue gitu” kata Chelsea dengan wajah cemberutnya, dan lalu menelpon supirnya untuk mencjemputnya.
***
@Rumah Difa
Saat perjalanna pulang, Bagas dan Josia mampir dulu kerumahnya bagas untuk mejemput Josia maen Band, saat menunggu Difa ganti baju, josia menceritakan tentang kejadian di ruang osis bersama Cindai.
“What? Tadi cindai di ruang osis” kata bagas kaget
“iya? Loe sih asik maen sama Chelsea”
“gue mah gak maen tadi dia panggil gue untuk mabhasa tentang keuangan Osis”
“ooh, tapi Cindai kaya gmana gitu”
“kayak gimana?”
“ya aneh”
“ah loe sih”
“kenapa gue?”
“y aloe sih Jos, ah”
“kenapa sih?”
“gue itu ya gaktau kenapa kalau ketemu Cindai dada gue ini loh gag bisa tenang”
“ah gue tau”
“apa”
“ITU CINTA, broo” kata Josia sambil menekan kan kata ITU CINTA.
“ah, mama gue juga bilang itu cinta” kata Bagas sambil memonyongkan bibirnya.
“hahaha gas-bagas ternyata loe suka sama Cindai” kata Difa saat keluar dari rumahnya.
“eh sialan loe udah siap loe udah ayo berangkat laper gue” kata bagas sambil megangin perutnya.
“Iya udah mampir di restorannya mama gue, habis itu baru kita ke rumah loe gas” kata Josia menambahi
“nah gitu dong” kata bagas dan difa barengan
“ah sukannya yang gerati-geratis” kata josia, bagas dan difa hanya tersenyum kecut.
***

Tunggu selanjutnya ya Di part 3 :)
Likenya ya..